OO6

1.6K 151 6
                                    

Hai semua, makasih buat 1,11k pembaca nyaaa!! luvluv!!


HAPPY READING🌷

****

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai juga di kampus. Sekarang Chika tengah berjalan menyusuri koridor berniat memasuki kelas jam pertama. Walaupun masih tersisa waktu duapuluh menit lagi untuk masuk.

Chika berjalan begitu cepat mendahului seseorang di belakang nya. Yang tak lain si dosen muda, Aran.

"Chika tunggu!"

Chika berbalik badan, ia sudah tak sanggup lagi dengan Aran yang sedari tadi tak henti-henti memanggil namanya.

Jika Chika tak menanggapi, Aran pasti akan keras kepala dan terus menerus memanggil nya sampai tahun depan sekalipun.

"Apa sih pak?" tanya Chika berusaha lembut.

"Kamu tadi tidak dengar saya memanggil kamu?"

"Tuli atau bisu?" lanjut Aran.

Chika berdecak sebal, "Ck mau bicara apa?"

"Tolong ber-"

"Bersihkan ruangan bapak? saya tuh mahasiswa disini pak, bukan OB yang seenak nya bapak suruh suruh." sela Chika kelewat kesal.

Bagaimana tidak, sedari tadi Aran membujuk Chika untuk membersihkan ruangan nya yang sudah Chika duga tidak kotor itu. Karena sebelumnya sudah di bersihkan oleh petugas kebersihan di kampus ini. Jadi? hanya buang buang waktu saja jika Chika pergi ke ruangan Aran dan membersihkan nya.

"Kamu tidak ingat kalau kamu masih menjadi asisten saya?" tanya Aran.

"Saya bukan babu!" balas Chika dan berbalik pergi kembali.

"SIAPA TUH YANG TADI BAPER!" teriak Aran tidak tau malu. Sampai-sampai mahasiswa/i disana melihat heran ke arahnya.

Aran menegapkan badan nya dan menetralkan ekspresi nya. Detik ini juga dia sedang menahan malu.

Aran berbalik badan, dan lanjut berjalan menuju kelas yang akan dia ajari. Dengan tangan di masukan kedalam saku celananya.

"Gile pak Aran ganteng banget!"

"Kiw dosen!"

"Andai pak Aran calon suami gue nanti!"

"Udah ganteng, tajir beuh!"

"Pak Aran, apakah kamu mau menjadi suami ku?!"

"ANJAY HALU!"

Begitulah teriakan-teriakan histeris para kaum kaum hawa di area koridor itu. Mau mahasiswa atau pun dosen wanita, mereka semua mengagumi ketampanan seorang dosen muda berkharisma itu.

Aran tak menghiraukan semua pujian-pujian itu. Tersenyum saja tidak, ia hanya menunjukan muka datar nya.

-📚-

Pak Dosen Aran (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang