BLURB

2.2K 199 18
                                    

Usn : chelove (3.1/5) ⭐⭐⭐

Review :

alphabyy_ : ⭐
apaan bangsat, gue bayar 2 juta buat seminggu malah dapetnya boyfie yang modelan culun dan ga ngerti apa-apa soal pacaran! Nyesel!

Redrose95 : ⭐
dibutuhin jasanya jadi boyfie malah gue yang kek babysiter, diajakin ngentot malah nangis faakkk, gue bayar 750rb buat lima hari jadiya kayak nyewa adik bukan pacar! Not recomended!

Lalaboy : ⭐
kalo ga niat nawarin jasa jadi pacar gausa bikin aku sat! Ngentot mana mahal!!

Sweetboy : ⭐⭐
Kurang maksimal, cenderung bingung harus ngapain jadi pacar padahal kita butuh jasa dia buat ngilangin kesepian, jadi malah kita yang harus ngarahin.

Junaaa45 : ⭐
Gue nggak lihat reviewnya waktu ngklik payment, untung cuna 4 hari wkwkw meski duit gue 500k melayang. Harusnya belajar dari review sebelumnya, user ini nggak recomended.

Jaeh0014 : ⭐
Kayak pacaran sama bayi, plonga plongo, kontol!

Bianb612 : ⭐⭐
Kurang memuaskan

Sept__ : ⭐
Jelek parah

Kirouu : ⭐
Diajak ciuman malah muntah bangsat

Show more...









Chenle menggigit bibirnya, membaca segenap review yang diberikan penyewa. Demi apapun, Chenle nggak tau kalau LOVER APP itu adalah untuk penyewaan pacar. Dia kira aplikasi itu adalah aplikasi untuk mencari teman seperti Tantan dan sebagainya— hanya saja aplikasi ini hanya bisa diunduh melalui PC. Dia nggak mengerti, dan sialnya malah mendaftarkan diri sebagai pemberi jasa pacar sewaan. Lebih sialnya lagi, ada penyewa yang datang dan membayarnya sesuai dengan harga yang dia cantumkan diprofil.

Waktu itu, Chenle nggak ngeh, makanya dia sempat bingung kenapa harus cantumin harga? Kan dia nggak lagi menjual diri, jadi yasudah dia ngasal aja ngisi harga 500 ribu sampai 5 juta. Ternyata harga itu adalah harga sewanya, menyesuaikan hari dan sudah di atur oleh aplikasinya sendiri. Chenle sempat bingung dan berniat menghapus aplikasi itu, sekaligus meminta maaf pada pelanggan pertama dan menjelaskan semuanya— tapi uang yang sudah di transfer ke aplikasi tidak akan bisa cair sebelum pelanggan mengeklik tombol selesai, yang artinya masa penyewaan Chenle sudah habis barulah uang itu masuk ke rekening Chenle.

Yah... saat itu posisinya Chenle nggak punya uang untuk menebus karena harga sewanya 3.500.000, sedangkan di rekeningnya hanya ada 1.000.000 karena Papi dan Ayahnya belum mengirimkannya uang, dan pelanggan itu sudah marah-marah, memaksa Chenle setidaknya harus menjalani tugasnya sebagai pacar bohongan untuk pelanggannya. Mau tidak mau, akhirnya Chenle menjalani itu.

Chenle sama sekali nggak punya pengalaman pacaran, jadi perjalanannya sebagai pacar bohongan pelanggannya terbilang konyol. Bodohnya, dia yang masih bingung menggunakan aplikasi itu tidak tau cara menolak permintaan sewa. Bertanya juga malu, apa jadinya kalau teman-temannya tau jika dia adalah penjual jasa pacar sewaan di aplikasi? Apalagi dia menjualkan jasanya untuk para cowok? Belum lagi dia harus menghadapi kedua orang tuanya.

Maka dari itu, dia harus melayani permintaan sewa dari orang-orang itu. Dan ya... akun Chenle berakhir diisi oleh review-reviee kekecewaan.

Syukurnya, dia tidak memasukkan nama asli dan foto aslinya. Juga bagusnya, aplikasi itu melindungi si penyedia jasa sewa agar identitas termasuk foto dan kegiatan selama pacaran tidak disebarluaskan— iya, jadi sebelum penyewa itu melakukan pembayaran mereka harus menyetujui persyaratan dan peringatan yang ada— sehingga kalau pihak pemberi jasa sewa sewaktu-waktu dirugikan, maka bisa digunakan untuk memproses penyewa secara hukum.

Pernah, Chenle berpikir jika foto atau kegiatannya selama jadi pacar sewaan disebarluaskan, sudah pasti akan pindah keluar kota untuk lari, lalu memberitahukan Ayah dan papinya jika dia melakukan praktek lapangan di sana sampai lulus— rencana yang bagus kan?

Tapi meski banyaknya pengalaman konyol yang sudah dia lalui, dia sedikit berterimakasih untuk review-review itu, karena berkatnya sekarang tidak ada lagi yang menyewa dirinya. Itu hal yang bagus karena dia nggak perlu bingung memikirkan bagaimana menjadi pacar orang padahal pengalamannya sangat minim. Dan jangan berpikir selama dia membuka jasa, dia sudah mahir berpacaran. Karena tidak.

Chenle nggak dapat ilmu apa-apa, malah kebanyakan dari mereka menuntut dan meminta ini itu sampai yang terparah adalah meminta keperawannya— maka dari itu dia sempat menangis karena takut.

Benar-benar pengalaman yang buruk.

Terus, pacaran yang benar itu gimana sih?

Tiba-tiba dia memikirkan itu. Chenle menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Setaunya, teman-temannya semua sudah berpacaran, apa dia doang yang tidak punya pacar? Kayaknya nggak deh, terlalu hiperbola, tuh teman dekatnya saja juga nggak punya pacar. Tapi penting nggak sih pacaran itu?

Apa pentingnya coba?

Kalau dia ingat lagi sih, kebanyakan teman-temannya itu galau karena nggak dikabarin lah, nggak diperhatiin lah, diselingkuhi lah.

Ya nggak penting kan berarti?

Eh— ngapain juga gue mikirin ini?

Chenle menghela nafas lagi, menutup laptopnya dan memandang ke arah jendela kamarnya yang masih terbuka. "Yang penting nggak ada lagi yang nyewa gue." Katanya pelan.

Pikiran Chenle terbesit untuk menghapus akun itu, tangannya segera membuka kembali laptopnya, sayangnya baru dua menit dia mengotak-atik layar itu mati total— shit, dia lupa mengecas.

"Aaraaghhh, charger gue dipinjem Sungchan lagi." Keluhnya, tangannya kembali menutup laptop itu, namun kali ini sedikit lebih keras karena kesal.

"Besok deh, gue bakal hapus itu aplikasi nggak guna!" Gerutunya, lalu dia beranjak untuk menutup jendela dan menuju kasur.

Sekarang sudah jam 11.22 malam, Chenle harus tidur karena besok dia harus kuliah. Besok, dosen yang mengajar agak killer, dia tidak boleh terlambat meski dia tinggal di asrama kampus.


Lover App
Published on November 2022

LOVER APPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang