6 tahun kemudian..
.
.
.
.
."Shikadaii!! Jangan lengah ttebassa!!"
"Hoamm. Merepotkan sekali. Gak ada bola yang kesini."
Seorang anak berambut kuning tersenyum remeh. "Terima ini tendangan maut!"
Inojin menendang bola dan tanpa di sadari Boruto, bola itu menggelinding cepat ke arah gawang yang di jaga Shikadai.
Dan..
Hap
"Ahh sungguh payah!" Inojin hanya mendengus kasar.
Priiiiiiiiittttt
Pluit panjang yang di dengungkan Kawaki mengakhiri pertandingan bola tersebut.
"Pemenangnya tim Boruto!" Seorang anak berusia 9 tahun itu menengahi pertandingan tersebut.
"Yeaaahh" seru Shikadai dan Boruto mereka bersorak riang. Karena akan mendapatkan hadiah yang sudah di janjikan Kawaki.
Kawaki memberikan beberapa coklat dan permen kepada anak-anak tersebut. Tak lupa dia juga memberikan permen lolipop untuk tim Inojin dan Mitsuki yang kalah. Kemudian mereka melanjutkan permainan ninja yang sedang populer.
Sedangkan di samping taman luas tersebut terdapat tiga orang anak perempuan yang memandang bosan.
Krauk kraukk.
"Sarada, Sumire, kalian mau?" Seorang anak perempuan bertubuh gempal dan hitam manis menyodorkan keripik kentangnya.
Kedua gadis itu hanya menggeleng. Pasalnya mereka baru saja memakan taiyaki.
"Kenapa? Sebaiknya kita ikut bermain dengan mereka. Aku sungguh bosan." Keluh anak bermama Choco.
"Tidak mau!!" Ucap Sarada dan Sumire bersamaan.
Krauk krauk "kwalian anweh."
"Hey, kalian mau permen juga?" Ketiga atensi anak tersebut beralih pada seseorang yang datang menawarkan permen.
Wajah anak itu sungguh datar, tapi tetap menawan. "Untukku?" Tanya Choco.
"Untuk kalian." Mereka menerima permen yang di sodorkan Kawaki.
Sumire dan Choco adalah anak komplek sebelah. Satu sekolah dengan Boruto, Sarada, Inojin dan Shikadai. Niat mereka mengerjakan pr bersama namun di saat yang bersamaan orang tua mereka di undang dalam penyambutan anak ke dua Uzumaki. Sedangkan Mitsuki? Dia tidak satu sekolah dengan mereka.
"Makasih Kakak." Wajah mungil Sumire bersemu merah saat mengucapkannya. Kawaki mendudukkan dirinya di samping Sumire, anak itu hanya mampu menunduk dengan wajah memerah.
Tak lama setelah itu para anak lelaki datang menghampiri gazebo yang terletak di taman kediaman Uzumaki itu. Anak-anak itu antusias dan mereka meneguk jus buah tersebut.
"Woaah ada minuman ttebassa! Sarada, hapus keringatku dong. Aku mau minum dulu cape."
"Kenapa harus aku?" Tanya Sarada sewot.
"Aku cape Sarada! Cepat lap wajah aku. Tuh ada tisu." Titahnya. Dia tak peduli dengan wajah kesal Sarada dan terus meneguk jusnya.
"Huh!" Dengan kasar, Sarada menyeka keringat yang berjatuhan di wajah Boruto.
"Hey pelan-pelan ttebassa! Lihat ini tumpah!
"Aku gak peduli, wlee" Sarada menjulurkan lidahnya tanda mengejek. Ia segera berlari karena tahu sahabat pirangnya ini akan mengejar. Dan akhirnya aksi kejar-kejaran di halaman luas itu tak terhindarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelanggan Setia [√]
RandomUzumaki Naruto, seorang penjual ramen keliling yang memiliki mimpi besar. Sama seperti manusia lain. Ia pantang menyerah dan selalu optimis meski ramennya jarang laku. Tapi yang membuatnya bertahan adalah satu pelanggan yang setia. . . Tidak tahu ke...