"MAU KEMANA KAU DASAR ANAK SIALAN?"
seorang anak kecil berumur 5 tahun dengan baju rumahan yang sudah terlihat tidak layak pakai berlari sebisa mungkin. Menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, hanya satu yang ia pikirkan.
Ia tidak ingin mati!
Bugh!
Sebuah balok yang di lemparkan berhasil mengenai anak perempuan itu. Ia tersungkur kemudian mencoba berlari lagi. Namu gagal, tangannya berhasil di cekal oleh seorang wanita.
AKHHHHHHH
Jeritnya saat tangan kecilnya di putar. Anak itu limbung! Tidak ada yang bisa menyelamatkan nyawa nya sekarang!
"Kau ini memang menyusahkan! DASAR ANAK SIALAN! HARUSNYA KAU TIDAK KU LAHIRKAN!" Amuk wanita itu. Ia memukuli anak yang lemah tak berdaya itu! Dan tidak ada yang bisa anak itu lakukan.
Bugh
Bugh
Bugh
Brakk
Tak hanya memukul namun juga menendang! Anak itu terkulai lemas tak berdaya. Darah mengucur deras di seluruh tubuhnya. Terutama di bagian kepala!
"Dasar kau ini! Kakiku sakit karena menendangmu! Kau harus ku habisi sekarang juga!" Wanita itu pergi mencari batu untuk menghabisi anak malang itu.
Saat sudah dapat dan berbalik, ia terkejut melihat anak yang tadinya terbaring lemas kini menjadi duduk.
"Ku kira kau sudah sekarat. Tak apa, akan Ki hantarkan kau kepada Tuhan." Wanita itu mengangkat batu yang cukup besar tinggi tinggi, namun...
Srakkk
Akhhhh
Entah keberanian dari mana, anak itu menghambur kan pasir yang ada di sekitar nya hingga mengenai mata wanita itu. Refleks, wanita itu melepas batu yang ia pegang tadi, dan batu itu mengenai kakinya sendiri!
Dengan kekuatannya yang masih tersisa, anak itu mencoba berlari walaupun tubuhnya sudah tidak memungkinkan. Menuju jalan raya yang sepi karena sudah lewat tengah malam, berharap ada seseorang yang menolongnya.
Namun karena sakit di seluruh tubuhnya, terutama di bagian kepala, anak itu menyebrang tanpa melihat sekitar. Dan hasilnya...
Citttttt
Brakk!
Naas, anak itu tertabrak mobil dengan kecepatan tinggi. Hal itu membuat tubuhnya terpental hingga terguling dan terakhir kepalanya menghantam trotoar.
Wanita itu melihat kejadian yang menimpa anaknya. Bukan menolong! Ia malah tersenyum kemudian berlalu dari sana! Dengan langkah yang pincang karena tertimpa batu, ia hilang di kegelapan malam.
Sang pengendara mobil yang menyadari bahwa dirinya telah menabrak seseorang pun turun dan melihat keadaan. Di atas aspal terdapat jejak² darah yang seperti diseret, orang itu pun melihat lebih teliti lagi. Dan melihat anak kecil yang tidak bergerak di pinggir trotoar dengan keadaan mengenaskan.
Dengan cepat pengendara itu menghampiri dan melihat keadaan anak itu. Wajah anak itu sudah sangat sulit di kenali karena darah dan luka saat badannya terseret di aspal.
Tangan pengandara itu terasa kaku. Kemudian berdiri dan menjauhi anak itu menuju mobil. Saat tangannya mencapai pintu mobil ia terdiam.
Ini adalah salahnya, ia menabrak seorang anak kecil yang tidak berdosa. Lalu apakah ia akan meninggalkan anak itu sendiri? Tidak, ini salah! Ia harus bertanggung jawab dengan ini.
ia kembali kemudian mengangkat anak itu dengan hati-hati kemudian meletakkan di kursi penumpang. Dengan cepat ia kearah kursi kemudi dan kemudian melaju lebih cepat dari yang tadi.
Tak lama, mereka sampai pada rumah sakit terdekat. Pria itu meminta bantuan pada perawat dan dokter yang bertugas.
Dengan kemeja putih yang sudah bersimbah darah, ia masuk kedalam rumah sakit sambil menggendong anak kecil. Perawat membawa brankar dengan tergesa-gesa, pengendara itu meletakkan anak itu diatasnya.
Dokter dan lainnya langsung masuk dalam UGD untuk menyelamatkan anak itu. Pria pengendara mobil itu hanya duduk di kursi tunggu sambil harap-harap cemas. Seketika ia ingat, ia mengambil handphone dari saku celananya kemudian menghubungi seseorang.
Setengah jam lebih namun dokter belum keluar, hanya beberapa perawat keluar kemudian masuk lagi sambil membawa kantong darah.
"Papah. Apa yang terjadi?" Seorang wanita tiba-tiba muncul hingga membuat pria itu kaget.
"Aku juga tidak tau. Aku menabrak seorang anak kecil, kondisinya parah. Aku harap aku tidak membunuhnya." Pia itu menjawab dengan nada yang bergetar sambil meremas tangannya.
"Astaga, apa yang kau lakukan. Sekarang bagaimana? Dia baik-baik saja? Kau terluka?" Cemas wanita itu.
"Tidak, aku baik-baik saja. Tapi mungkin tidak dengan anak itu."
"Bagaimana kau bisa menabrak?"
"Pak...."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA || LIANA
General FictionCuma gabut aja. Ide-ide kaga jelas di tuangkan semua. Kalo mau vote ya