10. Tawaran kerja

546 83 2
                                    

Naruto meneguk air mineral dingin di dalam botol. Bahkan ada sedikit air yang tumpah membasahi dagu hingga lehernya. Ia juga melepas apron dan menaruhnya di meja. Sore ini pengunjung cukup lengang, tidak seperti siang tadi. Tapi ia bersyukur, ternyata penjualan di festival ini cukup drastis. Ia harus berterima kasih pada Hinata. Bicara soal Hinata, ia belum bertemu dengannya disini. Juga belum mampir membeli ramen.

Tumben banget Nata belum kesini. Pasti dia sibuk.

Keringat terlihat bercucuran di pipi tannya. Bahkan kaos yang ia kenakan cukup basah. Hingga memperlihatkan otot kekarnya.

"Konohamaru! Istirahat dulu, jangan di paksakan." Ia meletakkan topinya di atas meja dekat dengan apron.

"Tanggung kak." Ia sama sekali tak menghiraukan perintah Naruto. Remaja itu masih asik mencuci mangkok sambil bersenandung.

Naruto hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya. Sesekali ia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Baru sekarang ia bisa beristirahat.

Tanpa Naruto sadari, seseorang tengah memperhatikan gerak-geriknya. Bahkan dia memandang dengan tatapan memuja juga takjub.

"Apa yang kau lihat?" Tanya seorang teman wanita tersebut. Dia sedang menunggu pesanannya tiba.

"Shizuka, tau gak dia siapa?" Dia menunjuk kedai Ichiraku.

Matanya mengikuti arah yang dia tunjuk. "Ohh itu ramen, biasanya sih dia jualan keliling. Kau harus coba Shion. Enak banget ramennya. " Gadis bernama Shizuka itu menelan ludahnya saat membayangkan rasa ramen tersebut.

"Udah ini aku harus beli. Ternyata dia buka stan juga."

"Soal makanan, kau ribut banget! Aku tau itu ramen. Maksudnya, siapa lelaki yang ada di stan itu?"

Sekali lagi Shizuka melihat lebih jeli stan tersebut. "Itu yang jualannya! Dari pada terus nanya, mending beli aja sana. Abaikan diet ketatmu makan ramen sehari gaakan bikin nambah 10kilo." Ucapnya sebal.

Shion tersenyum menyeringai.

Begitu ya, aku rasa dia cocok. Apalagi dia bisa pergi dari pekerjaannya. Dilihat dari postur tubuh, aku yakin berjualan ramen hanya sampingan.

Dia kembali memasang kacamata hitam. "Aku mau beli ramen." Ucapnya. Seraya pergi menuju ramen Ichiraku. Asisten Shion itu terkejut mendengarnya. Mana mungkin seorang Shion makan sembarangan seperti itu. Setaunya, dia paling anti makanan seperti ini.

Shion adalah seorang pengusaha kosmetik, parfum juga skincare. Produknya terkenal di Konoha dan beberapa negara. Bahkan untuk model kosmetik dan skincare nya, ia selalu menggunakan artis, para pengusaha muda seperti Toneri juga ikut bergabung dengannya. Tapi ada hal lain saat ia melihat Naruto disini. Itu adalah kriteria yang ia inginkan tanpa harus menyewa artis.

Pria berkulit tan, ada tanda lahir unik di pipinya. Dia juga mempesona walau hanya dengan pakaian seperti itu. Jangan lupakan tubuhnya yang kekar dan berotot. Shion jadi merinding di buatnya. Apalagi ia melihat otot tangan yang besar itu.

Shion berjalan anggun menuju stan Naruto. Saat sudah dekat, ia melepas kacamatanya dan menaruh di tasnya yang bermerek.

"Permisi, apa benar ini ramen?" Tanyanya. Beberapa kali ia mencuri pandang pada Naruto yang sedang membelakanginya. Lelaki itu sudah menggunakan apron dan topinya.

Konohamaru yang mendengar itu di buat bingung. Dia emang cantik sih, tapi apa dia enggak bisa baca?

"Tentu saja disini menjual ramen. Anda bisa membacanya diatas." Ia menunjuk papan nama stan milik Naruto.

Pelanggan Setia [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang