Bekas luka

91 5 0
                                    

“Keluarlah, dia sudah pergi.”

Aku memang bisa mendengar suara motor Gemini menjauh jadi akhirnya aku bisa keluar dari gudang yang penuh peralatan kebun ini. Aku tak tahu apakah dia punya insting yang luar biasa tajam atau tidak, tetapi fakta bahwa dia mengunjungi rumah orangtuanya setiap hari untuk mencariku adalah sesuatu yang semakin membuatku cinta.

“Apa dia menanyakan sesuatu, Tante?”

“Sama seperti kemarin, dia tanya apa kau mampir ke sini atau tidak. Jawaban Tante juga sama, kau tak pernah datang kemari.”

“Terima kasih.”

Ini sudah hari keenam sejak aku pergi. Enam hari, tinggal beberapa belas jam sebelum waktu satu minggu yang dijanjikan selesai. Aku sangat yakin bahwa ini adalah enam hari paling berat sekaligus paling panjang dalam hidupku dan aku masih harus bersabar sedikit lagi. Ini benar-benar membuatku gila.

“Tapi Tante bilang yang aku pesan kan?”

“Tentu. Aku yakin dia punya alasan, teruslah mencari dan bersabar.”

Benar. Poin utamanya adalah agar dia terus mencari dan berjuang. Jangan menyerah, jangan mati. Sabarlah sayang, hanya tinggal beberapa jam lagi.

“Jadi, apa kau akan memberitahu Tante apa yang sebenarnya terjadi antara kalian?”

“Maaf Tante, aku benar-benar tak bisa jelaskan detailnya.”

Ini adalah perjanjian antara aku dan orang itu dan isinya benar-benar tak masuk akal sampai-sampai aku yakin tak akan ada yang mempercayainya. Bahkan setelah enam hari berlalu aku masih diliputi shock yang jenisnya tak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku bahkan setengah yakin apa yang kulihat malam itu hanyalah sebuah mimpi.

“Itu artinya kau masih bisa beritahu garis besarnya kan? Ayolah, Tante jadi benar-benar penasaran sekarang.”

Kurasa ada baiknya aku memberitahu Tante apa yang terjadi. Dia sudah begitu baik padaku dan tak keberatan membiarkanku tinggal di rumah ini. Tidak adil jika aku hanya mendapat kebaikannya tanpa membalas. Akhirnya aku pun memilih kata-kataku dengan hati-hati.

“Aku hanya merasa sudah melihat sisi lain dari Gemini.”

“Sisi lain? Maksudmu fetish kakak perempuan berkacamata favoritnya?”

“… Apa?”

“Bukan apa-apa, silahkan lanjutkan.”

Apa sebenarnya fetish kakak perempuan berkacamata? Aku harus cari tahu hal itu nanti.

“Pokoknya, aku melihat sesuatu yang benar-benar tak pernah kubayangkan darinya. Sesuatu yang benar-benar aneh. Itu benar-benar merubah pandanganku terhadapnya.”

Awalnya kukira Tante akan terus menekanku untuk menjelaskan lebih jauh tapi ternyata dia lebih diam dari dugaanku. Saat aku melihat ke arahnya, aku sadar bahwa Tante tampaknya mengerti tentang keadaan putra semata wayangnya itu.

“Dia aneh? Begitu rupanya….”

“Begitu apanya, Tante?”

“Ini cerita yang tidak mengenakkan, Elicia. Jika mendengar ini kamu mungkin akan takut, mungkin juga kamu akan minta putus dengannya. Tante tak mau itu terjadi.”

“Kurasa sebagai pacar dan… ehm, calon istrinya, aku berhak tahu apa yang terjadi. Bukannya lebih baik kami putus sekarang dibanding bercerai di masa depan?”

“Kamu benar-benar pintar bicara ya? Tapi ini benar-benar cerita sensasional, bahkan menakutkan. Apa kamu yakin wajah gantengnya itu akan tetap memikatmu setelah tahu ini?”

AZURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang