Bagas POV
"Wah akhirnya dia bikin story"
Aku sedang membuka Instagram dan tak sengaja ku lihat Rani membuat story di Instagramnya. Lantas aku chat dia di Direct Message. Sekedar menanyakan kabar, berharap dia masih mau membalas pesan ku. Walaupun kami sudah lama lost contact. Aku sambil menunggu Biwa membalas pesan ku. Tapi jangan kan chat, telpon ku juga tak di angkat. Aku sudah mencoba beberapa kali. Sebenarnya dia kemana. Semakin kesini sikapnya makin menunjukan bahwa dia enggan dengan ku. Aku sering berpikir, kurang apa aku padanya. Seluruh perhatian dan effort ku sudah aku lakukan. Namun kenapa sikapnya seperti ini. Jika dia memang tidak mau ku ajak menikah tidakpapa. Tapi jangan mengacuhkan ku seperti ini.
"Trriinggg..." Suara message dari Instagram
Aku tidak menyangka dia cukup cepat membalas ku.
Kabar baik kak. Kamu gimana?
Aku pun langsung membalas pesannya lagi. Meminta nomor kontaknya.
Buat apa kak? Nanti pacar mu marah loh (Rani)
Enggak kok, dia nggak kayak gitu orangnya. Lagian buat berkabar aja ran (Aku)
Aku nggak mau nanti ada salah paham loh kak (Rani)
Tenang aja. Aku nggak akan chat macem macem. Lagian kk cuma mau silaturahmi aja (Aku)
Oke deh. Nih 0858763xxxxx (Rani)
Thank you ran. Ntar kk chat ya, di save 🙏🏻 (Aku)
Ok kak bagas (Rani)
Akhirnya aku dapat nomornya. Rindu sekali aku padanya. Dia yang pernah ku sayangi 5 tahun yang lalu. Kami berpisah karna aku tidak kuat jika harus LDR dengannya. Dan ku dengar dia juga akan di jodohkan. Jadi aku memilih mundur. Tapi nyatanya sampai sekarang dia belum menikah. Aku chat Rani di Whatsapp. Aku pastikan bahwa dia memang benar belum menikah. Tiba tiba aku ingin menelponnya. Tapi pasti dia tidak mau mengangkat telpon ku saat ini.
Aku melihat notifikasi ada chat dari Biwa. Dia hanya bilang, dia sedang sibuk dengan keluarganya. Entah dengan keluarganya atau dengan Sisi. Pacar perempuannya itu. Sebenernya aku muak dengan semua ini. Melihat dia tinggal bersama Sisi. Aku melihat semua foto-foto mesra mereka membuat ku merasa tidak di hargai, dan tidak di anggap. Jika dia bisa melakukan itu dengan Sisi, berarti dia harusnya bisa melakukan nya juga dengan ku.Keesokan harinya..
"Halooo assalamualaikum ayankk" Ucap ku.
"Iya walaikumsalam" Jawab Biwa di seberang sana.
"Kamu sibuk nggak yank hari ini?" Tanya ku pada Biwa.
"Enggak sih. Maaf ya kak, kemarin aku lagi sama adek adek aku ke street market" Jawab Biwa.
"Iya nggakpapa kok. Kirain kemana. Aku mau ke rumah yank, mau jemput kamu. Kita jalan yuk. Mumpung kakak juga lagi nggak banyak kerjaan"
"Jam berapa mau kesininya?"
"Ntar jam 3 an yank. Biar nggak panas yaa"
"Tapi nggak lama lama kan? Maksudnya nggak sampe malem?"
"Enggak kok tenang aja"
"Yaudah nanti hati hati ya kak"
"Oke yank, sampe ketemu" Ucap ku mengakhiri telpon.
Hari ini aku akan mengajak Biwa ke suatu tempat. Dan aku harap dia mau. Aku harus menyelesaikan pekerjaan ku dahulu. Aku tetap sambil ber chattingan dengan Rani. Tidak ku sangka, dia masih semenyenangkan ini. Sangat berbeda dengan Biwa. Sayangnya dia saat ini di Bandung.
Tak terasa waktu sudah menunjukan setengah 2 siang. Aku harus segera bersiap-siap ke rumah Biwa. Aku pamitan dengan ibu ku dan segera pergi ke tempatnya. Sesampainya disana Biwa sedang mengobrol dengan ibu dan adiknya. Lantas aku meminta izin pada ibunya untuk mengajak Biwa keluar. Kami pergi makan bersama dan aku menuju ke sebuah tempat yang sudah ku rencanakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAK INGIN BERAKHIR
Ficção AdolescenteCerita ini sudah ku mulai. Ini tentang aku, Asiyah Haura. Aku tau akhirnya seperti apa, namun aku tetap ingin berjalan bersamanya. Dengan segenap hati ku, dengan segala asa ku. Di mulai dengan aku Si Extrovert Asiyah (Sisi) yang akhirnya memilih ci...