17 tahun kemudian..
"Megumi!"
Megumi memberhentikan langkahnya tepat di depan pintu rumah yang hendak menuju motornya yang sudah terparkir di depannya. Ia memberhentikan langkahnya sebab mendengar suara yang memanggil namanya dari dalam.
Ia mendengus lalu menoleh ke belakang sambil membenarkan tasnya yang ada di pundak. Ia melihat atensi laki-laki berambut merah muda dengan seragam lengkap dan sangat rapih berdiri beberapa langkah darinya.
"Kenapa?"
Laki-laki itu memegang jas sekolahnya dan menunduk. "Bolehkah aku menumpang untuk ke sekolah?" Ada rasa gugup di dalam dirinya untuk menanyakan hal itu kepada Megumi.
Megumi menatap sebentar, lalu beralih ke motornya seperti tidak mempedulikannya. "Kau berangkat lah sendiri Yuuji. Aku buru-buru." Ucap Megumi lalu menyalakan motornya itu.
"Tapi kan—"
Megumi langsung berangkat begitu saja tanpa mendengar perkataan Yuuji terlebih dahulu. Yuuji hanya menghembuskan nafasnya, sudah biasa akan sikap Megumi yang seperti itu padanya.
Padahal Yuuji dan Megumi satu sekolah sejak SMA kecuali saat mereka SMP mereka beda sekolah. Megumi di SMP ternama sedangkan Yuuji di SMP biasa.
Yuuji menatap jam di dinding, sudah hampir pukul tujuh pagi dan sekolah akan di mulai setengah jam lagi. Yuuji bingung harus bagaimana, kalau naik kendaraan umum pasti dia akan terlambat.
Bus pagi ini sangat lambat datangnya, pasti Yuuji tidak akan sampai tepat waktu dan akan di hukum ke sekian kalinya. Tidak ada kendaraan lagi, karena Yuuji memang tidak di berikan kendaraan sendiri oleh Gojo.
"Selamat pagi!"
Yuuji melihat ke arah pintu, ada pria tinggi berambut panjang dan di kuncur di sana. Yuuji tentu saja kenal siapa pria yang baru saja mengucapkan "selamat pagi" padanya.
"Eh, paman Geto? Selamat pagi. Tumben pagi-pagi ke sini? Papah udah berangkat dari tadi. Mungkin siang baru ke sini untuk makan siang mungkin?"
Geto menghampiri Yuuji sambil tersenyum lalu mengelus kepalanya. "Kenapa belum berangkat? Ini udah hampir jam tujuh loh.. nanti terlambat."
"Ha iya, Yuuji ini baru mau berangkat."
"Dimana Megumi? Kenapa tidak berangkat bersamanya?"
"Megumi tadi—"
"Ayo berangkat bersama ku. Paman Geto antarkan sampai di depan gerbang atau sampai kelas Yuuji pun paman antarkan."
"Eh, tidak udah repot-repot paman. Yuuji bisa berangkat sendiri."
Geto menarik tangan Yuuji. "Sudah ayo, jangan menolak. Sebelum kamu mendapatkan surat dari sekolah lagi."
Yuuji pun tidak bisa menolak ajakan Geto yang sudah berbaik hati padanya. Untung saja ada Geto, entah apa yang terjadi jika Geto tidak datang tepat waktu.
Geto pun menghantarkan Yuuji menggunakan mobilnya. Yuuji sangat bersyukur hari ini ia tidak terlambat, karena hari ini adalah jadwal Yuuji piket.
Sesampainya di sekolah, Yuuji langsung berpamitan dengan Geto. "Terima kasih paman sudah menghantarkan Yuuji. Tepat waktu, untung saja tidak macet di jalan tadi.." Yuuji terkekeh kecil.
"Sama-sama. Belajar yang benar, biar nilaimu meningkat."
Yuuji mengangguk dan tersenyum lebar. Yuuji pun memasuki gerbang sekolah bersama anak-anak yang lainnya. Yuuji selalu tersenyum ketika sampai di sekolah, karena teman-temannya juga ramah kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/314712026-288-k305103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Fiksi PenggemarGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...