Kenneth berjalan di koridor rumah sakit, dia ingin menenangkan dirinya di roftof agar bisa mengendalikan diri untuk tidak menghajar si brengsek Richard
Saat menunggu lift terbuka, seseorang keluar dari sana yang tanpa Kenneth duga adalah ayahnya sendiri
"What are you doing here?" Tanya Kenneth bingung melihat ayahnya si workaholic berada ditempat lain selain kantor
"Tentu saja menjenguk aleasha" jawab allard ringan
"Memangnya Mau kemana kamu, kenapa tidak diruang rawat Shasa" lanjut allard
"Disana ada sibrengsek Richard, dad I don't like him"
"Baiklah ayo bicara di atas"
Akhirnya mereka naik ke roftof bersama dan duduk di kursi yang sudah ada disana
"Daddy tahu siapa dalang dibalik semua ini?"
Allard mengedikkan bahunya "I know, tapi aku tidak ingin ikut campur jadi kau cari tahu saja sendiri"
Kenneth berdecih kesal, dia ingin tahu tanpa ribet harus menunggu suruhannya mendapatkan informasi dan menebak-nebak tidak jelas. Tapi ayahnya berprilaku menyebalkan
"Kenapa kau sangat membeci Richard?" Tanya allard
"Mirror please, Daddy bahkan bermusuhan dengannya dari SMA"
Padahal dulu mereka bersahabat hanya karena masalah wanita semuanya hancur sungguh kekanak-kanakan
Allard mengangkat sudut bibirnya tetapi tidak menjawab
Setelah itu mereka saling diam untuk waktu yang sedikit lama
"Bukan berarti karena aku anak laki-laki aku tidak akan sedih jika kalian berpisah" ucap Kenneth sambil menatap menatap ke atas langit
Allard menatap putra semata wayangnya tanpa memberi tanggapan
"Jujur aku benci pada dirimu, tapi lebih benci diriku sendiri yang malah lebih dekat denganmu daripada ibuku sendiri. Tidak dipungkiri aku juga sangat sakit hati saat kau membuat orang yang melahirkan ku kedunia ini meneteskan air matanya karena mu"
"Aku sangat menyayanginya, tidak bisakah kalian tetap bersama" pintanya dalam
Kenneth terkekeh hambar lalu mendengus
"lupakan, Just kidding"
Lagipula keluarganya sudah hancur bahkan sebelum dia lahir, dia pasti akan baik-baik saja selama ada Shasa disampingnya. Dia benar-benar menyumpahi takdir yang menyangkut pautkan hidupnya dengan masa lalu keluarganya
****
"Ken!" Seru aleasha saat melihat kedatangan kekasihnya
Richard melirik Kenneth sebentar, lalu menatap kembali putrinya
Kenneth berjalan ke sisi brankar rumah sakit dan mengusap lembut Surai Shasa saat gadis itu memeluknya
"Are you happy?"
Shasa mengangguk di perut Kenneth "Shasa seneng karena papah dateng tapi lebih seneng karena papah gak bakalan sering-sering keluar negeri lagi, Ken tahu gak? Papah sekarang bakalan tinggal sama Shasa dirumah, jadi Shasa gak perlu nginep terus deh di rumah Ken"
Kenneth tersenyum namun didalam hatinya dia benar-benar ingin menghancurkan Richard, dia merasa semua orang berusaha memisahkan nya dengan Shasa padahal gadis itulah satu-satunya alasan dia bertahan hingga kini
"aku pergi sebentar ya" ucap Kenneth
Shasa mendongak lalu menggeleng sedih, dia tidak mau "Ken mau ninggalin Shasa lagi?"
"Kamu seneng disini sama Richard right?"
Shasa mengangguk "tapi Shasa gak mau Ken pergi"
"Aku ada urusan sebentar" jawab Kenneth
"Urusan apa? Emangnya gak bisa Louis aja yang selesain" tanya Shasa
"Gak bisa" jawab Kenneth datar
"Ken kenapa? Maafin Shasa.." gadis itu meremat kaos Kenneth
Shasa bodoh, sudah pasti Kenneth kesal karena dirinya terlalu sibuk dengan papahnya hingga tidak sengaja mencueki cowok itu
Kenneth mengecup bibir Shasa sekilas "sebentar hm?"
"Shasa bilang nggak mau!"
Kenneth menatap Shasa yang kini mengeluarkan air matanya, kali ini dia tidak luluh karena benar-benar butuh waktu sendiri tetapi entah untuk apa
"Bukannya kamu bahagia hm? Hidup sama Richard, kenapa nangis padahal aku cuman tinggalin kamu sebentar"
Richard membuang wajahnya ke samping saat Kenneth menatap remeh dirinya
"Sekarang kamu nikmatin waktu kamu bersama papah kamu itu, aku pergi dulu" ucap Kenneth lalu melepaskan tangan Shasa dari pinggang nya
"Ken.. Shasa nggak mau.."
Richard memeluk putrinya "sayang sudah, masih ada papah. Lea nggak seneng?"
Shasa tetap menangis meminta Kenneth
****
Kenneth menatap dirinya sendiri di cermin kamar yang berada di apartemen nya, aura cowok itu lebih gelap dari sebelumnya
"I really hate you" ucapnya datar pada diri sendiri
Kenneth tertawa terbahak-bahak melihat dirinya sendiri di cermin "fucking bastard!"
BRAKK
Kenneth memukul cermin itu berkali-kali hingga hancur, dia benci melihat dirinya sendiri. Tangannya mengepal sambil menggenggam pecahan kaca tersebut. kali ini dia tersenyum entah mengapa semakin dia melukai dirinya sendiri semakin dia ingin tertawa karena senang
"Kenapa lo bodoh banget sih Kenneth, aleasha bahkan udah gak butuhin lo lagi!" Kenneth berbicara sambil menghancurkan apapun yang ada disekitarnya
Dia mengambil lampu tidur dinakas lalu melemparnya ke dinding
"Baby sorry I hurt you" lirih Kenneth saat potonya bersama Shasa tak sengaja terlempar
"Haruskah aku hukum diriku sendiri?" Tanya Kenneth sambil tertawa
Dia berjalan ke arah laci nakas mengambil sesuatu yang sudah lama ia tidak pegang, belati kecil favoritnya
Kenneth bersiul sambil berjalan kearah kamar mandi mencari cermin yang ada disana untuk menatap kembali dirinya sendiri
Cowok itu mulai menyingkap kemeja putihnya. Dimulai dengan satu sayatan kecil, lalu sayatan kedua mulai memanjang dia ulang sebanyak dua kali. Setelah cukup Kenneth melempar belati itu ke sembarang arah, dia menutup matanya sambil merasakan darah yang mulai keluar dari lukanya
"Boleh gak sih gue cape?" Tanya Kenneth bersamaan dengan air matanya yang keluar untuk pertama kalinya
KAMU SEDANG MEMBACA
KENNETH [Possesive boyfriend]
Roman pour AdolescentsIni Tentang Kenneth Superhero nya Shasa Ya, Sejak kejadian itu gadis bernama Aleasha sangat bergantung kepada Kenneth maxilliam Maxwell dan begitupun juga sebaliknya entah kapan dan bagaimana mereka jatuh cinta yang pasti mereka sudah terikat sejak...