19

3.4K 353 7
                                    

silahkan tekan bintangnya...






Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok wanita berjas putih bername tag, Hanna. Karina yang masih setia menunggu diluar pun segera menghampiri dokter tersebut

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Karina dengan pandangan cemas

"Winter baik-baik saja, luka lebam dibagian wajah dan punggung sudah saya tangani. Tak perlu khawatir" dokter Hanna membalas seraya tersenyum hangat pada Karina

"Syukurlah... terimakasih banyak dok dan sebelumnya maaf, apa dokter mengenal Winter?" tanya Karina pada Hanna yang lantas mengangguk sebagai jawaban

"Winter adalah anak dari mendiang sahabat saya, Fanny. Jadi saya mengenalnya"

Mendengar hal itu, Karina sekarang mengerti sosok dokter didepannya adalah sahabat mendiang Mama tercinta dari kekasihnya

"Ah begitu... salam kenal dok, saya Karina-"

"Pasti kamu kekasihnya Winter kan? saya Hanna dan salam kenal Karina" sela Hanna yang membuat Karina tersenyum kikuk dan mengangguk

"Winter adalah anak yang baik, saya mengenal dia sejak kecil. Anak yang penurut walaupun sedikit nakal" ucap Hanna sedikit bercerita dengan Karina

Karina tertarik dengan obrolan Hanna yang sedang bercerita tentang kekasihnya, Winter. Dokter Hanna nampak menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan cerita

"Pasti kamu sudah tau mengenai hubungan Winter dengan Papanya yang kurang baik kan Karina?" tanya Hanna lantas Karina mengangguk

"Saya percaya kamu anak yang baik, dan tolong jaga Winter ya Karina" ucap Hanna sembari melirik arlojinya

"Pasti dok" balas Karina tersenyum lembut pada Hanna

Usai percakapan singkat itu,keduanya
berpamitan sebab Hanna masih memiliki jadwal lain dengan beberapa pasiennya. Karina segera masuk ke dalam kamar VVIP yang ditempati sang kekasih yang tengah terbaring di ranjang pasien dengan mata terpejam

Ngomong-ngomong soal teman-temannya, Rey dan yang lainnya sedang keluar mencari makanan. Dan tinggalah Karina seorang diri yang masih setia menunggu Winter siuman

Karina berjalan mendekati ranjang sang kekasih, ia genggam lembut tangan yang terasa dingin itu. raut wajahnya tak secemas beberapa jam lalu. Di pandanginya wajah rupawan Winter yang terlihat mempesona walaupun beberapa luka lebam masih terpampang jelas di wajahnya

Tak berselang lama kedua bola mata Winter nampak mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka lebar. Namun rasa pening seketika menjalar, membuat Winter meringis pelan dan Karina menyadari itu

"Sshh"

"Hei... pusing ya sayang? jangan banyak gerak dulu yaa" ucap Karina sembari memijat kepala Winter dengan sayang

Winter terdiam menikmati pijatan lembut Karina yang membuat rasa pening itu hilang seketika. Memang benar, ia hanya butuh Karina untuk selalu disampingnya dalam keadaan apapun

"Kayiinn jangan kemana-mana" lirih Winter pada Karina yang masih setia memijat lembut kepalanya

"Iyaa sayang ini kayin disini sama El" balas Karina sembari mengecup kening kekasihnya dengan sayang

"Kayiinn jangan tinggalin El" Winter berucap lirih

"Iyaa kayin ga akan ninggalin El, Kayin disini aja nih sama El" ucap Karina sembari mengusap lembut surai pendek kekasihnya

Seperti biasa, Winter akan bertambah manja ketika sedang sakit. Karina pun sudah hafal tentang itu, dimana kekasihnya akan sering menangis dan merengek seperti sekarang

My Spoiled WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang