Bab 10. Happy With You

420 18 0
                                    

Pagi harinya...

"Good morning sayang (cupp..)" Sapa ku sambil mencium kening Biwa.

"Morning too" Jawab Biwa.

"Sini cium lagi sini"

"Nih nih"

Aku menciumi pipinya di kanan maupun di kiri, di hidungnya, di dagunya, lalu di bibirnya. Aku kecup perlahan. Namun ternyata dia membalas kecupan ku. Berakhir dengan saling melumat bibir masing masing dari kami. Namun aku teringat bahwa pagi ini aku ingin berenang di kolam renang hotel.

"Sayanngggg berenang yuk" Ajak ku ke Biwa.

"Aku kan haid yang. Kamu aja yaa" Ujar Biwa.

"Aahhh masa aku sendirian?"

"Yaudah ayuk aku nemenin aja ya"

"Iya temenin yang, malu sendirian. Coba ku liat ada yang berenang nggak" Ucap ku sambil ku buka jendela melihat ke bawah ada orang yang sedang berenang atau tidak.

"Nggak ada yang berenang yang. Yaudah yuk temenin" Ucap ku lagi sambil merengek, agar Biwa mau menemani ku.

"Iya iya ayok" Jawab Biwa

Akhirnya aku sudah ganti pakaian renang, dan kami ke bawah menuju kolam renang. Sesampainya di kolam renang, aku tidak berani langsung ke air. Karena air di kolam pagi ini sangat dingin.

"Iihh dingin banget airnya" Ucap ku ke Biwa.

"Haha rasain" Ledek Biwa pada ku.

"Ihh ayok berenang. Curang deh ih nggak mau turun"

"Ih mana bisa. Mau jadi kolam lautan merah kolamnyaa yeuuhh hahaha"

"Hahah nggapapa seruuu"

"Mana ada seru kamu ih. Udah cepetan masuk. Lama ah" Ucap Biwa sambil mencari tempat ia untuk duduk.

"Bentar mau pamanasan dulu. Entar kaki aku keram" Ucap ku dengan berlari lari kecil mengelilingi kolam.

Sepanjang aku berenang, Biwa hanya merekam ku. Meledek ku. Karna ternyata sisi di ujung kolam, kolamnya lebih dalam. Sehingga, aku hampir saja tenggelam, karna tidak menyadarinya. Dan setelah selesai berenang, kami kembali ke kamar kami untuk mandi. Karena sudah ada yang ingin berenang juga di kolam itu, dan aku tidak nyaman jika ada orang lain.

Aku segera menuju kamar mandi. Menyalakan air di bath up, untuk kami berendam. Aku memanggil manggil Biwa dari kamar mandi agar segera masuk. Dan setelah beberapa saat, Biwa masuk. Setelah Biwa melepaskan pakaiannya satu persatu, ia masuk ke bath up, bersamaan dengan ku. Ku biarkan Biwa duduk membelakangi ku. Ku raih tangannya. Ku kecup punggung tangannya. Ku peluk ia dari belakang, ku sentuh bahunya. Dan ku sandarkan dagu ku disana, sambil sesekali ku ciumi bahunya. Menikmati momen bersama, dan rasanya tidak ingin aku beranjak dari momen ini. Bahkan di dalam hati ku rasanya ingin minta agar waktu berhenti dulu. Nyaman rasanya seperti ini.

Kami bermain kecil disana. Seperti berciuman, menciumi dan meremas payudaranya. Sesekali ku masukan jari ku di vaginanya, dan Biwa beberapa kali menggelinjang menikmati permainan. Dan ia pun juga sempat sampai puncaknya. Dan Biwa pun bergantian memainkan ku. Dia masukan juga jarinya ke vagina ku. Aku pun sama ikut mencapai puncak, dan memang ku akui dia sangat pintar dalam melakukan itu.
Selesai kami bermain, kami mandi. Aku menyabuninya, dia pun menyabuni ku. Setelah selesai mandi kami kedinginan, hingga AC kamar pun ku matikan terlebih dahulu. Aku segera ke bawah membeli sarapan untuk kami. Tidak lupa aku membeli kopi.

Beberapa saat setelah selesai sarapan, kami foto foto di kamar sebentar dan siap siap untuk keluar hotel. Menuju Gunung Mas. Kami kesana dengan memesan ojek online. Karna jika dengan mobil, waktu tunggunya cukup lama. Dan sesampainya di destinasi tersebut, aku membuat video, berfoto-foto, berjalan-jalan riang dengannya, beberapa saat kami istirahat dan duduk. Namun karna hari menjelang sore, kami akhirnya menuju untuk pulang. Dan kembali memesan ojek online. Jalanan sore ini cukup padat sampai macet di ruas jalan puncak ini. Mungkin karna jam pulang kerja juga. Biwa sudah sampai hotel duluan, sedangkan aku mampir ke minimarket untuk membeli cemilan dan mie untuk di hotel. Karna aku ingin makan pop mie. Dan setelah sampai hotel aku bersiap untuk mandi. Biwa juga sudah mandi duluan, dan setelah mandi. Aku persiapkan untuk kami makan. Lalu setelah makan, aku naik ke kasur karna kedinginan dan ingin berpelukan dengan Biwa. Tapi aku tiba tiba teringat sesuatu yang perlu ku katakan padanya.

TAK INGIN BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang