"Shoko, aku mohon.. makanlah walau hanya sesuap. Aku mengkhawatirkan kesehatan mu.."
Geto sejak pagi memohon kepada Shoko untuk makan walau hanya sedikit saja. Tetapi Shoko menolak keras, enggan sama sekali menoleh ke arah makanan yang sudah di siapkan oleh Geto untuknya.
Pasalnya, saat hari pernikahan Yuuji—Shoko memang sedang tidak berada di Tokyo. Ia sedang bertugas di Korea sekaligus belajar di sana. Shoko tidak bisa kembali saat itu, tetapi sebelum acara di mulai Shoko sudah berkomunikasi dengan Yuuji dan mengucapkan selamat.
Tetapi, setelah mereka saling berbicara lewat telepon. Kejadian tak terduga terjadi. Shoko tidak tahu apa-apa soal kematian Yuuji karena Geto dan yang lainnya tidak memberi tahu apapun. Karena Geto belum siap mengatakan apapun kepada Istrinya itu.
Shoko kembali setelah tiga hari kejadian itu karena ia memiliki perasaan dan naluri yang kuat dan mengharuskannya untuk kembali. Dan tanpa di duga ia mendengar kabar buruk tersebut, kabar tentang keponakannya yang meninggal sebab ulah berandal di hari pernikahannya.
Shoko langsung jatuh pingsan saat itu juga. Setelah bangun dari pingsannya, Shoko hanya bisa menangis di atas tempat tidur. Menyebutkan nama Yuuji berkali-kali sambil menangis sesegukan.
Geto juga sudah mengajak Shoko ke makam Yuuji dan tentu saja ketika sampai, tangisan Shoko langsung pecah. Ia menangis histeris di depan makam Yuuji.
"Yuuji! Yuuji!! Kenapa meninggalkan Bibi? Kenapa? Kemarin hari pernikahan mu, seharusnya kau bahagia sekarang. Tapi kenapa seperti ini nak? Kenapa?'
Di depan makam Yuuji pula Geto menceritakan semua kejadian lengkapnya kepada Shoko. Semuanya telah berubah setelah kejadian itu, tidak lagi sama.
"Aku gagal menjaganya Geto! Aku gagal! Aku tidak bisa menerima kepergian Yuuji secepat ini, aku tidak bisa! Utahime akan kecewa sekali padaku."
"Jangan menyalahkan dirimu.. ini bukan salahmu. Kau sudah sangat baik menjaganya, mengkhawatirkannya. Kau adalah Ibu pengganti yang baik untuk Yuuji."
Padahal Shoko berharap setelah kembali dari Korea, ia akan merasa bahagia melihat pasangan baru itu. Tetapi semuanya kandas, tidak sesuai dengan harapannya.
Shoko masih terus menangis, memegang bingkai foto Yuuji yang memang Shoko tempelkan di dinding kamarnya. Ia merindukan seorang anak laki-laki yang ia timang saat pertama kali datang ke dunia. Seorang anak laki-laki yang di titipkan oleh sahabatnya.
"Geto, apakah Tuhan tidak adil kepada hidupnya? Hidupnya sudah sangat berat sejak dahulu, tapi di saat ia diberikan kebahagian.. semua itu direnggut kembali. Bukan sesuatu yang di berikan kepadanya untuk bersama selamanya. Ia hanya ingin bahagia."
Geto menunduk, ia tahu seberapa penderitaan anak itu sejak dulu. Ia adalah saksi hidupnya.
"Shoko.."
"Geto aku ingin dia kembali.. di sini, bersama ku, duduk berdua di sampingku. Aku ingin mendengar ceritanya, aku ingin mendengar segala sesuatu yang keluar dari mulutnya. Aku merindukannya.."
Tangisan Shoko tiba-tiba saja pecah, Geto pun langsung segera memeluk Istrinya itu. Mendekapnya dengan hangat sambil menghapus air matanya.
"Hei tenanglah.. Yuuji tidak mau melihat mu menangis seperti itu. Dia tidak suka melihatmu menangis. Dia juga tidak suka melihat Ibunya menangis Shoko.."
"Aku Ibu yang buruk.."
"Jangan berkata seperti itu. Kau melakukan yang terbaik, kau berhasil menyelamatkannya dulu. Dia ingin kita semua bahagia, jauh dari kata penderitaan. Dia menyayangi kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...