"Kenapa kau tidak memberi tahunya? Dia pasti akan senang sekali mendengarnya Utahime!"
Utahime tertawa geli, ia tidak bisa melihat wajah adik iparnya yang sangat semangat sekali setelah tahu ia akan menjadi seorang paman sebentar lagi.
Nanami bahkan sampai meneteskan air matanya setelah mendengar pengakuan ibu dari calon keponakannya itu. Nanami juga menantikan momen ini.
"Rasa lelah ku hilang setelah mendengar ini. Dua minggu berkeliling tapi setelah mendengar ini—rasa semangat ku kembali muncul!"
Utahime mencoba menghentikan tawanya lalu menarik nafas. "Tenang, tenang lah Nanami.. aku akan memberi tahunya sebentar lagi. Entah bagaimana reaksinya.."
***
[13:00]
Jam waktunya makan siang pun tiba, Gojo menarik seluruh ototnya yang kaku setelah tiga jam ia duduk di depan komputer sambil melihat layar yang membuat matanya sakit.
Gojo mengendarkan seluruh pandangannya, ia melihat teman sekantornya pergi ke kantin kantor untuk makan siang. Gojo hanya menunggu bekal dari Utahime tapi dari tadi tidak kunjung datang.
Padahal perut Gojo sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu.
"Gojo! Ada kiriman untuk mu!" Salah satu teman Gojo berteriak di depan pintu memanggil namanya. Gojo pun segera menghampiri dan mengambil kiriman tersebut.
Gojo membuka bungkusan itu dan melihat bekal makan siang yang di kirimkan oleh Utahime untuk dirinya beserta sebuah kertas ucapan. Bibir Gojo melengkung membuat senyuman manis melihat betapa manis istrinya tersebut.
Gojo sudah sangat tidak sabar untuk memakan bekal tersebut. Ia melihat lauk makan siang yang sangat menggoda selera makannya dan harum masakan yang wangi.
Gojo terdiam sebentar setelah menaruh bekal tersebut di atas meja, ada sesuatu benda yang asing dan seharusnya tidak ada di dalam plastik tersebut.
Gojo menatap benda itu lamat-lamat, benda pipih kecil dengan menunjukan dua garis merah di tengah. "Hei, apa kau tahu ini apa?" Tanya Gojo ke teman kantornya itu.
"Kau mendapatkan itu dari mana?"
"Dari bawah tempat makan ku.. aku tidak tahu ini apa. Tapi apa kau tahu?"
Temannya langsung tertawa melihat kepolosan Gojo saat itu, bahkan sampai menepuk-nepuk bahu Gojo sebab tertawa geli. "Hei, kau sangat polos! Itu benda berharga!" Ucap temannya.
"Maksudmu bisa di jual?"
Temannya mengambil tespack tersebut lalu menunjuk ke dua garis merah itu. "Ini adalah alat untuk memeriksa kehamilan seseorang, dan dua garis merah ini menunjukan kalau hasilnya positif yang berarti orang itu sedang hamil."
"Lalu?"
"Gojo, kau akan menjadi ayah!! Istrimu sedang mengandung anak mu!"
Gojo langsung mematung mendengar ucapan temannya itu, ia masih tidak percaya. "I'm gonna be daddy? I'm gonna be dad!?" Tanya Gojo sambil menggoyangkan bahu temannya itu.
"Yes! Congratulation!! You're gonna be dad Gojo!!"
Gojo langsung melompat-lompat bahagia di kantornya sambil berteriak kalau ia akan menjadi seorang ayah. Semua teman-teman di kantornya ikut bahagia sambil mengucapkan selamat ke pria itu.
***
[17:00]
Gojo memberhentikan motor miliknya di depan rumahnya. Ia benar-benar menepati janjinya untuk pulang lebih awal hari ini. Wajahnya terlihat sangat senang karena ia tidak sabar mendengar pengakuan Utahime secara langsung.
![](https://img.wattpad.com/cover/314712026-288-k305103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...