Pukul 5 sore Winter tiba di mansion
keluarga Prince, setelah mengantar
Karina ia mendapatkan telpon dari Papa nya untuk segera pulang karena ada hal penting yang akan di bicarakan.Saat memasuki mansion pandangan Winter langsung tertuju pada tiga orang yang sedang tertawa di ruang tamu keluarga, ketiga orang tersebut yang tak lain adalah Papanya, Jane dan juga Kimberly
Menyadari kehadiran Winter yang tengah berdiri dalam diam, Tama memanggil anaknya untuk mendekat
"Winter, kemarilah Papa mau ngomong sama kamu" panggilnya pada Winter, Winter mendengus tapi setelahnya ia berjalan mendekati ketiga orang tersebut
"Muka lebam begitu kenapa? kamu sekolah atau jadi preman? berantem terus!" ucap Tama melihat wajah Winter yang sedikit lebam
"Tadi di sekolah Winter berantem sama kakak kelas pah, pas jam istirahat" bukan Winter yang bersuara melainkan Kimberly yang menjawab pertanyaan Tama
Winter menatap tajam ke arah Kimberly namun yang di tatap hanya menyunggingkan senyuman yang begitu memuakan bagi Winter, Tama hanya menghela nafas pelan mendengar penuturan dari Kimberly.
Bukan pertama kalinya ia mendengar anak semata wayangnya terlibat perkelahian, Tama sudah sangat sering mendengar anaknya berkelahi
entah itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah"Papa gamau kamu berantem lagi, mulai sekarang Kimberly bakal awasin kamu. Karena kalian satu sekolah sekarang" ujar Tama seraya menatap Winter yang menatapnya tak suka
"Dan juga mulai sekarang Jane dan Kimberly akan tinggal bersama kita disini, Papa harap kamu bisa menerima Tante Jane sebagai ibu kamu dan juga Kimberly sebagai saudara mu" lagi-lagi ucapan Tama membuat Winter mengepalkan tangannya menahan amarah
"Mending aku pergi daripada disini dan ingat, ga akan ada yang bisa gantiin mama di hidup aku!" ucap Winter menatap tajam ke arah Tama
"Bisa apa kamu tanpa papa hah! semua keperluan dan fasilitas kamu itu semua dari papa" ucap Tama yang tak kalah tajam pada Winter
"Mas udah, jangan terlalu keras sama Winter" kini Jane bersuara seraya menatap Tama
Winter yang muak dengan semuanya pun bergegas pergi ke kamarnya tak menghiraukan suara sang Papa yang memanggilnya berulang kali
***
Keesokan harinya di ruang makan keluarga Prince, nampak Jane yang tengah mengambilkan lauk pauk untuk Tama, tak lupa Kimberly yang sudah duduk manis dan menyantap sarapan paginya
Winter baru saja keluar dari kamar
nya, ia tak berniat sarapan setelah melihat pemandangan yang membuat dirinya tak suka, entahlah ia terlalu sulit menerima keadaan yang sekarang terlebih kenangan bersama mendiang sang mama masih jelas terukir indah di ingatannya meskipun sudah sepuluh tahun berlaluJane yang menyadari calon anaknya hanya berdiri termenung pun segera memanggilnya untuk bergabung sarapan bersamanya
"Winter ayo sarapan, udah mama siapin buat kamu" ucapnya seraya tersenyum hangat pada Winter
"Gak perlu" ucap Winter kemudian berlalu dari hadapan ketiga orang tersebut
Tama lagi-lagi menghela nafasnya kasar melihat sikap anaknya yang begitu dingin, lalu di tatapnya sang calon istri tak lupa ia genggam tangan nya seolah memberikan semangat pada Jane untuk sabar menghadapi sifat Winter
Kimberly yang melihat Winter pergi, dirinya pun lantas menyudahi sarapannya dan berpamitan pada Tama dan Jane, ia sangat penasaran pada sosok dingin yang menarik perhatiannya. Tak peduli jika nanti ia dan Winter akan menjadi saudara yang di inginkannya sekarang adalah Winter, hanya Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Winter
Fanfictionmenceritakan seorang Elnando Winter Prince. si dingin dari Kwangya Senior High School, memiliki wajah yang menawan siapa yang tidak mengenal sosok Winter? manusia hampir sempurna di dukung dengan keluarganya yang menjadi donatur terbesar di Kwangya...