Bab. 18 Berjauhan

271 13 0
                                    

  Hari-hari yang cukup kesepian karna tak ada lagi Biwa di sisi ku. Biasanya pulang dan pergi aku selalu melihat wajahnya dulu. Tapi sekarang semuanya telah berbeda. Dan kini aku selalu mengeluh rindu padanya. Terlebih lagi Biwa. Iya dia selalu meminta tuk bertemu. Kami memang masih sering bertemu. Merayakan malam tahun baru bersama, sambil berkeliling kota malam itu, kami masih sering makan di luar, pergi ke tempat tempat wisata atau taman. Namun di sela-sela aku dan Biwa tetap fokus mencari pekerjaan. Terkadang aku juga mengantar Biwa pergi interview, bahkan kami mencoba melamar pekerjaan di perusahaan yang sama dengan berbeda department karna aku dan Biwa berbeda jurusan tentunya.
 
  Hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan lebih dulu dari Biwa. Aku mengikuti beberapa seleksi dan akhirnya di tempatkan di kantor yang tidak jauh dari rumah ku. Biwa pun ikut senang karena akhirnya aku bekerja lagi. Walaupun lagi lagi baru menjadi pegawai kontrak. Tapi aku pun tetap bersyukur. Setidaknya aku tidak menganggur. Aku bekerja di perusahaan swasta yang cukup terkenal di bidang penyedia jasa. Tidak lama lagi aku dan Biwa akan Anniversarry 1 tahun. Tapi aku sudah memikirkannya dari akhir Januari ini untuk merayakannya.

  Tapi untuk pertama-tama aku harus fokus dulu untuk bekerja. Tapi aku juga cukup lega, karna akhirnya Biwa juga sibuk dengan karir pertamanya. Iya dia berbisnis, ikut bisnis dengan kakaknya. Walaupun bisnisnya belum terlalu besar, setidaknya itu pengalaman pertamanya terjun ke dunia kerja. Walaupun memang cakupannya belum terlalu luas, tapi aku percaya jika sudah terjun di dunia pekerjaan yang sebenarnya Biwa pasti bisa menyesuaikan dan beradaptasi dengan cepat. Karna walaupun cukup introvert, Biwa sangat hangat dan humble kepada siapapun. Itu yang membuat ku mudah cemburu padanya. Tapi aku yang gengsinya setinggi gunung himalaya ini terkadang enggan mengungkapkannya. Dan memilih cuek dalam hal itu

"Sayang lagi apa?" ucap aku saat menelpon Biwa.

"Lagi mam yang. Kamu udah mam belum?" Jawab Biwa di seberang sana.

"Belum yang. Kamu mam sama apa itu?" Tanya ku lagi.

"Ih kamu mah udah setengah 2 ini kenapa belum makan coba? Aku di beliin fried chicken sama kakak ku tadi pas ke toko yang" Jawab Biwa.

"Males yang. Suapin dong akunya"

"Sini aku suapin. Tunggu aku 2 jam lagi ya"

"Hahaha kamu mah. Jadi inget kan kamu ke rumah aku. Orang mah yak, rumah aku sama rumah kamu itu jaraknya cuma setengah jam. Ini kok beneran 2 jam baru nyampe. Panjul banget aahahhaha"

"Hahaha iya kesel banget. Abang grabnya noh lagian aku malah di ajak muter muter"

"Lagian kenapa nggak telpon aku coba waktu itu tuh hahaha"

"Kan namanya mau surprise yang. Malah 2 jam. Untung nggak jadi bawa kuenya. Kalo jadi, takutnya beneran encer di jalan hahaha"

"Iya juga loh nggak kebayang tuh kue jadi apa kalo kamu jadi bawa ke rumah. Ada ada lagian. Eh tapi mah sekarang kamu udah pinter kan. Udah tau jalan"

"Iyalah kan aku udah beberapa kali ke rumah kamu yang"

"Iya ya. Itu di abisin mamnya ya sayang, minum awas keselek ketawa mulu kamu"

"By by wait ya. Ada kakak aku" Ucap Biwa mengakhiri telponnya dengan cepat.

  Seperti katanya terakhir di telpon. Kakaknya datang, entah mungkin kunjungan ke toko atau sekadar mampir saja. Biwa begitu takut ketahuan kakaknya jika ia berhubungan dengan ku karena memang hubungan kita yang sudah tidak lagi semulus seperti dahulu. Kakaknya yang sekarang sudah over protective pada Biwa karna tau adiknya menjalani cinta terlarang dengan ku. Iya semua salah ku. Andai saja kami tidak ketahuan. Mungkin hubungan kami tidak perlu setakut ini untuk di hadapi.

  Tidak berapa lama, Biwa menge-chat ku. Dan minta maaf karna telponnya mendadak harus ia tutup. Iya karna kakaknya yang mendadak datang. Dan Biwa juga bilang pada ku, dia rindu aku dan ingin bertemu setelah maghrib. Aku pun mengiyakan. Karna memang sudah beberapa hari ini kami belum bertemu lagi. Akhirnya setelah beberapa lama chat-an aku dan Biwa sama sama kembali bekerja.

Sayang
Yang
By
Cinta
Honey
Hallo
Kamu kemana ih?
Jadi nggak?
Ih malah molor ni anak

  Aku baru saja selesai mandi setelah pulang bekerja. Dan aku mulai bersiap-siap untuk bertemu Biwa. Aku kaget saat melihat notif chat ku. Ada spam chat dan telpon dari Biwa. Pasti dia mengira aku tidur. Dan benar saja. Chat terakhirnya berkata bahwa aku sedang molor alias tidur. Akhirnya aku telpon kembali.

"Assalamualaikum" Ucap ku.

"Walaikumsalam. Udah bangun kamu. Nggak jadi ya by?" Tanya Biwa.

"Aku tuh abis mandi. Siapa yang molor coba" Jawab aku.

"Oh kirain tidur. Emang hapenya dimana?" Biwa.

"Di atas kasur, kan akunya mandi yang" Aku.

"Emang nggak kamu bawa ke kamar mandi?"

"Ya ngapain di bawa ke kamar mandi. Kan kamu tau aku nggak bawa hape kalo ke kamar mandi"

"Ish kamu bukannya bawa. Jadi kan kamu tau aku nelpon kamu" Ucap Biwa dengan posesifnya.

"Hehe kamu mah ih ngadi ngadi aja. Kirain kan kamu belum pulang"

"Iya bercanda kok aku. Ntar hapenya kecebur, jangan deng. Aku udah pulang tau"

"Yaudah mandi sono. Jangan sampe aku udah dateng, kamu belum apa apa"

"Heleh kamu datengnya juga setengah jam lagi. Bentar by aku pegel banget. Tadi pas mau pulang soalnya tokonya malah rame. Tadinya kakak aku nggak ngebolehin aku pulang dulu. Tapi kan aku udah dari pagi. Lagian suaminya juga bentar lagi bantuin jaga"

"Nah iya bener. Kasian kamu kecapekan nanti. Terus tadi di anter apa naik grab yang?"

"Naik grab yang. Soalnya tadi tokonya rame. Jadi di orderin grab"

"Yaudah ayuk, ntar keburu malem. Aku mau siap siap nih"

"Iya hati hati ya sayang ku. Jangan ngebut ya, liat kanan kiri. Dan kabarin aku kalo udah sampe depan. Muaachhh"

"Uluh uluh tumbennn banget sweet begini. Jadi nggak sabar pengen cium beneran hahaha. Yaudah ya sayang. Assalamualaikum"

"Hehhhh hahaha. Iya yang, walaikumsalam"

  Akhirnya setelah beberapa saat aku bertemu Biwa dan aku ajak ia keluar. Biasanya memang jika kami bertemunya di malam hari. Kami mencari makan malam. Dan lagi lagi seperti biasanya yang kami cari adalah bakso. Tapi karna sudah mencari-cari bakso yang sekiranya enak. Kami tetap kembali makan di tempat yang biasanya. Ya itulah kami. Jika sudah cocok kami akan kembali kesana.

  Setelah makan, aku mengantar Biwa pulang. Tapi sebelum sampai ke rumah. Aku merasa ingin buang air kecil. Akhirnya Biwa menemani ku mencari toilet umum. Dan kami ke tempat pengisian BBM alias pom bensin. Aku dan Biwa masuk ke toilet bersama. Karna memang toilet sebelahnya sedang ada orang juga. Setelah selesai, Biwa tiba tiba menarik tangan ku dan mendorong ku perlahan merapat ke dinding. Dan mengecup bibir ku. Aaahhh sudah beberapa minggu memang aku tidak di ciumnya. Lalu aku pun membalasnya dengan sedikit menggigit bibirnya karna aku terlalu gemas. Ternyata mungkin sudah sejak dari tadi dia menahannya. Dan aku sedikit meremas payudaranya. Namun jari Biwa lebih lihai, dan ia langsung membuka lagi resleting celana yang sudah ku tutup. Dan memasukan 2 jarinya langsung. Aku tidak tahan, dan aku tak mampu membalasnya karna keenakan. Aku hanya meremas payudaranya dan menciuminya. Namun karna ini toilet umum, kami main tidak lama. Hanya saling melepas rindu karna sekarang kami sudah berjauhan tempat tinggal.

  Setelah beres, aku kembali membonceng Biwa dan mengantarkannya ke rumah. Namun di jalan tadi Biwa sempat bilang ia ingin tinggal lagi bersama dengan ku. Menyewa kost agar kita selalu bersama. Aku pun sangat ingin. Tapi ku akui posisinya sekarang sedang sulit. Dari keluarganya maupun dari keluarga ku. Tapi aku bilang kepadanya, jika situasinya sudah lebih baik dari ini aku akan mengajaknya kost bersama. Aku juga tidak kuat, tanpa dia di samping ku. Yang selalu ku pandangi saat aku akan tidur dan saat ku bangun tidur. Yang selalu ku peluk di kondisi apapun. Memeluknya saja sudah cukup meringan kan apapun beban yang ku alami di hari yang berat. Di tambah semua perhatiannya yang tidak pernah ku dapatkan dari siapapun. Itulah yang membuat ku sangat mencintainya.

  Iya akan ku katakan selalu di setiap bab novel ini. Aku begitu mencintainya, bahkan sampai detik ini. Walaupun kami tidak lagi bersama karna dia sudah memilih bahagianya yang lain...
  Kenapa seperti itu akhirnya? Bab ini tentunya masih panjang, dan akan ada bagian kenapa akhirnya seperti itu. Tunggu saja ya. Dan semoga kalian tidak bosan membaca cerita ku ya. Gomawo 🤗

TAK INGIN BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang