3. Three [ affah iyh ]

70.7K 9.4K 4.7K
                                    

🌟 Happy reading 💘

Absen pake nama panggilan kamu ->

Gimana kabar hari ini?

Enjoy ya!<3

****

"Sumpah, ya! Gue tuh nggak ngerti lagi, ini kenapa sekolah elit nggak bisa nemuin cepet pelakunya!" omel Crystal sembari mengibaskan rambutnya ala model. Ia sudah tidak mengikat rambutnya karena ingin tampil elegan di kamera.

Crystal lalu memasang jepit rambut berbentuk kupu-kupu di rambutnya. Jepit warna putih dilapisi berlian berkilauan itu selalu menjadi ciri khasnya.

Di depannya sudah banyak siswa-siswi yang mewawancarainya sembari memegang ponsel. Flash juga dinyalakan. Bahkan ada satu lelaki yang kerjanya memegang pulpen layaknya mic didekatkan pada bibir Crystal. Benar-benar seperti mewawancarai artis.

Selain cantik, Crystal juga dikenal sebagai adik kelas yang populer, kaya, sekaligus pembangkang. Aura elegan begitu terpancar. Apalagi setiap hari berganti-ganti perhiasan yang dipakainya.

"Lo katanya sampe demam ya, Tal?" tanya lelaki agak bencong yang memegang pulpen.

Salah satu cewek dengan rambut kepang dua menyahut, "Demi apa lo demam?!" tanyanya tak percaya. "Berarti kemaren lo nggak berangkat karena demam?!"

Crystal mengangguk antusias dengan mimik muka sok depresi. "Iyaaa, gue tuh syok."

"Sebau itu kah jigongnya sampe lo demam?!" tanya salah satu cewek berbadan gempal.

Crystal menahan tawanya. Lebih memilih tak menjawab itu.

"Crystal, suaranya gimana pas ngancem lo? Fals kah?" tanya lelaki bencong itu lagi.

Crystal mengangguk lalu bergidik ngeri membayangkan kejadian itu. "Sumpah, ya. Dia itu suaranya ngeri banget, kaya om-om pedofil gitu."

Crystal berbohong. Faktanya, suara penjahat malam itu benar-benar keren. Nadanya bariton, intonasi rendah, serta hembusan napas yang bau mint meniup telinganya. Kemudian Crystal menoyor kepalanya sendiri agar ingatan itu hilang.

"Matanya warna grey," imbuh Crystal. Tatapan penjahat malam itu mampu membuatnya terintimidasi.

"Ada lagi?" Salah satu cewek yang sedang menulis di notebook bertanya, seolah berita Crystal ini sangat penting sampai dicatat.

Crystal berpikir sejenak sembari mengetuk-ngetuk dahinya dengan telunjuk. Ia kembali mengingat malam kelam itu.

"Kata penjahat itu gue A+," kata Crystal sembari cemberut.

"DIPIKIR MUKA GUE KAYA KERTAS UJIAN APA?!" sentaknya kesal membuat orang-orang di sana kaget.

"Sabar-sabar ...." ucap mereka menenangkan Crystal.

Helaan napas terdengar berat. Crystal benar-benar lelah menceritakan kejadian ini.

"Gue tuh, cuman mau ketemu aja sama si pelaku. Mau gue umpatin sampe tuh kuping panas, sama gue elus bibirnya pake pedang samurai," geram Crystal.

"Jadiin singkong aja nggak, sih?" sahut salah satu orang.

"Lo kasih obat kumur aja biar jigongnya nggak bau, Crys."

"Kata gue sih suruh perkumpulan bencong di perempatan bikin mentalnya breakdance aja."

"Kalo saran gue, mendingan dia masukin penjara yang banyak premannya biar dieksekusi tuh di penjara."

Drystan : Sweet But Fierce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang