Bab 12. DIA

300 14 2
                                    

Asaku yaitu memiliki asmaraloka yang adiwarna bersamanya dan menjadi kisah yang amerta.


1 bulan lebih sudah berlalu semenjak aku ke luar kota dengan Biwa waktu itu. Kami tetap baik baik saja, aku sibuk dengan kuliah dan pekerjaan ku, Biwa pun begitu. Tanggal 4 juga aku tetap memberikannya kado monthversarry kita. Dan beberapa waktu yang lalu setelah trip kita aku memutuskan untuk menginap di rumah Biwa. Tadinya hanya semalam dua malam. Tapi suasana di rumah ku juga sudah tidak mengenakan, dan di rumah Biwa mamanya sangat care dan welcome pada ku. Akhirnya aku mengemasi baju-baju ku dalam koper, dan mengirimkan ke rumah Biwa. Namun aku pergi ke rumah Biwa esokan harinya saat pulang kerja. Saat di rumah Biwa aku merasa nyaman dengan keluarga Biwa, seperti keluarga ke-2 untuk ku. Apalagi mamanya. Aku sangat terkesan dengan setiap perlakuan ibunya pada ku.

Namun beberapa minggu di rumah Biwa, aku merasa ada yang tidak biasa dengan Biwa. Dia menjadi sering berpergian dengan seorang laki-laki yang katanya adalah teman kampusnya dan sekelas dengannya. Entah kenapa aku berpikir ini bukan hubungan sekedar teman. Di awali dengan sikap Biwa yang aneh. Seperti aku tidak boleh melihat handphone nya, saat ku tanya kenapa laki-laki itu selalu ke rumah Biwa menjawab namun dengan gugup. Akhirnya karena penasaran saat malam hari saat Biwa tertidur ku lihat handphone nya. Tapi ternyata di kunci. Dan aku tidak bisa membukanya. Iya dia mengganti sandi handphone nya. Padahal yang biasanya, aku bisa membukanya. Akhirnya keesokan harinya ku tanyakan pada Biwa.

"Yang.. Aku mau nanya boleh?" Ucap ku ketika sarapan pagi dengannya.

"Mau nanya apa?" Jawab Biwa.

"Ada yang lagi kamu sembunyiin?" Aku.

"Hah? Enggak. Nyembunyiin apa?" Biwa.

"Aku nanya duluan, kamu malah nanya balik" Aku.

"Enggak ada kok. Kenapa sih emang?" Biwa.

"Kalo nggak ada, kenapa kamu ganti pin hpnya? Udah gitu sekarang kayaknya aku nggak boleh liat hp kamu" Aku.

"Aku ganti, soalnya temen aku di kampus rese suka liat liat hp aku. Mereka udah tau password aku soalnya" Ucap Biwa menjelaskan.

"Beneran gara gara itu?" Tanya ku kembali.

"Iya beneran. Yaudah nih passwordnya. Kamu nggak nanya lagian" Biwa.

"Tapi kalo emang ada yang kamu umpetin nggapapa, jujur aja ke aku. Aku nggak akan marah kali" Ucap ku tertunduk

"Nggak ada sayang. Kamu nggak usah mikir yang nggak nggak. Kamu fokus aja, kan lagi nyusun skripsi juga kan sayang" Jawab Biwa meyakinkan.

Entah kenapa tetapi aku belum sepenuhnya percaya, batin ku mengatakan laki-laki yang sering datang ke rumahnya adalah pacarnya. Tapi dia belum mau mengaku, mungkin dia ingin melindungi perasaan ku. Tapi aku perasa padanya. Aku tau dia sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi aku tidak berani mendesaknya, takut dia malah akan marah pada ku. Tapi saat malam tiba, aku lagi lagi mengecek handphone nya, dan kali ini aku berhasil membukanya saat Biwa tertidur karena Biwa juga sudah memberi tahu passwordnya. Saat ku cek di whatsappnya, hanya ada chattingan dengan ku dan beberapa teman kampusnya. Tapi ku cek kontaknya ada beberapa naomor laki laki, dan salah satunya yang sering datang ke rumah Biwa. Aku buka galerinya, ada foto Biwa dengan laki laki itu ternyata. Tiba tiba nafas ku berpacu begitu cepat seperti sedang lari marathon. Jantung ku berdebar kencang, tapi ini bukan jatuh cinta. Ada rasa sesak dan kesal di sana. Kali ini feeling ku tidak salah, dia berpacaran dengan laki laki ini. Memang fotonya tidak mesra. Tapi aku tau, Biwa itu tidak menyimpan foto foto dengan orang lain kecuali penting baginya.

TAK INGIN BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang