Bab 16. Putus??

403 18 5
                                    

Perihal rasa, aku selalu memastikan ia harus ada pada tempatnya. Ia harus pada jalurnya. Ia harus pada apa yang di mau.
Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Rasa yang kita mau tidak akan selamanya berjalan semestinya..

  Hari ini aku tidak masuk kerja dan tidak berangkat ke kampus. Badan ku agak demam, di tambah aku agak malas untuk kemana mana hari ini. Rasanya aku juga ingin tetap berada di samping Biwa sepanjang hari.

  "Yangg... Bangun. Kamu nggak berangkat kerja? Katanya masuk pagi? Ucap Biwa membangunkan aku.

  "Enggak, aku nggak enak badan. Aku juga nggak ke kampus lah kayaknya" Jawab aku.

  "Yaudah sini aja, aku masih pengen peluk kamu" Ucap Biwa sembari memeluk ku.

  "Iya aku nggak berangkat aja deh" Aku.

  "Emang nggapapa kamu nggak berangkat. Kemaren katanya ada ngerjain laporan? Emang udah? Biwa.

  "Udah yang, makanya aku berani nggak masuk" Aku.

  "Yaudah sayang istirahat yaa. Mau makan apa kamu? Ku beliin nasi uduk ya?" Biwa.

  "Iya yang apa aja aku mah" Aku.

Dari bawah mamah Biwa berteriak memanggil Biwa.

  "Biwaaaa.. Sini biwww" Teriak mamah Biwa.

  "Iya mah bentar" Jawab Biwa dan bergegas menemui mamahnya di bawah.

  Akhirnya Biwa ke bawah, mungkin juga sekalian membelikan ku makan. Entah kenapa aku berpikir aku sudah tidak ingin bekerja di sana. Aku ingin keluar dari pekerjaan tersebut, karena aku memang sudah tidak betah disana. Teman teman satu kerjaan ku sudah berpencar, di tambah tempat kerjaan ku lumayan jauh dari rumah Biwa. Ya memang akan lebih jauh lagi jika dari rumah ku sendiri. Tapi tetap saja aku sudah tidak nyaman berada disana. Akhirnya setelah beberapa saat aku berpikir, sepertinya ke depannya aku tidak akan masuk kerja lagi. Tapi aku tidak berani untuk keluar pekerjaan sesuai prosedur. Entah gaji ku mungkin juga akan di tahan. Tapi yasudah aku tidak perduli. Aku jika sudah bosan pasti akan bertindak sesuka hati ku sendiri.

  Biwa akhirnya juga sudah kembali ke kamar membawakan nasi uduk dan paracetamol untuk ku. Biwa beberapa kali menyuapi ku karna aku memang tidak mood makan saat ini. Biwa membuka bungkus obat dan memberikannya pada ku.

  "Kamu udah izin belum tapi?" Tanya Biwa.

  "Udah kok. Ku chat SPV nya" Jawab aku.

  "Yaudah istirahat aja disini yaa yang. Jangan sakit, sedih aku kalo kamu sakit" Biwa.

  "Enggak lama aku kalo sakit kok sayang" Aku.

  "Iya cepet sembuh yaa" Ucap Biwa sambil memeluk ku.

  "Tapi emang kamu nggak berangkat kuliah ini?" Aku.

  "Lagi nggak ada dosen yang" Biwa.

  "Yaudah di rumah juga jadinya nih?" Aku.

  "Iya nemenin kamu aja" Aku.

  "Tapi kalo nanti sore udah enakan kita keluar yuk yang" Aku.

TAK INGIN BERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang