CHAPTER 3

24.6K 1.8K 15
                                    

Hallo readers!

Happy reading jangan lupa vote yaa

Papayy..

******

"Nangis aja gapapa, jangan di tahan jangan di pendem sendiri, ingat kamu ga sendirian esya di sini ean" ucap Alesya lembut.

Deg

Sementara sean masih menegang karena... Suara itu,suara yang sean rindukan,suara orang sudah lama menghilang bak di telan bumi bahkan pencarian nya selama beberapa tahun terakhir tidak membuahkan hasil dan sekarang orang itu ada! Ada di samping nya!...

Grep


_________________

Grep

Hiks.. Hiks..

Alesya terhuyung kebelakang untungnya dia masih bisa bertahan agar tidak jatuh.

Setelah mendengar suara itu sean langsung berbalik dan berhambur kedekapan seseorang yang ia rindukan, menumpahkan segala kesedihannya dan kerinduan yang selama ini dia pendam.

Alesya mengelus punggung dan kepala pemuda yang sekarang berada di pelukannya, memberikan sedikit energi dan semangat. Sementara sean hanya menikmati elusan dari orang yang sangat ia cintai.

"hiks.. hiks... Kangenn syaaa" lirihnya.

"nangis aja gapapa, esya di sini jangan ngerasa sendiri, esya tau ean kuat jangan lama-lama sedih nya yaa" support alesya.

Tangan kanannya masih mengelus kepala sean dan tangan kirinya mengelus punggung sean yang masih bergetar.

"ja-jangan hiks.. Tinggalin hiks.. E-ean lagi"

"e-ean hiks.. Ga-gamau hiks.. Sen-di-hiks-rian"

"mo-mmy sa-ma da-ddy udah pergii"

"ean ka-ngen hiks.. Esyaaaa~~~" racau sean sesenggukan.

"heyy tenang yaa, esya disini buat ean... sekarang kita pulang ya ean harus istirahat okee" ucap alesya menenangkan.

Sean hanya menganggukan kepalanya, masih di posisi yang sama alesya melirik ke arah batu nisan kedua orang tua nya sean, tersenyum tipis dan mengucapkan salam perkenalan juga perpisahan untuk mereka.

"hi om tante, saya neisya.. Salam kenal! Saya janji akan menjaga anak-anak tante selamat istirahat dan sampai jumpa" batinnya. Tak terasa tetesan air mata luruh begitu saja, entah kenapa dadanya sesak, mungkin ini perasaan alesya asli.

Setelah selesai berpamitan alesya dan sean pulang ke mansion medison, tidak ada percakapan di perjalanan saat ini, sean yang tertidur di bahunya sedangkan sang empu sedang melamun, ahh~ ralat dia masih mencerna apa yang telah terjadi Padanya.

20menit kemudian_

Sampailah mereka di rumah mewah keluarga medison, memasuki gerbang hitam yang tinggi dan pemandangan yang pertama kali alesya lihat adalah taman bunga camela yang sangat indah.

Sean terbangun dari tidurnya, matanya sembab, hidungnya memerah, bibir merah mudanya sedikit bengkak dan pipinya memerah.

Satu yang bisa alesya katakan menggemaskan!

"ean masuk yuk, bersih-bersih,makan abis itu istirahat" ajak alesya, yang di balas anggukan oleh sean.

Pyarrr

Brughh

PYARR

"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL!! KAKAK GUE MATI GARA-GARA KALIAN SIALAN!!!! "

Alesya menuntun sean masuk ke mansion saat di depan pintu mansion alesya di kejutkan dengan suara pecahan barang dan teriakan seorang wanita yang sangat memekakan telinga.

"MATI AJA LO SIALANN!! "

BRAK

Alesya membuka paksa pintu utama mansion tanpa menghiraukan sean yang menatapnya khawatir alesya berlari ke arah suara teriakan tadi alesya langsung menghampiri dan menarik kedua bocah laki-laki ke dalam dekapannya,yang saat ini masih menunduk takut ada beberapa memar di wajah dua bocah tersebut dan luka goresan di kaki dan tangannya, hati eisya berdenyut sakit, dia paling tidak bisa melihat anak kecil terluka, dulu pasien yang eisya rawat memiliki trauma karena mendapat kekerasan dan pelecehan dari teman-temannya dan berakhir meninggal, eisya merasa gagal menjadi dokter, mengingat itu eisya a.k.a alesya menggeleng panik, tidak itu tidak akan terjadi pada dua bocah lelaki ini ia pastikan itu.

Sementara seorang gadis atau wanita kini masih melempar beberapa barang dan masih berteriak kesetanan.

"berhenti vreya erana medison" desis alesya menekan setiap kalimat yang ia ucapkan.

"APA" sungutnya marah.

"Ga Ada yang namanya anak sialan vreya, mereka anugrah Tuhan, titipan Tuhan, jangan salahin orang lain karena sebenarnya kamu pelakunya" ucap alesya misterius.

"MAKSUD LO APA HAH" marah vreya dengan nafas memburu.

"Gausah ikut campur urusan gue bangsatt!" lanjutnya.

"jaga ucapan lo" ucap sean dingin.

"PAK SATPAM" teriak alesya.

Datang lah seorang satpam dan beberapa bodygard yang mendengar teriakan alesya.

"bawa dia ke kamarnya, jangan biarkan dia keluar dari kamar!" titah alesya mutlak.

"Dan satu lagi awasi dia!!" ucap tegas alesya.

"Ahh yaa vreya renungi kesalahan mu" ucap alesya tersenyum sinis.

Kedua tangan vreya terkepal erat nafasnya memburu wajahnya memerah menahan amarah.

Kedua bocah laki-laki yang kini ada di dekapan alesya menangis kencang, membuat beberapa maid dan bodygard yang melihat nya kebingungan, tidak biasanya tuan muda menangis itu lah yang ada di pikiran mereka, biasanya kedua bocah itu hanya menunduk atau saling berpelukan jika mendapat kekerasan dari nona keluarga medison, tapi lihat lah sekarang keduanya menangis histeris.

"HUAAA~~ omy catit hiks.. Catitt" ucap si bungsu, IMALLIO MEDISON.

"hiks,, mom kaki leo satitt hiks.. hiks"
Ucap kakak nya lio, AMALLEO MEDISON.

"udah jangan takut okey ke kamar yuk" ajaknya lembut pada kedua bocah yang masih menangis.

Belum sempat menaiki tangga tubuh alesya menegang mendapatkan pelukan yang sangat erat di belakang nya, dan lehernya basah terdengar isakan kecil dari seseorang yang menyembunyikan wajahnya  lipatan leher alesya.

*******

_bersambung_

Semoga sukaaaaaaa

Vote!!

ARSEAN ROVERCH MEDISON
18 thn

(Terjadi sedikit kesalahan cast akan di up ulang)

I'am The Real Protagonist {TAHAP REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang