Hari minggu yang harusnya damai kini terasa ramai.
Ana yang masih di dalam kamar jenuh sendiri dengan ini, pasalnya sedari pagi hingga siang teman teman kakaknya datang secara bersamaan.
Bosan, bosan, BOSANN.
Ingin rasanya Ana mengaum seperti t-rex. Rawrr...
Astaga.. capeknya, padahal daripada cuma rebahan.
Begitulah batin Ana.
Karena sudah sangat lelah berada di kamar Ana berusaha untuk keluar dengan jiwa kemageran yang kental. Walaupun sedikit was was ada yang melihat, Ana cepat cepat lari keluar menuju taman. Kali ini bukan tempat bertapanya, tapi taman sebelah tempatnya.
Suaranya sangat berisik, sedikit menyesal tapi rapopo...
"BUANGSAT GW YANG MANJAT LU YANG MAKAN."
Oh syitt, Ana sampai kaget dengan teriak an itu. Mau adu teriak kah deck? Meh meh
"Muka muka lo itu cocok buat di suruh manjat. Kek monyet soalnya." Oke, suara ini terdengar lebih dewasa. Mungkin teman Gio.
"Wei mas brow, walaupun anda lebih tua tapi jangan seenaknya nyolong punya gw yah! Nanti tak gigit loh." Sekarang terdengar centil dari Yusha, teman Lio.
"Siapa?" Tanya Hendy, teman Gio.
"Kamu nanyeaa??" Tanya balik Yusha.
"Ni bocil patut di kurban kayaknya. Kamu nanya, kamu nanya, gw colok mata lo pake linggis. Benci banget gw sama kata itu," sensi Dafa.
"Yee sensi banget, kek perawan." Nyinyir Yusha.
Aku gadis tapi bukan perawan
Keperawananku sudah hilang
Gara gara pacaran
Sering mesra mesraan
Tapi untung ga hamil duluan
Nyanyi Mahen yang berada di atas pohon. Raka yang berada di bawah pohon ikut berjoget mendengarnya.
"Bang, temen kita ga ada yang waras apa gimana?" Tanya Lio yang melihat kawan kawannya.
"Tau tuh. Kurang sesajen kayaknya." Sahut Gio.
"BANG RAKA KAMVRETT, JANGAN DI MAKAN DULUAN MANGGA NYA! KAPAN NGERUJAKNYA KALO GINI HAH?" Teriak Mahen yang melihat Raka memakan mangga yang susah payah ia capai.
"Yeww, baperan. Cuma satu doang,"
"Sini lo bang, gw gedik pala lu. Gemes banget gw." Mahen yang kepalang kesal. Raka yang melihat Mahen turun pun kabur menuju Gio dan Lio yang sedang mengupas hasil jarahan mereka.
"Gimana sih caranya kupas nanas ni, keras banget kulitnya," omel Dafa.
"Lah kocak, kupas nanas kek kupas mangga aja. Sampai tangan lecet kaga kekupas juga tuh nanas," sindir Rasta yang baru muncul.
"Walah cewek uy," goda Raka.
Rasta yang mendengar pun mengenyit jyjyq.
"Pacar lo nih?" Tahya Raka pada Lio.
"Dih najis," sanggah mereka bersamaan.
Raka semakin menatap mereka jahil. Gio terkekeh melihat interaksi mereka.
"Cari siapa?" Tanya gio
"Pake nanya. Macam biasa lah bang," jawab Rasta.
"Bukanya di dalem?"
"Ga tuh, katanya baru aja keluar. Dah ya Rasta pergi dulu," pamit Rasta pada mereka.
"Nanti kalo rujaknya udah jadi gw panggil." Ucap Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA || LIANA
General FictionCuma gabut aja. Ide-ide kaga jelas di tuangkan semua. Kalo mau vote ya