Chapter 29

5K 770 199
                                    

Perlahan Dokja mulai membuka matanya. cahaya masuk dari cela cela gorden. Seujar tubuhnya terasa sakit. Tubuhnya penuh dengan balutan perban. Dokja kemudian menatap ke depannya. Di depan, Jonghyuk tampak tertidur dengan tenang.

Ah...

Dirinya pasti tertidur di kamar pria itu lagi. Dokja menatap lemah ke arah. Wajah yang tertidur dengan tenang.

Kenapa?

Dokja meraih wajah Jonghyuk dengan tangan yang penuh dengan balutan perban. Kenapa? Kenapa begitu melihat wajah pria ini membuat hatinya menjadi sedih? Dadanya terasa sangat sakit.

Mengapa setiap melihat wajahnya terdapat kerinduan yang begitu besar.

Mengapa?

.
.
.

"Plott-"

"Kim Dokja" tiba tiba mata Jonghyuk terbuka dan menahan tangan Dokja yang menyentuh pipinya

"Aaa... Maaf, apa aku membangunkanmu?" Dokja tersentak kaget begitu dirinya kembali sadar dengan lamunannya

Jonghyuk menatap dalam Dokja sambil menggenggam tangan yang menyentuh pipinya

"Kim Dokja, apa kau baik baik saja? Apa ada yang sakit?" Tanya Jonghyuk dengan nada penuh kekhawatiran. Dokja tertegun kecil dan menggeleng

"Tidak ada... Aku baik baik saja" balas Dokja tersenyum kecil

Namun Jonghyuk hanya terdiam dan meraih pipi Dokja, membuat pria itu kaget sekaligus bingung. Mengapa pria itu mengusap pipinya

"Kalau begitu mengapa kau menangis?" Tanya Jonghyuk yang langsung di balas dengan tatapan kebingungan dari Dokja.

Aku?? Menangis?

Dokja meraih pipinya dan benar... Pipinya basah karena air mata yang terus mengalir dari matanya. Dokja melebar gemetar, mengapa... Dirinya menangis?

"Ehh?.... Kenapa.. aku menangis?" Tanya Dokja dengan tawa kecil, namun matanya tetap mengalirkan air mata yang begitu pilu

Jonghyuk menarik Dokja menuju pelukannya. Perlahan tangis Dokja pecah dan terdengar isakan kecil di kesunyian pagi.

.
.
.

Sekitar 5 menit, akhirnya tangisan Dokja mereda. Dokja menarik dirinya dari pelukan Jonghyuk dan hanya menatap sayu. Bawah Matanya terdapat kantung hitam yang cukup tebal.

"Maaf, aku harus membasahi pakaianmu" ucap Dokja tertawa kecil merasa bersalah. Jonghyuk menggeleng kecil menganggapinya

"Tunggu sebentar, akan ku ambil sesuatu" gumam Dokja membuka Dimensi penyimpanannya. Namun saat tangannya menggapai, tiba tiba sesuatu yang besar dengan cepat keluar dari Kantung dimensi dan menghantam kuat kepala Dokja

"Ugh!!" Dokja memegang kepalanya yang sedikit pusing karena tumbukan tadi.

"Kim Dokja?! Ada apa?" Tanya Jonghyuk mendekat.

"Sesuatu keluar dan menabrak kepalaku dari kantung dimensi" gumam Dokja menggeleng geleng kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing.

Inteks Dokja kemudian terfokus pada telur putih yang berukuran sebesar pelukannya

"Tunggu! Ini telur yang waktu itu! Ukurannya menjadi semakin besar" ucap Dokja berbinar penasaran. Saat dirinya mencoba menggapai telur itu,  tiba tiba sebuah gerakan kecil terlihat dari telur

"Woahh Yoo Jonghyuk! Dia bergerak!" Teriak Dokja girang menarik narik lengan Jonghyuk. Jonghyuk menatap Dokja yang terlihat ceria sambil menarik narik lengannya. Namun inteksnya kemudian teralih ke telur saat mendengar suara retakan

3 Cara Bertahan Hidup di Kediaman DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang