Gojo berdecak, memijat pelipisnya, kepalanya sangat pusing sekarang melihat kondisi Megumi yang sedang terluka parah. Tetapi laki-laki itu hanya terdiam, tidak mengeluarkan ekspresi bersalah atau malu.
"Kenapa bisa seperti ini ha!? Kau kenapa Megumi!?"
Megumi hanya diam, lebih tepatnya tidak peduli. Gojo hanya tidak habis pikir, Megumi membuat dirinya malu dengan bertarung sampai di pisahkan oleh guru-guru. Megumi juga mendapatkan skor dari sekolah selama satu bulan.
"Kenapa hanya kau yang di skor!? Kenapa si Yuta itu tidak? Kau yang memulainya duluan Megumi!?"
"Aku tidak tahu Papah! Asshhhh! Kau sangat berisik!" Megumi meringis, saat ini ia tidak bisa membuka mulutnya lebar-lebar atau bahkan berteriak kencang. Rahangnya sangat sakit akibat pukulan Yuta.
Gojo memejamkan matanya lalu berpaling keluar dari ruangan Megumi. Ia menuju ke resepsionis untuk melakukan pembayaran, ia harus mengeluarkan uang banyak sebab kesalahan Megumi.
"Ya, ya aku akan kesana sebentar lagi. Pasien atas nama siapa? Yuuji? Hey tunggu, aku kesana!"
Tangan Gojo yang mau mengeluarkan kartu miliknya tertahan, ia mendebgar suara yang ia sangat kenal, dan juga suara itu menyebutkan nama Yuuji.
Gojo menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu giliran mereka di panggil untuk melakukan pemeriksaan.
"Shoko? Itu suara Shoko. Tapi kenapa dia ada di rumah sakit ini?"
Gojo melihat ke arah nama rumah sakit tempat ia berada, ini bukan rumah sakit biasanya Shoko bertugas, jaraknya lumayan jauh dari rumah Shoko.
"Dia menyebutkan nama Yuuji, tidak-tidak mungkin Yuuji ada di sini." Gojo langsung membuang pikiran-pikiran buruknya. "Maaf Tuan, kartunya mana?"
"Ah iya, maaf.." Gojo pun langsung memberikan kartu miliknya dan memasukan pinnya.
"Kau yakin dia ada di sini Inumaki?" Inumaki dan Nobara masuk ke dalam lobby rumah sakit. Mereka menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekitar mencari Resepsionis.
"Di sana, kita tanya kepada suster saja." Ucap Nobara. Mereka berdua pun segera menuju ke Resepsionis.
"Terima kasih.." setelah mendapatkan surat-surat bukti pembayaran, Gojo pun langsung pergi dari meja Resepsionis.
Ia melihat semua total rumah sakit untuk perawatan Megumi, lumayan banyak tetapi ia sangat kesal karena mengeluarkan uang hanya untuk hal seperti ini. Hal yang membuatnya malu.
"Maaf, apakah aku boleh bertanya sesuatu? Apakah Dokter Shoko berjaga di sini? Maksudku apakah dia memiliki jadwal pertemuan?" Tanya Inumaki.
"Memangnya siapa yang ingin di periksa?"
Nobara langsung menggeleng. "Kami tidak ada yang sakit, kami hanya ingin bertemu dengannya. Apa ada?"
Suster itu mengangguk. "Ya, dia ada di sini. Tapi kalian harus menunggunya ya, dia sedang mengurus pasien yang sedang dalam perawatan khusus. Kalian bisa duduk di sana.." suster itu menunjuk ke arah kuris kosong.
Nobara tersenyum begitupun dengan Inumaki. Akhirnya mereka menemukan titik terang dari pencarian mereka untuk mencari Yuuji. Mereka hanya tinggal bertanya tentang Yuuji kepada Shoko, termasuk keberadaanya.
Sudah sekitar lima belas menit, Shoko masih belum datang untuk menemui mereka. Tapi mereka masih bisa sabar untuk menunggu Shoko, mereka juga mewajarkan karena Shoko adalah seorang dokter.
Inumaki hanya sibuk melihat orang berlalu-lalang keluar masuk rumah sakit. Ada yang baru di turunkan di ambulan atau pasien yang sudah lanjut usia.
Inumaki menoleh ke sampingnya, ia melihat ada seorang pria berkaca mata dan berambut kuning duduk di sampingnya. Awalnya Inumaki merasa bingung, kenapa pakaian pria itu sangat formal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
أدب الهواةGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...