5.

23.2K 1.3K 8
                                    

"mamah, sebenarnya di mana papah?" Tanya sang ada paling besar.

"Papah sedang ada urusan sayang."

"Bohong!! Jika benar kenapa tidak kunjung pulang?!"

"Itu karena urusannya belum selesai. Sudah, kau ada pr? Oh iya kenapa pulang lebih awal?" Tanya wanita yang di panggil 'mamah'  mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan! Aku menemukan foto ini, ini luka siapa?" Tanya anak itu sambil memperlihatkan foto yang ditemukan nya. Foto itu adalah foto luka yang ada di tangan anak yang ditabrak sang suami.

"Dan juga, tadi aku masuk kamar mamah. Dan menemukan foto luka yang berbeda, namun sepertinya dalan tubuh yang sama. Luka siapa itu? Apakah ada hubungannya dengan Papah?" Beginilah susahnya memiliki anak yang pintar.

"Tidak sayang, itu hanya make up." Jawab sang mamah mencoba tenang.

Tanpa kata, anak itu mengeluarkan foto lagi. Itu adalah foto anak kecil dimana seluruh tubuhnya terpasang alat-alat medis. Wanita itu hanya diam membisu.

"Ini bukanlah permainan make up. Mamah bukan bekerja sebagai make up artist. Dan ini tidak mungkin berbohong! Siapa anak ini dan dimana papah?"

"Astaga nak, kau ini memang pandai membuat mamah mu ini membisu. Baiklah, akan mamah jelaskan. Kau harus mendengarkan dengan baik." Anak itu hanya mengangguk mengerti.

"Papah sedang berada di penjara, karena telah menabrak seseorang. Dan seseorang itu adalah anak yang tadi, yang kau lihat foto nya. Papah ingin bertanggung jawab atas perbuatannya, dan sekarang papah ada di penjara. Papah berpesan, jika kalian bertanya, mamah harus menjawab bahwa papah memiliki urusan." Jelas sang mamah.

"Bagaimana keadaannya?"

"Siapa?"

"Anak yang di tabrak papah."

"Keadaannya tidak stabil. Sudah beberapa kali ia menjalani operasi. Hanya kemungkinan kecil saja anak itu selamat."

"Aku ingin melihat anak itu."

"Untuk apa?"

"Hanya ingin melihat."

"Baiklah, besok saja okey?"

"Tidak, sekarang!"

"Adikmu akan pulang. Jika mamah tidak dirumah maka ia akan menangis."

"Tidak. Tadi pagi adik berkata akan pergi ke mall, jadi di tidak akan pulang sekarang."

"Besok saja ya? Kau pasti lelah."

"Aku ingin sekarang!!"

"Okey-okey ayo."

••••••

"Dia perempuan?" Tanya anak wanita itu.

"Iya, dia perempuan."

"Siapa namanya?"

"Mamah tidak tau."

"Kenapa mamah mengurusnya?"

"Karena anak ini tidak memiliki orang tua?"

"Yatim piatu?"

"Bukan, di tinggalkan dalam bentuk lain."

"Aku mengerti. Apa dia akan hidup?"

"Mamah juga tidak tau, hanya sedikit kemungkinan ia akan hidup."

"Baiklah, ayo pulang."

"Hanya ini yang ingin kau lakukan? Astaga kau ini benar-benar, kau tidak tau harga BBM sedang mahal kali ini?"

"Mamah kan kaya."

"Dasar anak ini."

••••••

1 bulan kemudian.

"Nyonya, saya menemukan semua buktinya." Ucap Dev pada wanita yang sedang mengupas jeruk di ruangan rumah sakit.

"Benarkan? Pertama-tama tau tunjukkan dulu pada suamiku. Ayo kita ke sana!"

***

"Apa yang kau dapatkan Dev?" Tanya pria yang diketahui suami dari wanita itu.

"Sebaiknya ada melihat sendiri. Berikut adalah Vidio yang saya dapatkan. Untuk data-data lain sudah saya siapkan."

"Putar rekaman ini." Perintahnya.

Video itu diputar, dari kejadian jauh sebelum kecelakaan hingga saat musibah itu terjadi. Anak ini memang korban kekerasan. Berkali-kali dipukul oleh wanita yang sama. Hanya beberapakali seorang pria ikut memukuli anak ini.

"Ini bukan sepenuhnya salahmu. Ada yang bersalah lagi. Sebaiknya kita segera laporkan!" Ucap istrinya menggebu-gebu.

"Tidak perlu, kita simpan saja ini. Aku memiliki rencana lain."

"Baiklah, aku ikut saja. Astaga sayang, kau tambah kurus di sini. Sebaiknya kau segera membayar denda atau jaminan apalah itu. Agar kau segera pulang." Ucap sang istri sambil mengelus rahang tegas suaminya. Dev? Ia hanya diam seolah tidak melihat apa apa.

"Tunggu lah, beberapa hari lagi aku akan pulang. Tidak-tidak, besok aku akan pulang."

"Baiklah, aku sayang padamu. Cup!" Ucap sang istri sambil mengecup singkat bibir suaminya.

"Astaga Karin, kau ini. Aku tau kau merindukanku tapi jangan di depan orang."

"Biarlah saja, wlee."

"Sudahlah kalian pulang saja sana."

ANA || LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang