"Shika, bisa lebih cepat? Perasaanku benar-benar enggak enak." Beberapa kali ia mengusap wajahnya kasar.
Shikamaru yang sedang mengemudi hanya bisa mendengus. "Tenanglah Naruto! Aku sudah maksimalkan kecepatan mobil ini."
Tujuannya sekarang adalah menuju kawasan kediaman Toneri. Hanya itu informasi terakhir yang mereka tahu.
Beberapa notifikasi mengalihkan atensi Naruto. Sedari tadi ia tampak gelisah dan hanya memandang keluar mencari sosok Hinata.
Hinata ada bersamaku. Jika kau peduli padanya, datanglah sendiri. Jangan coba-coba lapor polisi. Jika kau menantang, maka gadis ini akan kami nikmari bersama. ~ 08123445xxx
"Brengsek!!!" Naruto menggeram kesal. Shikamaru menolah pada pria di sampingnya.
"Apa? Siapa yang menghubungimu?"
Naruto tidak langsung menjawab. Ia membuka satu notif lagi.
Send picture.
Seseorang disana mengirim sebuah foto, dimana kedua tangan Hinata di ikat pada pohon. Bahkan setengah kemejanya hampir terkoyak habis. Gadis itu tampak memprihatinkan.
"Sial!! Brengsek!! Apa yang kau lakukan pada Hinata!" Naruto berteriak marah. Ia mencoba menghubungi nomor tersebut, namun tidak di angkat sama sekali.
Shikamaru segera menepikan mobilnya. "Kemarikan ponselmu." Ia melihat pesan yang entah dari siapa.
Satu notif kembali datang.
Datanglah ke kawasan hutan pinus. Sekitar dua kilo dari persimpangan.~ 08123445xxx
"Dia meminta kita pergi ke hutan pinus." Shikamaru kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal.
"Shika pelankan mobilnya. "Naruto berucap dengan wajah yang gusar. Mereka sudah berada di pinggirian hutan pinus. Jalan ini memang jarang di lalui pengendara.
"Itu, aku lihat ada motor. Apa itu milik Hinata?" Shikamaru menunjuk sebuah motor dan juga helm yang tergeletak disana. Dia sama sekali tak melihat kendaraan lain selain motor matic berwarna ungu muda.
Naruto mengangguk. "Kau tunggu disini aja Shika. Ingat pesan yang dia kirim?"
"Tapi gimana kalo itu cuma jebakan?"
"Aku enggak peduli Shika. Disana ada motor Hinata. Dia juga mengirimkan foto letaknya berada di hutan, aku yakin Hinata ada disana."
"Baiklah. Kalo dalam satu jam kamu belum kembali, aku yang akan ambil alih." Naruto mengangguk setuju. Pria kuning itu segera keluar dari mobil Shikamaru dan berlari memasuki kawasan hutan.
Naruto menyalakan flashlight yang ada di ponselnya. Keaadaan hutan di dalam sangat gelap. Ia tetap harus waspada, memicingkan mata, dan menajamkan pendengaran.
"Nata, bertahanlah." Beberapa kali ia bergumam lirih menyebutkan nama Hinata.
Beberapa meter dari tempatnya berlari, samar-samar ia mendengar suara rintihan seorang wanita. Juga tawa beberapa pria.
"Enggak salah lagi. Itu Hinata!" Naruto segera mencari sumber suara berlari dengan susah payah karena akar pohon yang merambat.
Mata birunya membola sempurna saat ia menemukan targey yang di cari. "Hinata!!!" Saat itulah, para pria itu berbalik dan mundur beberapa langkah.
"Apa yang kau lakukan dengannya brengsek?!!" Naruto berteriak marah ia segera berlari dan melihat kondisi Hinata.
"H-hinata.." gadis itu hanya merintih. Air mata sudah tak ada lagi disana. Ia mendongak mendengar nama seseorang yang saat ini dia butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelanggan Setia [√]
RandomUzumaki Naruto, seorang penjual ramen keliling yang memiliki mimpi besar. Sama seperti manusia lain. Ia pantang menyerah dan selalu optimis meski ramennya jarang laku. Tapi yang membuatnya bertahan adalah satu pelanggan yang setia. . . Tidak tahu ke...