22. Kontrak

516 73 3
                                    

"Apa itu tawaran... Untukku?"

Wanita itu berbalik dan tersenyum di bakik bibirnya yang merah. "Kalau kau mau, datang ke alamat ini segera." Shion memberikan kartu namanya dan berlalu meninggalkan Naruto yang masih bergeming.

Setelah kepergiannya, ia menatap kartu nama itu. Haruskah dia menerimanya?
Pria itu meraih ponselnya di saku, ia menghubungi seseorang.

"Shika, gimana menurutmu?" Naruto memberitahu perihal tawaran kerja yang di berikan Shion. Tentu, ia meminta saran sahabat nanasnya ini.

"Itu terserah, menurutku enggak buruk juga untuk mencari modal. Tapi apa kau yakin Naruto? Kamu bisa pake uangku untuk modal awal."

"Makasih Shik, tapi aku gak mau repotin kamu. Selama ini kamu udah banyak bantu. Yah, kayaknya aku coba aja deh tawaran Shion." Naruto masih berujar ragu, tapi dia tak punya pilihan lain. Mau bagaimanapun tidak mungkin dia meminjam uang sahabatnya.

"Yaudah, aku dukung keputusanmu. Lagian sementara kan? Hinata, apa dia udah tahu?"

"Belum, nanti aku beritahu dia. Aku yakin dia pasti mengerti."

"Kasih tau segera istrimu. Kalo dia tau dari orang lain nanti akan semakin merepotkan." Sahutnya dengan nada malas.

"Hahah. Tenang, pasti aku kasih tahu dia. Yaudah kalo gitu aku mau kasih tau Konohamaru buat gantiin disini. Sampai jumpa."

Naruto mematikan panggilannya dengan Shikamaru dan menghubungi Konohamaru. Anak itu sudah lulus sekolah dua bulan yang lalu. Semangat sekali di mintai pertolongan.

Setelah berbicara dengan Konohamaru, Naruto memasukkan kembali ponselnya. Tak lama setelah itu datang beberapa pembeli.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Konohamaru datang, ia mengeluarkan isi tasnya berisi jaket.

"Ini Kak jaketnya. Emang Kak Naruto mau kemana?"

Ia tak langsung menjawab, memilih mengabari snag istri terlebih dahulu.

"Pinjem dulu ya jaketnya, kalo aku pulang dulu nanti keburu tutup kantornya. Biasalah ada perlu bentar" Pria itu memakai jaket yang memang pas di tubuhnya. Tidak, sejujurnya ini membuat Naruto sesak. Mengingat perbedaan tubuh Naruto dan Konohamaru yang cukup jauh.

"Kecil banget." Keluh Naruto. Ia tak sanggup untuk menutup seluruh tubuhnya. Akhirnya terpaksa ia tidak menutup jaketnya.

"Ya lah, ototku masih belum terbentuk kayak kakak."

"Makanya, rajin olahraga. Jangan males. Yaudah aku berangkat. Semangat ya jualannya, jangan banyak ngeluh." Ia menepuk pelan kepala Konohamaru. Setelahnya Naruto berjalan meninggalkan Konohamaru dan mencegat taxi.

Beberapa menit kemudian, ia telah sampai di tempat tujuan. Setelah membayar taxi, Naruto memandang sejenak deretan gedung tinggi di pusat Kota ini.

Mata birunya terfokus dengan tulisan besar di atas gedung tersebut. 'M.A.S Group'. 
Kaki panjangnya berjalan memasuki area gedung tersebut.

Setelah bertanya di bagian resepsionis, Naruto di persilahkan menuju lantai 10. Dimana ruangan owner berada.

Pintu lift itu terbuka, dan menampilkan beberapa ruangan yang menurutnya itu adalah ruangan khusus. Seperti ruang pertemuan juga ruangan para petinggi.

Naruto di sambut oleh seorang wanita yang tak kalah sexy dari Shion. Dalam hati ia bertanya, apa perusahaan kecantikan karyawannya selalu berpakaian sexy?

"Ada yang bisa saya bantu?" Naruto lamgsung mengetahui, bahwa yang sedang bertanya di hadapannya ini adalah seorang sekretaris.

Pria itu membuka topinya. Ia tersenyum ramah. "Saya Naruto. Ingin bertemu dengan Nona Shion. Dan sudah membuat janji sebelumnya."

Pelanggan Setia [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang