Disaat Hinata berjalan keluar, ia mendengar Sasuke berbicara dengan seseorang diruang kerja nya.
Sasuke minum terlalu banyak selama dua hari terakhir, dan ketika dia sadar, dia mengatakan bahwa kepalanya sakit, lelah, dan mual. Dia memutuskan untuk berhenti pergi kekantor dan bekerja dari rumah. bahkan siapapun yang ingin bertemu dengannya, Sasuke menyuruhnya datang ke rumah, dan menggunakan video call untuk rapat.
Dalam dua hari terakhir, banyak orang yang berlalu-lalang, datang dan pergi dari waktu ke waktu. Dan Hinata sering mendengar omelan-omelan Sasuke dari dalam ruang kerjanya. Seseorang yang masuk kedalam ruangannya pasti akan keluar dengan ekspresi ketakutan dan mereka selalu menundukkan kepalanya.
" Aku telah memberi mu banyak kesempatan. Dan kesabaran ku sudah diambang batas. Kau tidak bisa memenuhi persyaratan ku. Jika kau tidak bisa memenuhinya, aku akan meminta orang lain melakukan nya, dan Kau tidak perlu lagi datang bekerja besok, keluar "
Saat melewati ruang kerja Sasuke, Hinata mendengarkan kata-kata Sasuke. Dan disaat ia hendak pergi, pintu ruangan Sasuke terbuka. Seorang pria paruh baya keluar dengan wajah kusut dan setumpuk kertas ditangannya. Dia berjalan tergesa-gesa sambil menundukkan kepalanya.
Meski hanya pertemuan singkat, Hinata mengingatnya. Ia pernah bertemu pria ini sebelumnya disaat ia mengantarkan Akito. Fuu pernah mengatakan bahwa pria paruh baya itu adalah orang yang baik, hanya saja penelitiannya tidak berjalan dengan semestinya. Memakan begitu banyak waktu dan dana.
Dan sepertinya Sasuke sudah lelah untuk memberikannya kesempatan lagi.
Hinata melirik pintu yang tertutup, dan samar-samar dia mendengar suara Fuu dari dalam.
" Jangan marah, tenangkan dirimu. Pasti ada cara lain "
Takut akan menyentuh emosi buruk dan amarah Sasuke, dengan diam dan cepat Hinata kabur dari depan ruangan Sasuke. Seperti tikus kecil dengan gerakan lincah.
•
Ponsel Hinata tiba-tiba berbunyi. Dan tulisan ibu muncul dari layarnya. Hinata tidak tahu apa yang merasuki ibunya. tetapi dengan inisiatif yang luar biasa, ibunya menghubunginya terlebih dahulu dan mengatakan apakah dia ingin melakukan panggilan video Dengan anaknya, Natsuki.
Sungguh, Hinata tidak tahu mengapa ia bersikap begitu baik. Tetapi selama ia bisa melihat anaknya, entah itu foto, video, atau panggilan telefon, ia merasa begitu senang. Dan Hinata tidak ingin peduli dengan niat asli nya.
Orang-orang akan bersemangat disaat ia merasa bahagia. Hinata memakan semangkuk disiang hari, dan menunggu sore hari datang.
Ketika sore hari datang, Hinata dengan bahagia pergi ketempat yang ditunjukan oleh ibunya.
Kali ini, alih-alih membuat janji di kafe, dia meminta bertemu dirumah makan keluarga tradisional. Didalam toko itu ruangan terpisah-pisah dengan ukuran 8 tatami. Jika melihat keluar, daun-daun kuning yang mulai berguguran terlihat, menandakan musim gugur telah tiba. Begitu tenang dan sangat cocok untuk mengobrol.
" Bagaimana kabar mu akhir-akhir ini ? "
Hikari dengan dress putihnya dan jaket dengan bahan kain kasa terlihat begitu santai. Rambutnya tergerai memanjang. Dia mengambil bubuk teh hijau kedalam mangkuk, menuangkan air panas, mengambil pengocok tradisional, dan mengocoknya hingga bisa putih terlihat.
" Sangat baik "
Hinata tidak tahu apa-apa tentang tata cara membuat teh tradisional seperti itu. Hikari membuat teh itu untuknya, menyerahkan nya kepada Hinata.
" Bagaimana perlakuan Sasuke kepadamu ? "
Hikari kembali mengambil mangkuk dan melalukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
Fiksi PenggemarRATE : Semi M, T+ Hyuga Hinata, adalah seorang patissier berbakat. daripada memperjuangkan hak nya sebagai seorang patissier terkenal, ia justru mengunci dirinya dan menggantungkan hidupnya kepada siaran langsung dari sebuah platform berbagi video. ...