Bab 30 | Pilih Perempuan Kedua

1.1K 85 15
                                    

Tubuh Shila diletakkan dengan sangat hati-hati di atas tempat tidur, seolah Chandra tengah membawa gelas kaca yang mudah pecah. Setelah Shila sudah dalam posisi setengah berbaring, ia meluruskan kaki istrinya untuk ditutupi selimut.

Sejak tadi, setelah amukan Shila di halaman, perempuan ini tidak pernah lagi mengatakan apa pun. Namun sebagai gantinya, untuk sesuatu yang ia tidak suka, Shila akan memberitahu Chandra dengan gigitan di tubuh pria itu. Seperti ketika perempuan itu dipeluk paksa, Shila digendong ke kursi roda, dan saat perempuan itu dipindahkan ke ranjang pasien.

Ada tiga titik luka baru di balik kaus Chandra, tetapi pria itu sama sekali tidak memedulikannya. Fokus Chandra sering terarah di kedua kaki sang istri yang masih tampak mulus. Entah di bagian paha Shila, karena celana panjang longgar milik perempuan ini membatasi pandangan Chandra.

Untuk bertanya lebih lanjut, Chandra masih segan. Satu kesimpulannya sekarang adalah ... Shila tidak bisa berjalan. Efek kecelakaan cukup parah hingga membuat perempuan ini lumpuh, tetapi yang menakjubkan, Shila bisa kembali seperti semula hanya dalam hitungan hari. Atau mungkin ... perempuan ini hanya terlalu hebat dalam menyembunyikan semua rasa sakitnya.

Chandra merotasi tubuh, lalu menarik kursi agar semakin dekat pada ranjang pasien. Ia melipat kedua tangan di samping tubuh Shila. Tidak berani menyentuh lebih, karena perempuan ini masih terus menatapnya tajam.

Lebih dulu, Chandra menarik napas panjang untuk diembuskan secara perlahan. Kebingungannya sulit untuk dihilangkan, apalagi ketika tahu bahwa Shila sudah tahu semuanya. Segalanya ... hingga kesalahan kemarin, perempuan ini juga tahu.

Jadi ... apa ada cara untuk mengelak dari masalah ini sekarang?

Pria itu hanya bisa bersyukur, karena keterbatasan Shila sekarang, perempuan ini tidak langsung menerjangnya. Kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan Shila, sudah tertutup sepenuhnya.

Apa ini ... waktunya untuk melepaskan sang istri yang susah payah ia bantu sembuh?

"Shila ...." Chandra memanggil dengan suara lirih. Ia menatap lembut pada sang istri selama beberapa saat, sebelum melanjutkan, "Apa aku nggak bisa dikasih kesempatan kayak Tristan? Apa yang terjadi kemarin ... semuanya murni kesalahan. Tristan yang kenalin aku sama Mishall, dan aku pikir dia memang sudah rencanakan semuanya. Supaya aku sibuk urus Mishall, karena dia tahu ... aku paling nggak bisa nggak peduli sama orang sekitar aku. Dia bikin hubungan kita rusak, dan ... hasut kamu buat milih dia. Kamu percaya sama aku, Shila, dia ... yang mengatur semua ini."

Namun, bagaimanapun Chandra berusaha menjelaskan, Shila sama sekali tidak mengubah cara pandangnya. Pria itu mendecakkan lidah, merasa frustasi dengan apa yang terjadi sekarang ini.

"Oke ... kalau misal kamu beneran marah sama aku, dan nggak ada kesempatan buat hubungan kita diperbaiki, aku mohon sama kamu ... jangan Tristan. Dia playboy. Dia cuman penasaran sama kamu yang susah didapetin. Dia cuman ... mau main-main sama kamu. Please ... yang satu ini ... dengerin aku, Shila. Jangan ... jangan pilih Tristan. Aku ... beneran sayang sama kamu, dan aku nggak mau hal-hal buruk terjadi sama kamu. Cukup aku ... yang nggak bisa jaga kepercayaan dan buat kamu lagi-lagi kecewa sama sebuah hubungan."

Sekali lagi, permohonan panjang Chandra tidak meredupkan aura tajam dari mata Shila. Sekarang, Chandra benar-benar buntu. Ia berdiri, menyugar rambutnya frustasi, dan hal itu menyebabkan luka di sana kembali terbuka. Tetes darah mulai menuruni keningnya, tetapi Chandra hiraukan. Ia hanya mengusap dahinya secara asal.

"Chandra ...." Nada pelan, Shila memanggil suaminya. Ia masih dalam posisi yang sama. Hampir menyerupai patung secara sempurna, andai Shila tidak berbicara atau bernapas. Sementara Chandra, karena merasa ucapannya akan direspons, ia begitu antusias mendengar lanjutan ucapan dari sang istri.

Siswiku CandukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang