EPISODE 7

3.4K 439 62
                                    

Yoongi kembali duduk dikursi meja makan dengan Seokjin, sedangkan Annisa masih mencuci piring kotor sisa makan tadi.

"Dia hamil anakmu Yoon?" Ucap Seokjin yang masih duduk dikursi meja makan tersebut.

"Bukan."

"Lalu kenapa kau membawa nya kesini? Kau mencari masalah dengan suaminya.?" Tanya Seokjin lagi.

"Aniya Hyung."

"Dia benar benar sedang kacau." Sambung Yoongi.

"Kacau?" Seokjin nampak bingung dengan penjelasan Yoongi.

Yoongi pun menghela nafas nya dan mulai menjelaskan semuanya kepada seokjin dengan sangat detai. Seokjin benar benar mendengarkan segala penjelasan Yoongi tentang Raina dan mengapa dia membawanya kesini.

"Bagaimana bisa ada pria sekejam itu." Ucap Annisa berjalan ke arah Yoongi dan Seokjin lalu duduk didekat seokjin.

"Begitulah nuna, aku sangat mengkhawatirkannya." Tampak rasa khawatir dari wajah Yoongi.

"Kau mengenal suaminya.?" Tanya Seokjin lagi.

"Siapapun akan mengenal dia, Hyung."

Seokjin hanya mengerutkan keningnya, tidak paham siapa yang dimaksud Yoongi.

"Kim Taehyung, CEO dari perusahaan Kim Company itu Hyung."

"Mwo jinjja?" Kaget Annisa.

Yoongi hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bukan kah dia terkenal dengan kelembutan dan penyayang? Bagaimana bisa dia melakukan hal itu, Yoon." Tanya Annisa lagi.

"Aku tidak tahu apa alasan dia menyakiti Raina seperti ini, bahkan disaat Raina tengah mengandung anaknya."

"Hmm sangat memprihatikan, disaat usia kandungan masih muda pasti dia sangat membutuhkan sosok suami siaga." Lagi lagi Annisa benar benar merasa kasihan pada Raina atas apa yang terjadi padanya.

"Suami siaga?" Ucap Yoongi tidak mengerti.

"Yoon, usia kandungan tiga bulan itu masih muda, dimana sang istri pasti merasakan saat saat mengidam."

"Dan terkadang istri selalu lebih manja terhadap suaminya Yoon."

"Mungkin Raina juga sedang ada di fase itu namun dia pasti lebih memilih memendamnya karena dengan keadaannya saat ini."

Yoongi hanya menagangguk seolah mengerti dengan penjelasan Annisa.

Yoongi berdiam beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu namun entah apa yang ada dipikirannya, saat itu juga Yoongi bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar miliknya yang ditempati Raina.

Yoongi mengetuk pintu kamar miliknya yang ditempat Raina.

"Masuk" ucap Riana dari dalam kamar.

Yoongi membuka pintu nya dan melihat Raina yang sedang duduk diatas ranjang dan menyenderkan tubuhnya ke kelapa ranjang.

"Kamu belum tidur."

Raina hanya menggelengkan kepalanya.

Yoongi duduk dipinggir kasur tepat didepat Raina.

"Kenapa.?"

"Kau menginginkan sesuatu?" Tawat Yoongi.

Raina hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Jangan sungkan, katakan kamu ingin apa."

"Tidak Yoon, aku tidak ingin apapun.

"Lalu apa yang mengganggu mu sampai kamu belum tidur."

"Entahlah Yoon, aku hanya tidak bisa tidur saja."

"Rain, dengarkan aku." Yoongi memegang kedua bahu Raina.

"Jangan terlalu mengkhawatirkan sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan."

"Apa aku terlihat sedang memikirkan sesuatu Yoon?" Raina menatap Yoongi.

"Sangat terlihat."

"Apa yang sedang kamu khawatir kan.?"

"Kamu sudah aman disini." Lanjut Yoongi.

"Aku tidak mungkin terus terusan tinggal disini Yoon."

"Aku malu merepotkan kamu dan keluarga mu." Ucap Raina berkaca.

"Itu semua tidak masalah, kamu hanya perlu tinggal disini."

"Aku berjanji akan melindungi kamu, Rain."

Raina menundukkan kepalanya, tidak terasa air mata nya menetes begitu saja.

"Hei kenapa menangis." Yoongi mengangkat kepala Raina namun Raina tidak berani memandang Raina.

"Se-seharusnya suamiku yang mengatakan seperti itu, bukan malah orang lain." Raina benar benar tidak bisa menahan lagi air matanya didepan Yoongi.

Raina merasa dirinya sangat menyedihkan, diusia kehamilan yang muda ini dia sangat membutuhkan sosok suami yang siaga, namun kenapa Raina harus menghadapi semua ini.

"Yoon, apa yang aku perbuat dimasalalu? Sampai sampai semesta menghukumku seperti ini." Ucap Raina menatap wajah Yoongi dengan air mata yang terus menetes.

Yoongi perlahan menghapus air matanya dengan ibu jarinya secara lembut.

"Aniya, ini bukan kesalahanmu."

"Dia memang bukan pria yang baik untukmu, bukan di kamu kesalahannya tapi di pria itu."

"Pria itu yang tidak mau bersyukur disaat dirinya sudah memiliki istri yang begitu baik." Tutur Yoongi.

"Kalau bukan karena anakku, aku ingin rasanya menyerah saja Yoon."

"Aku ingin sekali menyusul kedua orang tuaku."

Yoongi memeluk Raina kembali..

"Sssssttt tidak boleh berkata seperti itu."

"Kamu harus percaya, badai pasti berlalu."

"Mengakhiri hidup bukan solusi yang tepat. Rain."

Raina membalas pelukan Yoongi dengan erat sambil menangis terisak.

"Anggap saja aku suamimu, kamu boleh meminta apapun yang kamu inginkan, kamu boleh bermanja-manja sesuka hatimu padaku."

"Aniya Yoon, aku sudah terlalu banyak merepotkanmu."

"Berhenti berkata seperti itu, Rain."

"Sudah aku katakan kamu tidak pernah merepotkanku."

Yoongi melepaskan pelukannya lalu memandang lekat wajah Raina.

"Apa aku harus benar benar menikahimu dan menjadi suamimu agar kamu tidak selalu berpikir bahwa kau merepotkanku.?"

Gantengkan suami sah author 🤏☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gantengkan suami sah author 🤏☺️

TO BE CONTINUED..

JANGAN LUPA VOTE KARENA VOTE ITU GRATIS!!

ꜰ ᴀ ɪ ʟ ᴜ ʀ ᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang