Hari kepulangan Ana.
Hari ini adalah hari yang dinanti semua orang, setelah sekian lamanya akhirnya Ana bisa pulang kerumahnya. Semua orang merasa bahagia, termasuk para pekerja di rumah Dion dan Karin. Mereka akan melihat seorang nona muda yang cantik nan imut setiap harinya.
"Papah, kakak di mana?" Tanya Ana yang sedang berada di dekat Dion. Ia mencari kakaknya karena setelah menyambut kepulangan Ana, kedua kakaknya tidak lagi terlihat.
"Hm? Papah tidak tau, entah kemana menghilangnya kakak ku itu. Kenapa? Ana ingin bermain dengan kakak?" Tanya Dion perhatian.
"Tidak Ana hanya bertanya saja." Ucap Ana kemudian fokus dengan acara tv yang mereka tonton. Mereka sedang berada di ruang santai, Dion tiduran dan Ana duduk di dekatnya.
"Pah... kelincinya mana?" Tanya Ana yang clingak-clinguk mencari sesuatu.
"Kelinci? Kita kan engga pelihara kelinci Ana." Bingung Dion.
"Bukan, tapi boneka kelinci Ana. Tadi Ana pegang, kok hilang?" Jawab Ana yang sudah ingin menangis.
Boneka yang di maksud Ana adalah boneka kelinci pemberian Oma Mira. Boneka kelinci bertelinga panjang. Boneka itu adalah boneka yang selalu Ana bawa. Saat tidur pun Ana selalu membawa boneka itu.
"Ohh... boneka toh." Dion mengangguk-angguk kan kepala seolah paham. Ia juga ikut clingak-clinguk mencari.
"Tadi Ana beneran bawa?" Tanya Dion lembut yang di jawab anggukan oleh Ana.
"Terus kemana bonekanya?" Tanya Dion lagi.
"Ya engga tau papaah. Kalo Ana tau ya Ana engga bakal tanya." Kesal Ana yang sudah ingin menangis.
"Iyaaaa tapi Ana tadi taruhnya di mana?" Tanya Dion hati-hati agar tangis Ana tidak pecah. Namun pertanyaannya membuat Ana menangis.
"Engga tau papaah.... cariin bukan malah tanya aja. Papah engga peka banget." Ucap Ana sambil menangis.
"Oke-oke kita cari ya? Udah jangan nangis." Dion menghapus air mata yang berada di pipi Ana. Lalu menggendong Ana dan keluar untuk mencari boneka Ana.
Mereka menelusuri tempat-tempat yang sudah di singgah i Ana. Namun, hasilnya nihil. Mereka tidak menemukan boneka yang di maksut Ana. Dan nangis Ana semakin menjadi-jadi karena boneka kesayangannya hilang.
"Papah... bo..neka Ana di..manaaaa?" Ucap Ana tersengal sengal karena menangis.
"Kita cari di kamar ya?" Tenang Dion.
"Kita cari mamah juga, nanti bakal ketemu. Sudah, Ana jangan nangis lagi." Sepanjang jalan Dion menenangkan ana yang sedang menangis.
Sampai di kamar Ana, ternyata Karin, Gio dan Lio sedang berada di kamar Ana. Ada beberapa pekerja yang membantu mereka.
"Mamah... Kelinci Ana hilang." Adunya pada Karin.
"Hilang? Kok bisa sayang?" Tanya Karin menghampiri Ana.
"Engga tau....pokonya hilang." Kenapa semua orang bertanya hal yang sama? Hal itu membuat Ana kesal.
"Emang Ana punya kelinci?" Tanya Gio bingung. Seingatnya di rumah ini tidak ada hewan kelinci, dan juga Ana kan baru pulang.
"Boneka Abang, Abang lihat?" Gio menyahuti pertanyaan Karin dengan gelengan kepala.
"Boneka ini?" Ucap Lio memegang telinga boneka kelinci yang di cari Ana.
"Kelinciku." Jerit Ana yang ingin mengambil boneka dari tangan Lio. Tapi Dion menahan tubuhnya.
"Abang sini." Panggil Karin menepuk-nepuk pinggir kasur mengisyaratkan agar Lio ikut duduk.
Dion menaruh tubuh di kasur dekat dengan Karin. Lio yang menghampiri mereka langsung memberikan boneka yang ia bawa. Setelah mendapatkan bonekanya lagi, Ana Langsung memeluk erat boneka kelinci itu.
"Abang kok dapet boneka adek dari mana?" Tanya Karin lembut.
"Tadi Nemu, Lio dapet tergeletak jadi Lio pungut deh." Jawab Lio seadanya.
"Abang tau itu punya adek?" Tanya Karin lembut dan dijawab gelengan kepala oleh Lio.
"Ya udah. Ana sekarang jangan nangis ya? Kan udah ketemu kelincinya." Ucap karin dijawab anggukan.
"Dasar cengeng." Cibir Gio.
"HUAAAAA." Tangis Ana kembali pecah.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
YEYYY NANGIS.
Udah nangisss.
Maaf engga seru, otak lagi budrek.
See you next chapter 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA || LIANA
General FictionCuma gabut aja. Ide-ide kaga jelas di tuangkan semua. Kalo mau vote ya