OO9

1.7K 154 2
                                        

Hai apa kabar? ini lapak udah berdebu ya wkwk


Selamat datang di chapter nine,

SELAMAT MEMBACA~

****

Sudah beberapa menit Chika bergulat di dalam kamarnya. Gadis itu kian memilih-milih baju yang akan dia pakai malam ini untuk menemani Aran bertemu dengan clien.

Tak kunjung mendapatkan baju yang menurutnya pas membuat Chika frustasi dan ingin berteriak karena kesal. Biasanya Chika memakai baju yang terlihat olehnya saja yang terpenting terlihat sopan, jikalau misalnya ia akan mendatangi suatu acara maupun menemani seseorang.

Tetapi tak tahu kenapa, kali ini dirinya merasa harus terlihat lebih cantik dan anggun saat berhadapan dengan calon suaminya. Entah.

"Huftt yang ini aja deh!" ujar Chika sebari memegang dress berwarna abu-abu elegan.

Gadis itu berlari menuju ruang ganti lalu selang beberapa menit Chika sudah siap dengan penampilan nya. Tak banyak polesan makeup di wajahnya, Chika buat hanya natural saja tetapi membuat dirinya lebih terlihat cantik.

Ponsel Chika berdering menandakan telepon dari seseorang masuk.

"Halo?" ucap Chika.

"Saya sudah di depan mansion." ucap Aran di sebrang sana.

"Tunggu saya kedepan pak!"

Hanya dibalas gumaman kecil dari Aran lalu teleponnya dimatikan secara sepihak oleh Aran.

Chika menuruni satu persatu anak tangga dengan cepat, membuat Sisca yang sedang membaca majalah di ruang tamu mendongak dan menggelengkan kepala.

"Awas hati-hati ntar jatoh."

Chika tersenyum kikuk.

"Chika pergi dulu bund." ujar gadis itu lalu mencium punggung tangan Sisca.

"Iya hati-hati. Sama Aran kan?"

"Iya hehe."

"Eh ayah kemana?" tanya Chika sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Gevano.

"Ayah hari ini lembur."

"Oh yaudah titip salam ke ayah. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

****

Aran sudah menunggu calon istrinya itu di dalam mobil sejak dua puluh menit lalu, pria itu mendengus dan menatap mansion megah di hadapan nya. Tak kunjung datang Chika, Aran memutuskan untuk menghubungi ponsel Chika.

"Halo?" ucap Chika di sebrang sana.

"Saya sudah di depan mansion." ucap Aran.

"Tunggu saya kedepan pak!"

Aran hanya sekedar menjawab gumaman saja lalu telepon dimatikan secara sepihak olehnya.

Pak Dosen Aran (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang