09. Snaping one two, where are you?

411 42 8
                                    

"Kau seharusnya tidak berbuat nekad seperti itu. Tapi terima kasih, kau sudah membuat Megumi di permalukan di sekolah." Ucap Nobara.

Yuta tersenyum lalu menunjukan jempolnya yang di perban sebab mengalami keretakan di sana. "Santai saja, aku melakukan apa yang harus ku lakukan." Ucapnya.

Sekarang wajah Megumi sudah di pasang di samping kertas wawancara Yuta dengan tulisan "pecundang" di bawahnya. Betapa malu dan pasti akan mengamuk jika Megumi ada di sekolah sekarang.

"Kau cukup berani ya.. bagaimana kalau dia tiba-tiba menghajarmu lagi?" Tanya Inumaki.

"Akan ku hajar dia kembali. Simple."

Yuta dan Inumaki tertawa, tapi tawa mereka seketika terhenti mengingat ada kursi kosong di dekat mereka. Yuuji tidak ada, dan rasanya sangat sepi jika tak ada laki-laki itu.

Mereka kehilangan teman baik mereka, yang selalu membuat hiburan dengan kelakuan konyolnya terkadang atau menasihati mereka jika berbuat kesalahan.

Yuuji memang definisi teman terbaik yang pernah mereka dapatkan, Yuuji juga mempunyai sikap yang baik dan di kagumi oleh guru-guru. Tak heran terkadang mereka bertemu orang yang segan kepadanya.

"Eum, Yuuji dan Megumi beda berapa tahun?" Tanya Yuta.

Nobara berpikir sebentar sambil menghitung dengan jari-jari tangannya. "Sekitar satu tahun? Kurang sepertinya.. jadi lebih tua Yuuji dari pada Megumi." Ucap Nobara.

"Tapi mengapa dia seangkatan dengan kita?" Tanya Yuta lagi, Nobara menaikan kedua bahunya lalu menggeleng.

Mungkin saja umur Megumi yang masih terlalu muda sudah di masukan oleh Gojo ke dalam sekolah dan sama dengan Yuuji.

Sekarang mereka bertiga hanya menunggu bel masuk sekolah berbunyi untuk memulai jam pelajaran pertama. Inumaki bersandra di kursinya, entah mengapa ia tiba-tiba kepikiran soal ucapan Yuta saat di motor tadi.

Aneh, terkadang Yuta memang suka asal berasumsi yang tidak-tidak dan itu adalah kekurangan yang ada di dalam diri seorang siswa yang dibanggakan oleh SMA Tokyo.

Tapi kali ini justru Inumaki malah terpancing oleh asumsi Yuta soal Yuuji. Yuuji memang terlihat baik-baik saja, mulai dari fisiknya ataupun perilakunya.

Tidak ada yang menunjukan kalau ia menderita penyakit serius, dan Inumaki juga tidak mau memikirkan hal-hal yang buruk tentang Yuuji. Tapi entah mengapa ia menjadi cemas berlebihan soal Yuuji.

Inumaki menepuk bahu Yuta, Yuta lantas langsung meringis. Inumaki lupa kalau Yuta memiliki cedera di punggungnya juga. "Aku ingin memeriksannya kesana.." ucap Inumaki, Yuta langsung mengkerutkan alisnya tak paham.

"Ke rumah sakit."

"Denganku? Atau Nobara?"

"Kalian berdua."

Yuta langsung menghadapkan tubuhnya ke arah Inumaki sambil menunjukan tangannya yang cedera. Inumaki langsung paham apa maksud temannya itu.

"Mau taruh dimana aku? Di roda motor?" Tanyanya.

"Yasudah maaf, kau naik bus saja."

Yuta membelakan matanya, betapa teganya temannya itu menyuruh dirinya menaiki bus sendirian sedangkan Inumaki dan Nobara naik motor.

Yuta berseru tertahan, Inumaki benar-benar egosi jika sudah berhubungan soal wanita. Ia lebih rela memberi tumpangan kepada Nobara dari pada Yuta yang kondisinya tidak memungkinkan untuk berjalan sendirian ke bus.

"Kalau kau tidak mau ikut ya tidak apa-apa.."

Yuta ingin berbicara—lebih baik ia tidak ikut saja sebelum Inumaki berbicara seperti itu, tetapi ia juga penasaran apakah asumsi yang ia lontarnya secara asal benar atau tidak karena di lihat-lihat Inumaki justru percaya dengan ucapannya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang