Halo, aku balik lagi bawa cerita baru! Maaf ya setelah aku pikir seribu kali— haha nggak, nggak sampe seribu kali juga— setelah aku pikir-pikir, aku mau debutin "Lover App" dulu karena ceritanya ringan-ringan aja, bahasanya juga ringan (aku lagi capek mikir cerita berat, dan menurutku "Love in Deal" itu berat, jadi aku simpen dulu projectnya sambil nabung chapter.)
Btw, cerita ini akan di up sampai 5 chapter, dan bakal resmi dilanjutkan dipertengahan November.
Semoga kalian suka ya sama ceritanya, seperti biasa aku cuma mau kalian apresiasi tulisan aku dengan cara vote dan komen biar ceritanya rameeee. Itu aja, hehehe.
Sooo, cekidot!
Eh, kalian yang baca ini umur berapa sih?
LOVER APP.
Chenle menggeliat malas di bawah selimut tebalnya. Ah... cuacanya dingin kayak gini bikin Chenle malas untuk beranjak dari kasur. Matanya masih bersuaha menerima semburat cahaya yang masuk melalui celah cendela, dia menguap.
"Hooaaahmmm." Chenle mengambil posisi duduk setelahnya, menggaruk punggungnya yang tidak gatal sebelum matanya melirik pada jam beker yang berada di atas nakas kecil, samping tempat tidurnya. "HAAAHHHH?!" Matanya yang semula membentuk garis kembar tipis kini sukses membelak.
"ASTAGA, ANJIR????!" Dia segera beranjak dari tempat tidur. Chenle merutuk dirinya sendiri karena bangun telat. Dia menghitung, oke masih ada waktu lima belas menit lagi sebelum jam kuliah pertama dimulai, ah sial, kenapa juga dia harus bangun telat?!
Tidak pakai babibu, dia langsung menuju kamar mandi, hanya untuk mencuci muka, cebok dan gosok gigi. Nggak perlu mandi atau dia akan berakhir alpha dan mengulang mata kuliah di semester depan. Itu sangat tidak ada bagus-bagusnya. Selesainya, Chenle langsung bergegas pakai baju— kemeja berwarna bitu muda dengan jeans hitam. Dosen itu nggak mau kalau anak-anak pakai baju berwarna gelap, nggak tau kenapa. Oke, sudah selesai, dia segera sisiran, pakai parfum agar harum meski dia nggak mandi. Terakhir, dia memakai kacamatanya. Bukan, ini bukan kacamata yang dia pakai hanya untuk aksesoris, matanya memang minus, dia akan kesusahan jika nggak pakai.
Tok... tok... tok...
"Iya!" Chenle langsung membuka pintu setelah selesai pakai sepatu. Dia memberikan senyum ramah kepada Ibu Asrama. "Pagi, Bu." Sapanya.
"Ibu kira kamu nggak kuliah, udah siang atau kamu ada kelas siang? Tapi kan, anak semester satu-dua nggak ada kelas siang?"
Chenle mengangguk. "Memang nggak ada, bu! Sayanya aja yang bangun kesiangan. Kalau gitu saya pamit ya, bu!" Chenle langsung berlari kecil meninggalkan ibu asrama.
Universitas yang digunakannya untuk mengenyam pendidikan lanjutan memang memfasilitasi asrama untuk mahasiswa yang mau tinggal di sana. Chenle berasal dari luar kota, dan kedua orang tuanya menyarankan agar Chenle tinggal di asrama saja agar lebih aman. Sebab, kedua orang tua Chenle sibuknya bukan main, tapi meski begitu mereka selalu menyemparkan diri untuk mengobrol dengan anaknya via chat atau telfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER APP
FanfictionUsernya mendapat review jelek. Itu adalah akibat dari ketidaktahuannya tentang aplikasi "LOVER". Dia kira, aplikasi itu sama seperti aplikasi mencari 'teman' lainnya, tapi ternyata tidak! Aplikasi itu adalah aplikasi penyewaan pacar dan sialnya dia...