13

1.3K 191 32
                                    

Halo, makasih ya buat antusiasmenya sama kisah piyik dan si bongsor, kemarin aku baru buka wattpad terus dikejutin sama notif masuk yang bikin aku speechless—serius! Nggak nyangka aja buku pink ini juga rame peminatnya :"). Buat kalian yang baru follow akun aku selamat bergabung ya, semoga buku aku bisa berhasil nemenin kalian waktu lagi gabut.

Selamat membaca semua!





Selamat membaca semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







LOVER APP.








"Chenle—"

"Chan, please. Bisa nggak lo berhenti?!"

Sungchan menarik nafasnya begitu mendengar penolakan Chenle setelah dia meminta Chenle untuk mengobrol sebentar soal tadi. Sungchan mengakui dia salah, tapi dia rasa, dia nggak sepenuhnya salah. Dia hanya nggak mau Chenle merasa terganggu karena Ruto.

"Gue minta maaf."

"Oke, gue udah maafin bahkan lo sebelum lo minta maaf ke gue." Jawab Chenle langsung. Dari nadanya, Sungchan bisa tau bahwa Chenle masih marah.

Demi apapun, Chenle sedang nggak mood untuk berbicara dengan Sungchan, tapi dia juga jengah karena Sungchan terus memaksanya. Chenla benar-benar merasa harus menjauh sejenak dari Sungchan sampai cowok itu sadar jika dia nggak seharusnya bersikap berlebihan seperti tadi.

Mungkin Sungchan akan mengira dia nggak tau terimakasih, tapi Chenle merasa oke saja dengan hal itu. Dia lagi berada dipuncak rasa kesalnya sekarang. Kejadian tadi benar-benar membuatnya malu, selain karena dia sudah bikin keributan di kelas dan membuat konsentrasi anak-anak lain buyar, dia malu karena dia terlihat seolah seperti anak manja yang harus selalu dijaga. Dia malu karena dirinya terlibat dalam masalah Sungchan yang nggak jelas itu. Untung saja tadi nggak ada dosen, bagaimana kalau ada? Mau ditaruh dimana mukanya?

"Tapi gue minta sama lo untuk nggak kayak gitu lagi, Chan."

"..."

"Lo terlalu berlebihan— gue terimakasih karena lo udah ngelindungi gue dari anak pengganggu itu. Tapi gue nggak minta lo ngelindungi gue sampai sebegitunya walaupun lo sendiri yang mau."

"Gue masih mampu buat jaga diri, Chan. Kalau cuma Ruto aja gue bisa atasin tanpa perlu lo ngelakuin hal kayak tadi yang—"

Chenle menghela nafas panjang. "Yang bener-bener nggak jelas."

"Chenle—"

"Lo pernah mikir nggak gimana posisi gue? Kalau tadi semisal lo sampai baku hantam sama Ruto, apa gue nggak keseret juga? Padahal sebenernya gue nggak merasa terganggu kayak yang ada dipikiran lo. Lo apa nggak mikir, tindakan lo bakal berimpact buat kedepannya, pun ke gue juga?"

LOVER APPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang