Keesokan harinya, Tokyo, Jepang. Yuuji akhirnya menginjakan kakinya di kota ini setelah sekian lama ia tidak kemari. Tidak banyak yang berbeda, semuanya hampir sama saat ia terakhir kali kemari.
Tokyo, Yuuji merindukan suasana kota ini. Kota dengan seribu kenangan buruk dan seribu kenangan indah. Saat ia tiba di bandara, Yuuji langsung merasakan sesuatu yang pernah ia rasakan. Tanah kelahirannya tidak akan mungkin ia lupakan walau sudah menetap di London.
Saat keluar dari bandara, Yuuji langsung di jemput oleh supir pribadinya dan ia pun segera berangkat untuk mencari Nobara. Yuta sudah memberi tahu kalau Nobara pindah tetapi tidak terlalu jauh dari rumahnya yang dulu.
Ah, Yuuji rindu sekali melihat papan-papan yang menyala di pusat kota Tokyo. Tokyo yang identik dengan keramaiannya sebab semua orang berkumpul di sana untuk belanja, sekedar berjalan-jalan atau kerja di sana.
Tangannya memangku kepalanya, sambil tersenyum Yuuji kembali mengingat memori-memori saat ia berada di sini tujuh tahun yang lalu. Manis, memori itu sangat indah di kepalanya yaitu ketika Inumaki, Yuta dan Nobara memberikannya kejutan ulang tahun di sini.
Ketika tidak ada yang mengingat ulang tahunnya, hanya ketiga sahabatnya itu saja yang mengingat ulang tahunnya. Gojo? Ya dia ingat, tetapi itu juga hari kematian Utahime. Ia tidak akan mungkin mengucapkan selamat kepada Yuuji.
Gojo sama sekali tidak pernah mengucapakan selamat ulang tahun kepada Yuuji.
Setelah berada di dalam mobil selama empat puluh lima menit, akhirnya Yuuji sampai di tempat tujuannya. Ia sudah mendapatkan info dari Yuta soal jadwal Nobara dan dimana gadis itu berada.
Nobara harus mengerjakan pekerjaannya hari ini sampai pukul dua siang lalu pergi makan siang bersama Inumaki sebab laki-laki itu mengajak Nobara keluar.
Yuuji mengendarkan pandangannya ke seluruh jalanan yang ada di depannya, hanya ada kendaraan yang melaju di depannya. Agak sulit mencari mereka berdua di tempat keramaian seperti ini.
Kepalanya berhenti menoleh ketika menangkap atensi kedua orang yang saling berbicara di depan sebuah restoran cepat saji di seberang jalan dirinya berada. Yuuji tersenyum lebar, ia tahu kalau itu adalah Inumaki dan Nobara.
"Ha, tidak. Aku rasa mereka salah menghitung! Tidak mungkin harga totalnya mahal seperti ini.. terakhir kali aku makan di sini dengan menu yang sama tidak mahal seperti ini." Keluh Nobara, ia melipat wajahnya kesal ketika harga makanan yang ia pesan tidak sesuai ekspetasinya.
"Tapi Nobara... memang harganya seperti itu. Kau mau mengharapkan apa? Sudah tertera juga harganya seperti ini... mungkin—harganya sedang naik."
Nobara menghelakan nafasnya, ia tidak paham mengapa harga restoran cepat saji yang biasa ia kunjungi harganya menjadi melonjak seperti itu. Gadis itu memang seperti itu, selalu melihat harga setiap akan membeli sesuatu walaupun harga tersebut murah.
Kalau kata Inumaki, Nobara itu pelit.
Yuuji segera berjalan menghampiri mereka berdua yang sibuk dengan masalah harga. Yuuji melihat penampilan kedua temannya yang sangat berbeda, mereka menjadi tumbuh besar sama seperti dirinya.
"Hai?"
Inumaki dan Nobara kompak menoleh dan melihat laki-laki dengan pakaian formal, berambut merah muda setengah—tengah berdiri di hadapan mereka. Dengan senyumannya yang merekah, mereka langsung mengenal seseorang yang berdiri di depan mereka.
"Yuuji.."
"Hai Nobara? Aku pulang.."
Perlahan mata Nobara mulai digenangi oleh air, bibirnya bergetar tidak bisa mengucapkan kata-kata. Yang ia bisa lakukan dan tunjukan hanyalah mengeluarkan air mata kerinduan yang saat ini sudah mengalir deras di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Fiksi PenggemarGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...