21. Misi gagal

567 75 5
                                    

"Kenapa berhenti disini Shizuka?!" Shion bertanya sebal, ia di buat pusing dengan penurunan penjualan parfum laki-laki. Tidak, sebetulnya angka penjualannya stabil. Tapi tampaknya pengusaha cantik ini kurang puas. Ia ingin produknya selalu menjadi trending. Hingga akhirnya, ia meluapkan kekesalannya pada semua staf termasuk dengan asistennya, Shizuka.

Wanita di sampingnya hanya acuh dengan kekesalan Shion. Ia membuka seatbelt dan hendak keluar dari mobil.

"Kau mau kemana?!"

"Gak usah teriak-teriak Shion. Aku cuma mau beli ramen itu, udah tunggu aja bentar!" Shizuka tak kalah berteriak, ia meninggalkan Shion sendiri di mobil.

"Hey! Tunggu--" Atensi Shion teralihkan saat Shizuka menuju salah satu penjual makanan, yaitu ramen.

"Ramen? Rasanya aku pernah lihat penjual itu.." Shion bergumam, tak lama setelah itu ia tersenyum menyeringai dan menyusul Shizuka.

"Saya pesan sat--"

"Shizuka!" Shion segera menarik lengan asistennya lantas ia berbisik. "Pesankan juga untukku."

Wanita itu hanya menatap bosan sang majikan. Lantas ia kembali menuju gerobak ramen. "Saya pesan dua. Takeaway saja."

Naruto hanya mengangguk, dan ia segera membuatkan pesanan Shizuka.

Saat situasi di rasa aman, tidak ada pembeli selain mereka berdua, Shion berjalan mendekati Naruto. Tak lupa, ia menggunakan masker dan kacamata hitam.

"Shizuka" Pengusaha muda itu mengisyaratkan asistennya agar bergeser dari tempatnya berdiri.

Shizuka hanya menurut, dan ia terus memperhatikan Shion yang tampak ingin berbicara dengan penjual ramen tersebut.

"Ehm, kau masih ingat aku?" Merasa ada yang bicara, Naruto menoleh dan mendapati seorang wanita dengan pakaian yang cukup sexy, menggunakan  floopy hat yang cukup lebar. Juga menggunakan masker dan kacamata hitam.

Alis Naruto bertaut, ia merasa tak mengenal wanita ini. "Maaf, siapa ya?"

Shion berdecak sebal. Secepat itu kah dia lupa?
"Aku Shion. Kita pernah bertemu sebelumnya di festival beberapa bulan yang lalu."

"Shion?"

"Ck." Shion membuka masker dan juga kacamatanya.

Naruto cukup mengingat wanita itu dia hanya mengangguk pelan, lantas kembali membuat pesanannya. Hal itu semakin membuat Shion kesal.

"Kau, masih betah berjualan ramen? Tidak berfikir beralih profesi?" Shion memerhatikan pakaian yang di gunakan Naruto. Tampak sekali berbeda, pakaian yang di gunakan juga biasa saja. Bahkan berukuran super besar. Celananya yang... Dia jadi ragu apa benar ini Naruto yang sempat ia kenal di festival?

Pria itu membuka topinya sejenak, untuk menghalau keringat yang mengganggu. Sejak itulah, Shion kembali terpesona dengan ketampanan sang penjual ramen. Ia akui, penampilannya sangat kampungan tapi melihat wajahnya yang tampan, juga rahang tegas, hidung mancung, mata biru yang menawan, jangan lupakan bibir kecoklatan itu berhasil membuatnya panas dingin.

"Enggak sama sekali. Ada apa?" Ia masih tak menghiraukan Shion yang berada di dekatnya, dan masih sibuk membuat ramen. Uap panas kuah ramen bahkan meneroa wajahnya.

Shion menggigit gemas ujung batang  kacamatanya, satu tangannya ia letakkan di dada. Bibir merahnya tersenyum menggoda. "Kau tau? Uang yang di hasilkan akan cukup banyak untuk menjadi model parfumku. Aku bisa meningkatkan laba penjualanku, kau juga punya ketenaran dan popularitas nantinya. Bahkan dengan cuan yang gak sedikit." 

Pelanggan Setia [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang