Chapter 9

8.4K 1K 89
                                    

Hucc-- panas--

Tubuhku panas seperti terbakar. Kepalaku tidak bisa berpikir jernih, seluruh pandanganku hanya sebuah ruang cube yang besar da kosong. Dan disana, sebuah kegelapan(?) dengan sepasang sayap legam di punggung dan tanduk di kening. Meski wajahnya tidak jelas, aku jelas bisa melihat sepasang siluet merah yang menatap tajam kearahku dengan seringainya

Tubuhku tak bisa berhenti gemetar. Udara di dalam cube tampak berbeda, membuat diriku susah bernafas.

Panas... Ini sangat panas dan tidak nyaman

Aku tidak bisa menahan panas ini, aku membutuhkan sesuatu yang dingin, jika tidak aku akan menggila saat ini juga.

Namun sosok buram itu mendekat. Aku tidak tau tapi aku merasakan ketakutan yang besar. Badanku tidak bisa berhenti gemetar, tiba tiba seluruh tenagaku menhilag dan aku terjatuh.

Dia terus mendekat. Badanku semakin memanas

Tidak.. jangan mendekat!!

Dia mendekat, mencoba untuk meraih tubuhku. Aku ketakutan. Mencoba untuk merangkak pergi dengan semua tenaga yang tersisa. Namun sesuatu yang besar dan panjang menahan kaki dan pinggangku. Aku tidak tau apa apa lagi

Aku takut. Aku menangis. Badanku merinding, badanku semakin memanas. Aku mencoba melepaskan diri. Hingga kegelapan itu mulai meraba tubuhku.

Tidak! Jangan menyentuhku! Jangan menyentuhku!!

Aku memberontak, ketakutan dan kegelisahan membanjiri diriku. Dia terus menatapku dan semakin melebar seringainya. Mata itu membuatku takut

Terus ku coba meronta ronta dan mendorong, namun yang ku gapai hanyalah kekosongan yang tidak jelas.

Tidak!! Jangan.. kumohon siapa saja selamatkan aku!

Aku takut. Namun sentuhan itu terasa dingin. Aku tidak menginginkannya. Tapi tubuhku berkata lain.

Kumohon bangunkan aku dari mimpi buruk ini!!!!

Siapa saja

Kumohon

Kumohon

Siapa saja

Hiks. Aku takut........

_________

"--ja"

"-kja"

"Dokja"

"Dokja-yaa!!"

"HAHHH!!"

Dokja terbangun keras, dirinya mengambil nafas banyak. Disamping terdapat Oka yang sedikit menangis sambil memegang tangannya. Dokja perlahan mulai mendapatkan kembali pikira dan kesadarannya. Terlihat matanya yang sudah berlinang air mata penuh ketakutan

Dokja langsung bangkit dan langsung dipeluk oleh Oka. Dokja tidak tau apa apa, namun dirinya mulai mengeluarkan isak kecil di pelukan Oka. Oka mengelus punggung Dokja dengan lembut

"Itu menakutkan" gumam Dokja kecil di tengah tengah isaknya

______

Setelah Dokja kembali tenang, dia bisa sadar bahwa dirinya kini berada di kamarnya.

"Apa yang terjadi?"

"Aku juga tidak tau. Aku tidak melihat keberadaanmu dimana mana, jadi aku memutuskan untuk mencari. Khawatir jika kau tersesat di suatu tempat. Namun yang ku temukan... Kau yang di gendong oleh Tuan" Oka melirik cemas. Dokja langsung merinding saat mendengarnya. Jika diingat ingat, sebelumnya dia memukul kepala tuannya sendiri dengan keras. Apa dia akan baik baik saja?

3 Cara Bertahan Hidup di Kediaman DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang