Tempat itu penuh dengan banyak orang.Jiyeon merasakan sedikit rasa tidak percaya diri ketika di arahkan ke suatu ruangan dimana sudah banyak sekali orang yang duduk dengan wajah penuh konsentrasi memandangi giat-giat interview dibuku yang sedang ada dihadapan mereka. Dia pikir hanya sedikit yang di undang untuk interview secara langsung, namun ternyata dirinya hanyalah 1 dari puluhan orang ini dan sepertinya perusahaan memberikan kesempatan yang cukup besar walaupun akhirnya ia mendengar hanya 5 orang terbaik yang bisa diterima diperusahaan raksasa ini.
Ia menatap berkas ditangannya, ia lulusan terbaik dan juga sering menang lomba-lomba diluar universitas, ia rasa dengan semua piagam yang pernah ia raih, ia memiliki kemungkinan sangat besar untuk bisa diterima diperusahaan ini. Ia hanya harus percaya diri dan tidak boleh mengecilkan dirinya sendiri.
Tidak ada suara berisik diruangan ini, puluhan orang itu saling diam dan sibuk dengan apapun yang berada dihadapan mereka seolah tidak ingin terpengaruh dengan sekitar mereka dan menunjukkan merekalah yang paling unggul. Jiyeon mengambil tempat duduk yang berada dipojok ruangan karena tempat itulah yang paling tidak mencekam, jika dilihat dari posisi duduknya, kelompok yang berada ditengah ruangan terlihat berbeda dari yang lainnya dan Jiyeon berani bertaruh mereka sudah memiliki pengalaman bekerja.
Tantangan paling berat untuk masuk ke perusahaan ini ialah mereka tidak hanya bersaing dengan lulusan baru, namun juga pekerja senior yang mencoba keberuntungan mereka setiap tahun untuk masuk ke perusahaan kontruksi terbesar yang ada dikorea, gaji yang ditawarkan juga sangat menggiurkan.
Jiyeon tahu, diantara semua orang ini ia memiliki kesempatan yang sangat besar untuk diterima diperusahaan ini tentu saja dengan menggunakan jalur orang dalam. Dia memiliki koneksi langsung pada pemilik perusahaan raksasa ini dan ia tidak menggunakannya, ia ingin membuktikan pada namja itu bahwa ia mampu dan ia memiliki bakat yang lebih dari orang lainnya.
Bunyi lonceng menyita perhatian mereka dan Jiyeon melihat layar yang cukup besar bebentuk persegi empat menampilkan foto beberapa orang yang dipersilahkan untuk masuk ke ruangan, hal ini menandakan bahwa wawancara sudah dimulai. Jiyeon melihat mereka dengan langkah rapi dan wajah percaya diri masuk ke dalam ruangan yang memiliki pintu berukuran besar sendiri diantara yang lainnya.
"Mereka hanya menerima satu dari enam pegawai magang yang akan mereka pilih." Seorang yeoja disampingnya tiba-tiba saja membuka mulut, awalnya Jiyeon berpikir yeoja itu bicara dengan orang lain namun hanya mereka berdua yang berada di deretan kursi itu. Wajahnya tampak serius dan dari penampilannya Jiyeon dapat menebak betapa seriusnya wanita itu dengan pekerjaannya. Tipe yang disukai oleh perusahaan-perusahaan besar karena sifat profesionalnya.
"Aku dengar begitu." Balas Jiyeon, bingung harus menanggapi ucapan wanita itu.
"Jika kau tidak serius, kau harus memikirkan lagi peluangmu masuk ke perusahaan ini." Jiyeon melihat tatapan itu turun untuk menilai dirinya, yeoja itu sedang merendahkannya! Mungkin pakaian yang ia gunakan tidak serapi yeoja itu, namun ia tidak ingin berubah menjadi bukan dirinya hanya karena ingin disukai orang lain.
Jika ia melamar bekerja disini, mereka harus menerimanya memang karena ia mampu dan bukan karena masalah penampilannya. Jiyeon beberapa hari yang lalu mewarnai rambutnya dengan warna agak berani yaitu biru gelap dengan sedikit warna terang sebagai pemanisnya, namun hal itu tidak mempengaruhi sifat dan karakternya dalam bekerja.
Lagipula tidak ada tulisan tertulis tentang warna rambut dan perhiasan yang boleh dan tidak boleh ia gunakan.
"Aku serius."
"Aku banyak melihat orang sepertimu dan kau bisa lihat semua orang disini tidak ada yang berpenampilan berlebihan, jika kau berpikir untuk menarik perhatian para pewawan-"
![](https://img.wattpad.com/cover/280503682-288-k333418.jpg)