Untuk kalian yang masih hidup, kalian pasti pernah mengalami sesuatu yang membuat kalian tak bisa mempercayai mata kalian sendiri.Mungkin kalian pernah melihat zebra mengendarai motor, mungkin kalian pernah melihat air hujan naik ke langit, atau mungkin kalian pernah melihat awan berbentuk tangan yang mengacungkan jari tengah pada kalian.
Semua itu memang terdengar tidak masuk akal, tetapi kemungkinan hal semacam itu terjadi sama sekali bukan nol.
Kebetulan, sekarang aku juga sedang mengalami pengalaman yang membuatku tak percaya dengan apa yang kulihat.
Aku tak ingat seperti apa prosesnya. Bangun pagi adalah hal yang sangat tidak biasa bagiku, tapi sekarang aku bangun di tempat yang tak biasa dan seranjang dengan orang yang tak biasa pula.
Perempuan yang masih tertidur lelap di sebelahku ini bernama Elicia. Dia adalah teman sekelasku sejak Sd, Smp, dan Sma. Setelah bertahun-tahun sejak kelulusan kami akhirnya bertemu kembali dan mengadakan reuni kecil, tetapi kenapa keadaannya malah jadi seperti ini?
Ada dua pertanyaan besar dalam kepalaku.
Kenapa dia tidak pakai celana?
Kenapa aku tidak pakai celana?
Seperti Donal Bebek, kami tidak memakai celana. Seperti Mickey Mouse, kami tidak memakai baju. Hanya selimut tebal hotel ini yang menutupi tubuh kami.
Sebenarnya apa yang telah terjadi sampai-sampai hidupku bisa mencapai titik ini? Mari kita putar kembali memori beberapa jam yang lalu.
***
Ini mungkin pertanyaan yang kurang cocok untuk mengawali sebuah cerita, tapi seperti apa kesan yang kau punya terhadap orang yang menyebut diri mereka 'agen mata-mata?'
Jika mendengar kata itu kalian mungkin akan mengingat film-film seperti Man in Black atau The King's Man atau malah film Johnny English yang lebih banyak kocaknya dibanding seriusnya. Kalian pasti sudah dimanjakan dengan aksi-aksi mereka dalam menyelidiki sebuah kejahatan serta adegan tembak-menembak yang anehnya jarang sekali kena.
Tapi tahukah kalian? Mata-mata yang sebenarnya tidak pernah melakukan adu tembak di tengah jalan, apalagi kejar-kejaran menggunakan mobil curian. Mata-mata yang sebenarnya lebih sering duduk di tengah keramaian kafe, memandangi jalan sembari sesekali mencuri pandang pada subjek pengawasan. Seorang mata-mata akan menikmati kopinya dengan cara yang amat tidak mengundang perhatian, dan pergi tanpa seorang pun menatapnya dengan curiga.
Yeah, sangat tidak mengesankan bukan? Jika yang seperti itu dijadikan film maka judul filmnya tak akan jauh-jauh dari Dua Jam Nggak Ngapa-ngapain, atau mungkin dengan sedikit sentuhan romansa, Menunggu....
Dan karena itulah, semua orang bisa menjadi mata-mata. Tentunya segala resiko harus ditanggung sendiri.
Satu-satunya keahlian khusus yang diperlukan seorang mata-mata adalah kesabaran. Ambil contoh diriku yang sudah tiga jam duduk di lantai dua sebuah kafe, menatap ke luar jendela hanya untuk menyadari bahwa sepasang pengantin baru yang duduk di kursi luar kafe seberang jalan masih terus melanjutkan obrolan penuh cinta mereka tanpa memperdulikan matahari yang akan segera terbenam.
Sudah tiga jam aku duduk di sini dan mengawasi mereka, sama sekali tidak mendapatkan apa-apa selain rasa sakit hati, kesemutan di pantat, dan bon tagihan untuk delapan gelas kopi hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURE
RomanceSuatu hari aku terbangun dan mendapati mantan pacarku telah menikah. Aku menstalking mantan pacarku dan tanpa sengaja bertemu dengan mantan pacar dari suami mantan pacarku yang ternyata adalah mantan teman sekelasku sekaligus cinta pertamaku. Ruwet...