2 bulan kemudian...
.
.Beberapa minggu yang lalu, Naruto dan teman-teman resmi membuka kedai usaha ramen Ichiraku milik Naruto. Bahkan sekarang Naruto memiliki tiga orang karyawan termasuk Konohamaru. Setidaknya, untuk sekarang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Tidak hanya menyediakan menu ramen dengan beberapa rasa, tapi Hinata juga memberikan ide untuk menambah satu menu yaitu Shushi.
Kedai yang di kelola Naruto memang tidak terlalu besar, letaknya berada di pinggiran Kota Konoha. Bahkan tempat itu terbilang cukup sepi, namun karena adanya ramen Naruto, sekarang kawasan itu cukup ramai.Sejak terakhir pemotretan, Naruto dan kawan-kawan benar-benar di sibukkan dengan persiapan kedai. Bonus yang ia dapatkan jika di tambahkan dengan modal yang ia punya, ternyata cukup untuk mengurus segala kebutuhan kedai. Bagi Naruto, dengan adanya sosok Hinata di sampingnya yang selalu mendukung, membuatnya tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru. Karena sekarang, ada kekuatan lain yang menggenggam tangannya.
My Dream
1. Lulus Sr. High School ✓
2. Membuat usaha ramen ✓
3. Membahagiakan Paman Iruka✓
4. Jualan laris, habis ✓
5. Membuka cabang
6. Punya ruko sendiri✓
7. Punya karyawan✓
8. Punya rumah
9. Punya kendaraan pribadi (mobil)
.
.
.
99. Pendamping hidup✓
100."Syukurlah, mimpimu tercapai dengan perlahan Bang." Hinata menatap kagum tulisan di dinding yang lusuh tersebut.
Naruto berjalan mendekat. "Bang Naru fikir, punya pendamping hidup kalo Bang Naru udah jadi orang kaya. Tapi takdir berkata lain."
"Bang Naru nyesel, nikah secepat itu?" Hinata bertanya tanpa memandang Naruto. Bahkan suaranya seperti tercekat.
Pria itu memeluk pundak mungil sang istri. Ia tersenyum. "Jangan berfikir begitu! Justru ini jalan takdir Bang Naru, jalan kita. Akhirnya apa yang Naru inginkan terwujud."
"Emangnya apa?"
Wajah Naruto sedikit merona. "I-itu Bang Naru bahagia, menggapai mimpi gak harus sendirian. Ada Nata, yang selalu di samping Bang Naru. Juga Shikamau dan Konohamau yang selalu mendukung."
Hinata lebih merapatkan lagi tubuhnya. Ia bahkan menyender pada dada bidang Naruto. "Makasih Bang, udah percaya sama Nata."
Justru aku Nat. Aku beruntung punya kamu. Miliki kamu. Aku harus banyak berterima kasih sama Toneri yang udah jebak kita. Hehehe
"Tunggu sebentar lagi ya, kita beli rumah. Masih mau menunggu?"
Gadis itu memandang suaminya dan tersenyum sangat manis. "Enggak mau! Mari kita berjuang sama-sama Bang Naru." Ia memeluk erat tubuh Naruto.
Seseorang datang memasuki apartemen lamanya, sontak mereka melepaskan pelukannya.
"Eh maaf ganggu." Ujarnya seraya tersenyum kikuk. Melihat kakaknya sedang berduaan dengan sang istri.
"Ck. Kau menganggu aja. Hahah." Remaja itu hanya tertawa, di wajahnya sama sekali tak terlihat mengeluh. Padahal, dirinya lebih lelah dari Naruto. Dari mulai mempersiapkan bahan di pagi buta dan menyiapkannya di kedai.
"Konohamaru, aku lihat kau belum mengunjungi rumah bibimu. Apa gak kangen sama adikmu?"
Remaja itu menghentikan kegiatannya yang hendak melipat baju. Dia melirik pada Naruto. "Ya, suatu hari nanti Kak aku pasti berkunjung ke Suna." Sejujurnya, ia teramat merindukan adiknya. Selama ini dia hanya mengirim uang pada bibinya. Ada kalanya remaja itu ingin pulang sejenak, tapi ia merasa segan terhadap Naruto. Rasanya tidak enak meminta libur di kala usaha ramennya belum genap seusia jagung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelanggan Setia [√]
AléatoireUzumaki Naruto, seorang penjual ramen keliling yang memiliki mimpi besar. Sama seperti manusia lain. Ia pantang menyerah dan selalu optimis meski ramennya jarang laku. Tapi yang membuatnya bertahan adalah satu pelanggan yang setia. . . Tidak tahu ke...