"Tidak ada lagi hal yang harus dibicarakan diantara kita, sudah cukup jelas bagaimana hubungan kita saat ini dan aku tidak tahu kenapa aku dan dirimu harus repot-repot begini." Ucap Jiyeon sinis sambil menatap namja itu dengan wajah keras tanpa senyuman, ia benar-benar kesal sekarang. Minho tampak menarik napas dalam dan kemudian ponsel namja itu berbunyi, walaupun posisi duduk mereka jauh ia bisa melihat nama Yoo Se Mi dilayar ponsel itu dan salahnya karena memiliki mata yang terlalu cepat tanggap.Minho menolak panggilan itu dan mematikan ponselnya begitu saja, kemudian dia menghadap Jiyeon dengan wajah serius.
"Aku sekarang bukan orang yang sama lagi." Ucapnya, Jiyeon menampilkan wajah hampir tertawa remeh, apakah namja ini sekarang ingin pamer dihadapannya?
"Aku tahu, aku bukan orang udik yang tidak memiliki televisi atau media sosial untuk melihat betapa kaya dirimu sekarang." Minho tampak sedikit ingin protes ketika melihat bagaimana Jiyeon bicara dengannya, yeoja itu tampak tidak memberikan rasa hormat padanya seperti yang dulu Jiyeon berikan dari adik kepada kaka laki-lakinya.
"Kau seharusnya tidak membawa namaku sama sekali dikasusmu." Kemudian Jiyeon melihat alasan kenapa Choi Minho ingin bicara dengannya si gadis dari kalangan bawah sepertinya. Namja itu takut nama baiknya dirusak dan mungkin saja namja itu berpikir bahwa Jiyeon tidak punya rasa malu. Jiyeon merasakan matanya tiba-tiba terasa panas.
"Aku akan meminta Mirae menutup mulutnya, dia pengacaraku dan dia akan dengan senang hati membantuku, kau jangan khawatir. Lagipula aku tidak membawa namamu yang suci itu sama sekali dipersidanganku." Jiyeon menyadari suaranya bergetar dan ia berusaha berdehem.
"Astaga, dengarkan penjelasanku dulu."
"Untuk apa? Lagipula hubungan kita bukankah sudah berakhir lama, aku hanya anak atasanmu dan lagipula- sialan." Jiyeon merasakan air matanya runtuh, ia tidak bisa lebih lama lagi mempertahankan sikap dingin yang ia tunjukkan. Jiyeon merasakan tubuhnya diangkat dan ia berusaha untuk menolak namun ia sudah berada dipelukan namja itu, Jiyeon masih berusaha untuk melepaskan pelukan namja itu namun rasanya ia tidak bisa menyianyiakan kesempatan terakhirnya merasakan pelukan yang ia rindukan sejak lama.
"Kenapa kau jahat sekali. Aku bahkan tidak tahu apa kesalahan yang aku lakukan sampai kau membuangku." Jiyeon terisak dan bicara lirih. Ia merasakan tepukan lembut dipunggungnya dan suara lembut yang berusaha untuk menangkan dirinya yang kini menangis histeris.
"Aku tidak pernah membuangmu." Namja itu mulai bicara saat Jiyeon mulai tenang walaupun air matanya tetap mengalir tanpa bisa ia tahan lagi dan membasahi kemeja yang digunakan namja itu. "Aku memberikanmu kebebasan, kebebasan untuk memilih jalanmu sendiri dan memiliki hidup normal." Jiyeon hampir tertawa lagi mendengar alasan aneh itu, kebebasan macam apa hingga membuat namja itu seakan membuang dan melupakan dirinya. Jika namja itu bicara kebebasan, kenapa tidak sejak dulu ia memberikan Jiyeon kebebasan? Mengapa dulu ia selalu hadir sehingga membuat Jiyeon selalu bergantung padanya.
"Kau pantas mendapatkan hidup yang sesuai dengan keinginanmu Jiyeon, aku sudah membicarakannya dengan ayahmu sejak lama. Keputusan ini kami ambil bersama."
"Ayahku sudah meninggal, lama sekali."
"Aku tahu."
"Kau tahu?" Jiyeon mendengar suaranya kembali bergetar, jika Minho tahu ayahnya meninggal lalu kenapa namja itu tidak pernah sekalipun bertanya tentang keadannya? Kenapa namja itu tidak pernah datang menemuinya?
"Aku baru menyadari betapa kau ingin melupakan kami, untuk apa selama ini aku berusaha keras menghubungimu? Astaga aku bodoh sekali." Jiyeon menyentakkan tangannya saat namja itu mencoba menyentuhnya.
"Aku mohon, antarkan aku kembali ke tempat tadi. Kita selesaikan semuanya detik ini juga, aku tidak ingin lagi berhubungan denganmu." Jiyeon menutup wajahnya dan berusaha keras menghentikan tangisan memalukannya. Mungkin bagi sebagian orang ia begitu lemah, namun namja itu adalah namja yang menghabiskan waktunya hampir sepanjang hidup dengannya dan Jiyeon menyayangi dan mencintainya lebih dari apapun. Jiyeon tidak mungkin melupakan masa lalu mereka semudah itu, Minho namja yang baik dan Jiyeon tidak pernah lupa kebaikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/280503682-288-k333418.jpg)