OO8

1.5K 145 7
                                    

hai, please jangan jadi silent riders!!

HAPPY READING🌷

****

Terlihat seorang pemuda lelaki tengah berada di sebuah kedai bunga cukup sederhana yang ia temui di pinggir jalan. Pemuda itu sedang melihat-lihat berbagai macam buket bunga yang rencana nya akan dia beli dan di serahkan pada seseorang yang sudah membuat janji untuk bertemu dengan nya.

"Mba saya mau yang ini." ucapnya sambil menunjuk contoh buket bunga mawar yang terlihat indah.

"Baik kak saya siapkan dulu." balasnya membuat pemuda itu mengangguk.

Setelah pekerja itu pergi, dia menempelkan bokong nya di kursi tunggu sebari memejamkan mata lalu memijat pangkal hidung mancungnya.

"Ini kak buket nya." ujar pekerja yang baru tiba, membuat pemuda itu membuka matanya.

Pemuda itu menyodorkan dua lembar uang berwarna merah menghiraukan teriakan si pekerja bahwa uang yang di kasihkan terlalu besar. Pemuda itu keluar dengan tergesa-gesa membawa buket bunga yang di belinya dan berakhir melesat pergi meninggalkan pekarangan kedai dengan mobil hitamnya.

****

Seusai mata kuliah kini Chika dan seseorang sedang berada di taman belakang kampus. Taman itu terlihat sangat sepi dan sunyi walaupun begitu, tanaman disana terlihat terawat dengan indah dan sangat wangi. Mereka hanya berdua disana sebari duduk di bangku paling tengah yang di sekelilingi dengan berbagai jenis bunga.

Chika menatap insan di hadapan nya, "Lo mau bicara apa?"

"Lo udah ada pacar?"

Chika menggeleng cepat, "Kenapa?"

"Jujur setiap gue di deket seseorang, gue selalu ngerasa nyaman." ucap pemuda itu.

"Jadi?"

"So artinya gue jatuh cinta sama orang itu."

Chika mengira apa yang akan di bicarakan, ternyata soal
percintaan. Tapi tidak apa-apa dia akan menjadi pendengar yang baik.

"Lebih baik lo confess aja biar hati lo lebih tenang." ujar Chika memberi solusi.

"Udah." balasnya.

"Terus apa jawabannya?"

"Gue gatau." ucap lelaki itu seadanya.

"Kok gatau?" beo Chika.

"Karena orang nya aja di depan gue, dia belum jawab."

"Maksud lo Zee? gue nggak ngerti."

"Nggak peka banget sih jadi cewek." ujar Zee diakhiri kekehan.

Zee meraih kedua telapak tangan Chika, "Gue. Arzee Alfatih, udah nyimpen prasaan sama lo udah lama. Gue cinta sama lo Chik, gue udah nggak tahan buat sembunyiin ini."

Keadaan hening, Chika mencerna kata-kata apa yang di ucapkan oleh seseorang yang ia anggap hanya sebatas teman se- fakultas itu. Chika menatap lekat manik milik Zee, terlihat di dalamnya hanya ada ketulusan yang tidak bisa di bohongi.

Pak Dosen Aran (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang