Bab 28 | Memperebutkan Shila

1.1K 94 13
                                    

Chandra sebenarnya sudah mendapatkan pesan larangan dari Widya untuk tidak datang ke rumah sakit karena saat Shila sadar, perempuan itu mengamuk hingga melukai dirinya sendiri. Nadi di punggung tangannya robek karena jarum infus dikeluarkan paksa. Untuk sementara, Shila sudah diberikan obat penenang sehingga perempuan itu kembali tertidur.

Bukannya memenuhi larangan Widya, Chandra malah datang lagi ke rumah sakit. Berpikir bahwa sang istri sudah tidur, jadi ia tidak mengkhawatirkan apa pun. Apalagi setelah apa yang terjadi tadi siang: Shila tidak terlalu mengamuk, bahkan terlelap sendiri saat Chandra peluk—pria itu sedikit percaya diri untuk kembali menemui sang istri. Berpikir bahwa cinta Shila padanya mungkin bisa meluluhkan perempuan itu agar memaafkan Chandra.

Namun, saat baru saja sampai di depan pintu ruangan, Chandra membatalkan keinginannya untuk masuk. Ia tertegun di tempat kakinya berdiri sekarang, ketika matanya menemukan ada sosok pria di dalam ruangan berdua bersama istrinya.

Chandra hampir lupa untuk mengedip, membiarkan matanya mengering hingga membuat skleranya memerah. Ia benar-benar membeku, ketika melihat pria di dalam ruangan menggenggam mesra tangan Shila, bahkan memberikan ciuman di sana. Chandra tidak bisa tahan lagi. Ia mendorong pintu secara kasar, hingga membuat pria yang duduk itu tersentak kaget: berdiri sembari menoleh ke arah Chandra.

"Tristan?" Chandra menyebut nama sahabatnya dengan suara bergetar. "Lo apain istri gue?"

Tristan tampak tidak terpengaruh sedikitpun pada kemarahan Chandra. Bahkan dengan santainya membawa kedua telapak tangan ke dalam saku celana.

"Menurut lo?" balas Tristan dengan nada santai, tetapi berhasil menyulut kemarahan Chandra. "Lo nggak sadar diri, Chandra? Lo udah selingkuh sama siswi lo sendiri. Kenapa masih pertahanin Shila? Lepasin dia, karena dia bisa dapat yang lebih setia dibanding lo—"

"Lo maksudnya?"

Tristan tersenyum, sama sekali tidak mempermasalahkan Chandra yang memotong ucapannya sesuka hati.

"Di saat hubungan lo sama Shila udah mulai retak, lo malah fokus ke selingkuhan lo itu. Bahkan ... setelah lo ketahuan ... lo masih berhubungan sama si Mishall. Lo beneran udah ngelanggar komitmen pernikahan, dan lo nggak punya alasan buat dapat maaf dari Shila. Dia terlalu terhormat buat laki-laki yang terlalu plin-plan kayak lo!"

Bugh!

Chandra hanya butuh milidetik untuk melayangkan pukulan di tulang pipi Tristan: dengan mudah membuat  lawan tersungkur ke lantai. Tristan seorang pria bebal. Ia secepat kilat berdiri seolah tidak merasakan sakit untuk pipinya yang dihiasi lebam merah. Chandra bersiap untuk melanjutkan serangan, tetapi oleh Tristan, lengannya ditahan dengan mudah.

"Gue nggak bakalan biarin lo jadiin Shila salah satu korban lo."

Tristan berdecak pelan, tampak malas. Itu cukup untuk mengecoh Chandra sehingga ia tidak mempersiapkan diri ketika Tristan mendorong kedua tangannya ke samping, kemudian memukul wajah, lalu area tulang rusuk Chandra dengan kuat. Meski tidak sampai jatuh ke lantai, cara Chandra membungkuk memegang dada, serta bagaimana sulitnya ia mengatur pernapasan, sudah menjelaskan betapa sakit pukulan yang Tristan berikan tadi.

"Gue emang terlambat buat sadar ini, tapi ... gue merasa ... jatuh cinta sama Shila." Tristan menatap sendu sosok perempuan yang terbaring di atas tempat tidur. "Gue perlu delapan bulan buat yakinin diri, kalau gue beneran suka sama dia, dan ... bener. Gue bahkan siap lakuin apa pun buat perempuan semahal Shila. Gue bisa 24/7 hari di rumah asal sama dia. Sumpah."

"Playboy jenis lo, nggak bisa dipercaya."

"Emang." Tristan membantu Chandra untuk menegakkan punggung. Tetapi hanya sekadar bisa mencapai sebelah  wajahnya yang lain untuk disikut kuat. "Gue banyak nyoba perempuan buat nyari yang sejenis Shila, tapi ... nggak ada. Jelas. Perempuan setia kayak dia ... gue nggak tau bisa beli di mana."

Siswiku CandukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang