22.2. Maaf dan Memaafkan, you can back everytime you need it

583 18 1
                                    

Nobara bersandar di mobil milik Inumaki yang sedang terpakir di depan rumah sakit. Ia menangis di sana, tanpa suara sebab mengingat apa yang pernah Gojo lakukan kepada Yuuji dulu.

Dan sekarang? Ia di minta untuk memaafkan pria itu? Itu tidak mungkin, tak akan pernah Nobara memaafkannya. Ia tahu sebagaimana penderitaan Yuuji setiap harinya sebab Gojo yang kasar kepadanya.

Apalagi saat itu kejadiannya ada di depan matanya.

"Kenapa? Kau mau membujuk ku?" Ucapnya saat melihat Inumaki berjalan ke arahnya. Nobara sama sekali enggan menoleh, ia melipat tangannya di depan dan menatap ke arah jalanan.

"Nobara.. tolong, untuk kali ini saja-"

"Apa? Sudah ku katakan kalau aku tidak mau memaafkannya! Kenapa kau memaksa ku? Ini pasti rencana kalian berdua kan?"

Inumaki menunduk, tangannya meraih tangan Nobara lalu menggenggamnya. "Nobara, aku tahu kau marah. Tapi, aku boleh meminta satu permintaan saja padamu? Yaitu memaafkannya.. Nobara, dia akan dihantui rasa bersalah selamanya." Ucap Inumaki, nadanya sudah merendah memohon.

"Aku hanya ingin dia tenang ketika dia pergi. Dia tidak akan di hantui rasa bersalah lagi ketika sudah di ujung hayatnya. Jangan menjadi orang jahat hanya sebab kau tidak memaafkan Nobara."

"Tuhan sudah menghukumnya, dia sudah cukup di berikan penderitaan. Penyakitnya tidak bisa di sembuhkan dengan mudah."

Nobara menelan salivanya, ia masih mempertimbangkannya. "Apa aku mendapat sesuatu ketika sudah memaafkannya?" Tanyanya. Nobara sangat keras kepala.

"Nobara, jangan membuat orang lain menderita sebab kau tidak mau memaafkan mereka. Nobara, aku tahu kau tidak seperti ini. Dia sudah kehilangan segalanya. Kau tahu Yuuji menyayanginya bukan? Dan kau justru membenci orang yang Yuuji sayangi?"

Nobara langsung menoleh, "Kau membawa namanya agar aku memaafkannya?"

Inumaki menghelakan nafasnya, ia sekarang meraih kedua tangan Nobara. "Tidak. Aku mengatakan yang sebenarnya, kau tahu itu. Yuuji menyayanginya, dan dia masih menyayanginya. Dia bukan Gojo yang dulu.. ia sekarang terduduk lemah di atas kursi roda Nobara."

"Apa yang kau tunggu? Sampai kapan kau tidak akan memaafkannya?"

Inumaki melepas genggaman tangannya, rasanya sudah cukup membujuk gadis itu. Nobara sudah sangat keras kepala dan susah untuk di beri tahu. Inumaki sudah lelah.

"Baiklah jika kau tidak mau memaafkannya. Aku tidak bisa berbuat apapun."

Inumaki pun berpaling dari Nobara dan pergi dari sana. Inumaki kembali menuju taman untuk bertemu kembali dengan Gojo yang sendirian di sana.

"Paman.. maafkan aku.."

Gojo memejamkan matanya, lalu menggeleng pelan. "Sudahlah.. tidak apa-apa. Kau sudah berusaha, biarkan saja dia. Kau tidak perlu memaksanya seperti itu." Ucapnya, suaranya sangat lemah tak seperti dulu.

Inumaki menoleh, ia melihat Geto dan Shoko yang sedang berjalan ke arahnya. Shoko menghampiri Inumaki. "Dia tidak mau memaafkannya?" Tanya Shoko.

Inumaki hanya diam, sedangkan Shoko hanya menghembuskan nafasnya menduga semua ini akan terjadi. Gadis itu takkan mudah memaafkan Gojo begitu saja.

"Tidak apa-apa. Ia mungkin membutuhkan waktu. Dan iya, Gojo kau harus menjalani pemeriksaan lagi. Shoko akan membantu mu nanti." Ucap Geto.

Gojo mengangguk, Shoko pun segera membantu Gojo dengan mendorong kursi rodanya.

"Tunggu dulu."

Mereka semua menoleh ke arah Nobara yang kembali ke taman itu. Gojo menatap Nobara, tidak ada sama sekali harapan di matanya untuk di maafkan. Ia hanya takut gadis itu akan marah lagi kepadanya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang