O11

2.3K 137 2
                                    

Hargai karya Author dengan pencet tanda vote.

Arigatou.

TANDAI JIKA ADA TYPO!

HAPPY READING~

****

"Mau makan kamu."

Alarm berbahaya seakan datang pada Chika saat ini juga. Keringat terus membanjiri pelipis Chika, suasana di sana mendadak begitu tegang.

Beberapa detik Chika terus menatap manik berwarna biru gelap milik Aran. Tersadar dari lamunannya, Chika kembali mendorong Aran sekuat tenaga tetapi lagi-lagi yang didorong tak terdorong sedikitpun. Tenaga Aran sangat kuat.

"Ish bapak jauh-jauh deh, bapak bau!" celetuk Chika mencairkan suasana.

Aran menaikan sebelah alisnya, "Huh? alasan."

"Ya tuhan tolong hamba."

"E-emang bener kok, bapak bau ketek tau nggak?!"

"Jangan mengelak, Chika. Jujur saja, kamu suka kan wangi saya?" cecar Aran.

"Ck, pede!" decaknya.

Mata Chika terbelalak saat hidung mereka bersentuhan, "Bapak apa-apaan sih?"

"Malam pertama." celetuk Aran.

"Hah? m-maksudnya?"

"Ck, ayo kita lakukan." balas Aran.

Chika langsung mengerti apa yang di ucapkan suaminya itu. Chika belum siap, Chika takut, tapi Chika juga takut dosa jika dia menolak hak Aran.

"Kamu jangan nolak kalau nanti Aran minta haknya, itu dosa loh." nasihat bundanya beberapa waktu lalu terus terngiang di benaknya.

Jantung Chika berpacu cepat, gadis itu terus diam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Dia masih dalan kurungan Aran, mungkin Chika akan pasrah saja.

Mata Chika terpejam, sepertinya dia akan mengiyakan ajakan suaminya itu. Dia takut dosa juga.

Tepat saat Chika ingin mengiyakan ajakan Aran, lelaki itu sudah beranjak dan malah berbaring di sebelahnya lalu membelakangi Chika.

Chika menghela nafas lega dalam hati. Tapi di sisi lain ia merasa bersalah pada Aran, mungkin dia memikirkan dan menjawabnya terlalu lama sehingga lelaki itu malah ikut berbaring membelakanginya.

"Bapak marah?" tanya Chika.

"Tidur, sudah malam." jawab Aran tanpa membalikkan tubuhnya.

Chika sedikit mencondongkan tubuhnya melihat keadaan Aran, nyatanya lelaki itu sudah memejamkan mata.

Chika mengambil guling lalu meletakkannya di tengah-tengah mereka dan ia pun memutuskan untuk ikut memasuki alam bawah sadar. Tubuhnya terasa sangat capek hari ini.

****

Kelopak mata Chika mengerjap-ngerjap tepat saat alarm di atas nakas berbunyi. Netranya sudah terbuka sempurna dan beralih mematikan bunyi nyaring alarm yang sangat mengganggu gendang telinganya.

Mengganti posisinya menjadi duduk, Chika menolehkan kepalanya dan melihat seseorang masih terlelap disana. Ia hampir saja lupa kalau sudah menikah dengan dosennya sendiri di hari kemarin.

Pak Dosen Aran (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang