Setelah sekolah selesai dan Yuuji berpamitan dengan teman-temannya di gerbang sekolah, ia langsung menaiki angkutan umum untuk menuju ke rumah sakit.
Saat sesampainya di rumah sakit, Yuuji langsung masuk ke dalam untuk melakukan check up dengan dokter yang biasa memeriksanya.
Nama Itadori Yuuji pun di panggil, ia langsung bertemu dengan Dokter perempuan memakai kacamata bernama Dokter Maki.
"Yuuji, ada apa? Sudah lama kau tidak datang, aku juga khawatir kepadamu." Ucap Dokter Maki.
Yuuji tersenyum tipis. "Penyakitku sepertinya kambuh lagi, padahal waktu itu aku sudah berhenti meminum obat karena aku pikir aku sudah baik-baik saja. Tapi aku salah."
Maki pun prihatin dengan wajah laki-laki itu, ia langsung memeriksa Yuuji dengan teliti. Maki tau kalau Yuuji memiliki masalah dengan paru-parunya, dan Yuuji juga terkadang susah sekali bernafas.
"Yuuji, kau tidak boleh kelelahan. Sudah ku katakan kepadamu berkali-kali. Kau muntah darah lagi? Sudah berapa kali? Aku akan memberimu obat tambahan."
"Baik, terima kasih Dokter Maki."
Dokter Maki pun menulis resep obat di kertas untuk di berikan kepada Yuuji. "Yuuji, kau belum memberi tahu orang tuamu? Tolong beri tahu mereka Yuuji, jangan menyembunyikan penyakitmu.."
Yuuji menggeleng dan tersenyum. "Aku bisa menanganinya sendiri, aku tak mau membuat mereka cemas. Lagi pula aku yakin akan sembuh."
Yuuji pun keluar dari ruangan Dokter Maki. Dokter Maki hanya menghembuskan nafasnya pelan, Yuuji masih sangat muda tetapi ia sudah mempunyai penyakit yang bisa merenggut nyawanya.
Yuuji pun memberikan kertas obat itu ke Resepsionis untuk mendapatkan obat dan membayar tagihannya. Selesai membayar, Yuuji melihat kalau obatnya banyak sekali, dan dia yakin akan susah sekali menelan obat itu.
Saat mau keluar, Yuuji terdiam mematung. Ia melihat Shoko baru saja masuk ke dalam rumah sakit.
"Yuuji? Kenapa kau di sini? Siapa yang sakit? Apa kau menjenguk temanmu?"
Yuuji bingung ingin menjawab apa, ia harus berbohong dan tidak ingin Shoko tau kalau ia kesini untuk memeriksa dirinya sendiri.
"Yuuji tadi—"
Shoko melihat ke plastik putih berisi obat milik Yuuji. Kedua alis Shoko bertaut, ia tau itu plastik obat. Shoko ingin mengambilnya tetapi Yuuji justru menariknya.
Shoko semakin curiga, raut wajahnya semakin serius melihat Yuuji yang menyembunyikan isi plastik itu.
"Yuuji, apa itu?"
"Hanya obat punya teman ku.."
"Coba bibi lihat.." Yuuji menggeleng. "Ini punya temanku bibi Shoko, Percayalah." Ucap Yuuji.
Shoko justru menunduk, air mulai menggenangi matanya. Yuuji lantas kebingungan kenapa Shoko seperti itu. "Bibi Shoko? Ada apa? Yuuji baik-baik saja.." ucap Yuuji pelan.
Shoko teringat sesuatu, kejadian yang merasa seperti deja vu baginya. Sebab itulah air mata memenuhi kelopak matanya, rasanya juga ia ingin menangis saat itu.
"Hey, apa itu?"
"Hanya obat milik temanku Shoko. Dia menitipkannya padaku."
"Kau yakin? Kau sendirian saja ke sini?"
"Kau selalu tidak pernah percaya padaku Shoko! Temanku sakit, jadi aku berinisiatif datang sendiri untuk membeli obat ini."
"Hey aku bercanda! Aku selalu percaya padamu, kapan aku tidak pernah percaya padamu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionGojo harus menerima kenyataan menyakitkan tentang Utahime yang telah meninggal dunia sebab melahirkan anaknya. Tetapi luka tidak mungkin bisa sembuh begitu saja, dan Gojo tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Itadori Yuuji, anak yang Utahime perj...