4.

23.7K 1.3K 3
                                    

Esok harinya, mereka benar-benar datang di tempat kejadian. Menelusuri setiap gang yang ada, berharap mendapat petunjuk lain. Hanya berbekal rekaman video cctv, mereka berani terjun langsung untuk mencari.

Karena rekaman itu tidak memperlihatkan wajah asli wanita yang memukuli, maka mereka bertanya-tanya pada warga sekitar.

"Bu, selamat siang. Boleh saya minta tolong sebentar?" Tanya wanita itu sopan.

"Ehh, iya. Bantu apa ya?"

"Jadi gini, saya mau tanya sama ibu. Sebelumnya ibu tau kecelakaan yang ada di jalan raya itu?"

"Ohhh tau tau, beritanya udah kesebar tau Bu."

"Nah, jadi saya mau tanya. Apa ibu tau siapa anak yang menjadi korban?"

"Saya sih ngga tau siapa, tapi gari gosip, katanya itu anak yang ngga di urusin. Kasihan banget, udah ngga di urus kecelakaan pula."

"Ibu tau rumahnya? Atau namanya? Kalo ngga orang tuanya?"

"Seingat saya, rumah anak itu ada di kos-kosan paling pojok. Em..... kalo ngga salah ni ya Bu, namanya ana. Tapi saya ngga tau nama lengkap ataupun orangtuanya. Bahkan saya udah lupa wajah orang tuanya."

"Maksud nya?"

"Orang tua Sama anak itu sama aja, ngga pernah keluar rumah kalo pagi-siang. Paling-paling keluar pas malem doang."

"Tapi sekalinya anak itu keluar, pasti dia nangis. Saya pernah liat, dia nangis sambil pegang tangannya. Terus, malem waktu kejadian saya itu denger sesuatu."

"Denger apa ya Bu, kalo boleh tau?"

"Seingat saya, ada yang teriak 'anak sialan' gitu, saya ngga yakin sih buk. Itu udah tengah malam. Nah pas itu paginya ada informasi kalo ada kecelakaan."

"Ibu ngga denger suara anak nangis gitu?"

"Engga sih Bu, saya dengernya ya cuma itu. Wong nyawa saya tinggal separo."

"Makasih ya Bu. Tadi rumahnya di kos-kosan paling pojok?"

"Iya. Pokoknya ada di pojok gang ini. Nanti juga ketemu, cat rumahnya warna hijau."

"Sekali lagi makasih ya Bu."

"Emangnya ada apa Bu?"

"Engga ko, saya hanya jurnalis. Permisi." Sopannya.

"Iya."

Mereka benar-benar menuju tempat yang diberi tau kan. Saat sudah sampai sana, mereka hanya melihat rumah kosong seperti tak berpenghuni.

"Permisi." Ucap wanita itu.

"Permisi, ada orang?"

"Pak, Bu, permisi."

"Kalian ngapain?" Tanya seorang wanita berdaster.

"Eeee... Bu ini ada orangnya ngga ya?"

"Engga ada." Jawabnya ketus.

"Orangnya kemana ya Bu?"

"Udah pergi 3 hari lalu."

"Emangnya kalian siapa? Mau nagih utang ya?"

"Engga ko bu, kita hanya ada sedikit urusan."

"Orangnya udah ngga ada, udah minggat."

"Ibu tau ngga siapa nama orang yang tinggal di sini?"

"Ya ngga tau lah, emangnya saya harus tau semua nama orang gitu?" Ketusnya.

"Ibu ngga tau beneran?"

"Iya lah, mending kalian pulang aja sana!" Usir ibu² itu.

"Oke, makasih Bu."

"Oke." Wanita berdaster itu melenggang pergi.

"Nyonya apakah anda ingin saya memberikan pelajaran pada orang itu?" Tanya Dev yang dari tadi diam.

"Tidak perlu, kita pulang saja Dev. Sekarang sudah jam 11, anak-anak akan segera pulang."

"Baiklah nyonya. Untuk ini serahkan saja pada saya, anda tidak perlu turun tangan. Jika saya kewalahan saya sendiri yang akan meminta bantuan pada anda."

"Sudah, ayo pulang."

ANA || LIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang