3.

690 104 5
                                    

Warning : ooc, typo,
Bahasa tidak baku.

X

Cuaca sedikit buruk akhir-akhir ini. Sebelum pergi Hinata melirik laporan cuaca pada ponsel miliknya.

Berawan dan gerimis.

Sejak Hinata memulai karirnya sebagai seorang streamer, ia jarang melangkahkan kakinya keluar rumah, ia bahkan lupa dimana terakhir kali meletakan payungnya.

Melihat kearah jendela, sebuah awan tebal menutupi langit. Namun Hinata berpikir jika hujan tidak akan turun secepat itu, dan Hinata memutuskan menyerah untuk mencari dimana payungnya berada.

Sebagai hasilnya, segera setelah Hinata sampai pada stasiun kereta, dia melihat jika hujan turun dengan deras diluar, dan orang-orang tersedak oleh air hujan yang mengalir masuk dari giginya yang terbuka.

Darimana yang gerimis, itu jelas hujan yang lebat. Hinata berpikir jika ia tidak seharusnya selalu mempercayai ramalan cuaca.

Beruntung bagi Hinata, pintu gerbang mall hanya berjarak 50 meter darinya. Hinata berlari setelah meletakan buku diatas kepalanya.

•°•

Hinata menepuk bajunya yang terkena tetesan air hujan, dan seorang penjaga pintu melihatnya dari jauh dengan kerutan didahinya.

Mobil mewah dengan pelan berjalan diluar pintu. Hitam dan mengkilat, bahkan air hujan yang menetes seperti berlian, Sangat mencolok hingga orang lain tidak bisa tidak mengalihkan pandangannya.

Penjaga pintu dengan tiba-tiba mengubah ekspresi wajahnya dengan aneh, dan berjalan kearah mobil itu dengan sebuah payung.

Seorang wanita keluar dari pintu mobil. Dihari yang dingin seperti ini, wanita itu hanya menggunakan pakaian tipis. Payung itu terlalu rendah hingga menutupi wajahnya, dan dia sepertinya menggendong seorang anak kecil ditangannya.

Hinata melihat kebelakang dan menaiki sebuah elevator ke lantai tertinggi mall ini dengan tas yang berisi laptop, dan mendorong pintu kaca sebuah toko yang Hinata ingat dipikirannya.

Mungkin karena hujan, tidak banyak orang didalam toko, tetapi Hinata masih tidak terbiasa dengan hal itu. Semakin banyak orang, semakin gugup dirinya. Hinata telah hidup menjauh dari keramaian dua tahun terakhir ini, dan membuatnya menjadi sedikit enggan berinteraksi dengan orang lain.

" Hanya itu... Itu terkena air jeruk, dan mati. Aku tidak bisa menyalakannya pagi ini "

Hinata mengatakan apa masalah yang ia alami kepada penjaga toko. Pria penjaga toko itu mengambil laptop Hinata dan mulai mengeceknya dan mengatakan itu bisa diperbaiki tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 3 atau 4 jam.

" Tidak masalah, jika itu bisa diperbaiki "

Hinata akhirnya bisa bernafas lega setelah mendengar jika laptopnya bisa diperbaiki. Ia masih bisa membayar biaya perbaikan, tetapi jika membeli yang baru itu sedikit susah.

" Kalau begitu kau bisa kembali lagi saat sore "

Penjaga toko itu memberi Hinata sebuah kertas catatan kecil, dan Hinata berterima kasih sebelum ia berkeliling untuk menghabiskan waktu.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang