Bab 1. Aku belum mencintainya

1.7K 60 8
                                    

Dia yang singgah akan kalah dengan dia yang sungguh

Sisi POV

Kala itu saat aku sedang duduk di busway setelah dari perkuliahan yang membuat ku sangat pusing.

  "Ah sial, di block lagi line sama WAnya" Gumam ku dalam hati. Rasanya lelah sekali mengharapkan dia untuk terus membalas pesan ku. Ya karna ini kali pertamanya aku menyukai wanita (juga) sampai berani mendekatinya. Dia ku kenal dari aplikasi dating yang jaraknya juga dekat dari tempat kuliah ku. Bahkan terkadang kami pulang bersama menaiki angkutan umum.

  "Udahlah capek banget ngarepin dia, apalagi dia udah punya pacar. Capek hati gue. Udahlah mau download hey¹ lagi" Sembari jari-jari ku bergerak mencari orang lain lagi di aplikasi itu.

Dan akhirya aku menemukan 2 wanita yang ternyata sama sama tinggal di Jakarta Selatan. Dua-duanya ingin meminta ku menemuinya. Akhirnya aku tertarik dengan nama Biwa di aplikasi itu. Dia manis juga cantik. Setelah bertukar kontak WA kami pun chattingan beberapa waktu. Dia memuji suara ku. Katanya suara ku enak di dengar dan nyaman untuk di ajak ngobrol.

Lalu saat aku sedang di kampus, aku beberapa kali berpikir, apa aku harus menemuinya atau tidak. Tapi karna aku berpikir, aku pulang kuliah melewati daerah rumahnya. Maka akhirnya ku putuskan aku memang harus menemuinya dan aku tanyakan dimana halte busway yang dekat dari rumahnya. Saat itu aku belum memiliki kendaraan sendiri dan kemana mana menaiki busway.

Sudah waktunya jam pulang kuliah waktu itu jam 8 malam. Langsung ku telpon Biwa, untuk bilang padanya aku akan menemuinya.

  "Assalamualaikum"

  "Iya walaikumsalam Sisi. Kamu jadi ke rumah aku kan?" Tanya Biwa.

  "Iya jadi, ini aku lagi otw naik busway. Oiya tadi kata kamu aku turun dimana Biw?"

  "Halte mampang prapatan ya Si. Nanti aku jemput disitu ya"

  "Oke Biw. Tunggu aku ya. Jangan kangen dulu" Ledek ku, sambil tertawa kecil.

  "Tuh kan ketawa aja merdu, bikin candu. Kamu nginep kan si nanti"

  "Ih dasar ya kamu. Nggak lah biasa aja kali. Yah Biw tapi besok kan aku kuliah. Aku nggak bawa baju" Ucap ku.

  "Serius deh enak suara kamu itu. Aku kan ada baju Si, nanti pake punya aku aja dulu"

  "Yaudah deh, tapi nggapapa emang kalo aku nginep?" Aku memastikan, karna ini pertama kalinya aku menginap di tempat wanita yang aku dekati. Rasanya sangat tak karuan.

  "Nggapapa Si, aku udah bilang mamah kok"

  "Terus aku bilangnya siapa kamu? Temen dari mana? Masa aku bilang dari aplikasi?"

  "Yah jangan dong Sisi cantik, bilang aja temen SMP aku gitu"
"Oke yaudah see you ya" Ucap ku.
"Yaudah kamu hati hati ya Si"
"Iya kalo aku kenapa napa jemput aku langsung ya?" ucap ku sambil tertawa.
"Hahaha jangan sampe kenapa napa dong" Biwa juga tertawa
" Iya doain ya, yaudah ku tutup dulu telponnya. Assalamualaikum"

  "Walaikumsalam hati hati inget" Biwa dengan nada sungguh sungguh

Setelah ku matikan telponnya, aku kembali berjalan menyusuri koridor halte busway yang cukup panjang, karna kini aku sedang transit. Sudah setengah perjalanan, dan sebentar lagi sampai di halte tujuan. Dan saat aku sudah kembali menaiki busway menuju halte tujuan tempat Biwa. Aku kembali mengirimkan chat padanya.

Hati ku kok rasanya sangat deg-degan ya. Dia akan menjemput ku. Dan aku belum pernah melihat wajah aslinya. Karna kami hanya beberapa kali telfonan dan 1 kali videocall an itu pun saat aku sedang makan siang, dia pun sedang matikan lampu di kamarnya. Jadi aku tidak melihat wajahnya dengan baik.

TAK INGIN BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang