45. alumni

45 2 0
                                    

"Aduh anak aunty udah mau lahir ya? Nanti kalau udah lahir aunty beliin eskrim."

Liana tertawa, "Bener lo ya, awas lo bohong!"

"Cewe apa cowo, Li?" Naira bertanya.

"Cewek, insyaAllah."

Sedari tadi Naira mengusap usap lembut perut buncit Liana. Ia menduga duga anak Liana cewek karena selagi hamil Liana suka berdandan dan sangat menjaga kebersihan. Tak hanya Liana yang hamil, banyak dari mereka juga hamil namun tak sebesar Liana. Karena ada acara perkumpulan alumni, Liana menyempatkan diri untuk hadir ke acara karena hanya di adakan setahun sekali.

Sebuah buket besar diletakkan seseorang di meja Liana. Liana serta Naira kebingungan lantas mendongak melihat siapa yang datang. Pupil mata Liana membesar melihat kehadiran Gean sungguh membuat semua pasang mata terpukau.

Tanpa di persilahkan duduk, Gean duduk di kursi yang berhadapan dengan Liana. Kemudian salah seorang wanita berpakaian seksi mendekati dengan wajah cemberut.

"Sayang, kamu tadi ke mana kok aku di tinggal?"

Kedua alis Naira serta Liana menukik bersamaan. Gean pun terlihat menyembunyikan wajah dari wanita yang sedang berdiri di samping dengan gaya menyilangkan tangan di depan dada.

"Gean, pacar lo?" tanya Liana spontan.

Wanita yang bernama Amrina tersebut sedikit membungkukkan badan lantas tersenyum manis ke arah Liana serta Naira, "Gue Amrina Sanara. Pacar Gean."

"Pacar Gean yang ke delapan." Amrina menekan perkataannya yang dibalas tatapan takut dari Gean.

Liana tak bisa membendung tahan tawanya, "Gean, lo punya pacar berapa sih?"

"Puluhan kali. Amrina aja pacarnya yang ke delapan, belum mantan mantannya," timpal Naira sembari menyeruput kopi.

"Lo cantik banget, tsayy!" Puji Liana pada Amrina, gadis itu langsung tersipu malu. Siapa yang bilang tidak cantik kalau penampilan Amrina mengundang perhatian.

"Ah makasih, lo juga cantik."

"Lo nggak tau? Dia cewe yang ninggalin gua dan nikah sama cowo laen." Tunjuk Gean blak blakan menunjuk ke arah Liana namun arah matanya ke Amrina.

"Oalah, lo yang nikah duluan?" Amrina menutup mulutnya tak menyangka. Ia bertemu dengan mantan crush Gean waktu sekolah dulu.

Amrina bercerita, "Lo tau nggak, Gean patah hati banget waktu lo nikah sama laki lo. Dia ngelamun kaya orang nggak ada tujuan hidup di jembatan, udah gitu tengah malem. Dan itu pertama kali pertemuan gue sama Gean."

Ketiganya menyimak cerita namun sorot sedih mata Gean menjelaskan semuanya. Hatinya masih terluka. Melihat ekspresi Gean seperti itu, Amrina tak lagi melanjutkan cerita. Ia tak ingin Gean kembali mengingat masa lalu kelam.

Naira mengubah topik obrolan, "Gean, bentar lagi ponakan lo lahir."

"Aaaaa ponakan aku mau netas!" seru Amrina gembira.

Gean tersenyum simpul, "Ponakan gue, nanti gue beliin mainan se truk."

Mereka teralihkan pada pusat panggung yang dimana MC sudah menepuk nepuk mikrofon. Banyak pentas seni serta penampilan lainnya yang hadir memeriahkan acara. Tibalah acara berakhir, Liana menolak ajakan Naira untuk pulang naik mobil. Bukannya ingin menolak, tetapi Liana memang sering muntah jika naik mobil.

"Mau ikut gua balik apa kaga?"

Liana menggeleng pelan, "Nggak usah, gue nunggu laki gue jemput."

"Gue duluan ya, udah di tunggu." Naira berlari sembari melambaikan tangan.

Anata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang