" Um, ya, aku ibumu. Kamu…apakah Kamu adalah, Natsuki ? "Omong kosong macam apa yang dia tanyakan ? Hinata ingin mengutuk dirinya sendiri.
" Iya, Nama ku Natsuki, ibu "
Natsuki berkata dan mengubah postur tubuhnya. Kamera hanya memotret wilayah dadanya selama beberapa detik, namun segera kembali ke wajahnya. Kali ini dia sedikit menjauh dari kamera, sehingga Hinata bisa melihat seluruh bagian wajahnya.
" Apa yang sedang kau lakukan ? "
Anak itu bertanya kepada dengan rasa ingin tahu kepada Hinata, seolah mencoba keluar dari layar dan langsung mendatanginya.
" Aku sedang minum teh bersama nenek "
Hinata menunjukkan sebuah mangkuk teh di depannya, dan mengambil gambar sekeliling.
Ketika kamera mengarah kepada Hikari yang sedang minum teh dengan mangkuk teh, Natsuki melihatnya dan memanggilnya dengan keras.
" Nenek ! "
Hikari bergerak, lalu mengangkat kepalanya dan memberinya senyuman
" Natsuki yang manis, bagaimana sekolah mu"
" Baik! "
Setelah itu, Natsuki menyanyikan dua lagu anak-anak untuk Hinata, dan membacakan beberapa puisi untukmya. Setengah jam kemudian, dia berkata dia harus mengerjakan pekerjaan rumahnya dan mengucapkan selamat tinggal.
" Tidak bisakah… tidak bisakah kita mengobrol lebih lama lagi ? "
Telepon semakin panas, tetapi Hinata masih enggan untuk menutupnya. Walaupun tanpa harus berbicara pun, cukup letakkan ponsel itu di sebelahnya dan biarkan dirinya mengamati anaknya sedikit lebih lama lagi.
Natsuki mengerucutkan bibirnya dan tampak gelisah. Hikari tiba-tiba membungkuk dan mengambil telepon itu dari tangan Hinata.
Tanpa sadar Hinata ingin mengambilnya kembali, dan begitu dia berdiri, ia mendengar ibunya berkata di telepon.
" Kerjakan PR mu " Lalu dia meletakkan teleponnya kembali ke tasnya dengan rapi.Hinata duduk kembali dengan putus asa. Emosi rumit berkecamuk didalam hatinya. kegembiraan, kebahagiaan, dan rasa dirinya yang terlahir kembali itu bagaikan sehelai rumput yang akarnya terpotong disaat telepon itu tertutup.
Hikari menambahkan sedikit air mendidih ke sisa teh didalam mangkuknya, menyesapnya dua kali dan berkata.
" Kau mengobrol begitu sangat bersemangat. tapi apakah kau sudah berpikir tentang bagaimana cara menjemputnya kembali dan bagaimana caranya kau bisa tinggal bersamanya ? "
Hinata benar-benar telah memikirkannya. sesungguhnya ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keberadaan Natsuki kepada Sasuke. pria itu bahkan menolak gagasan memiliki anak dengannya, dan jika dia tidak mau mengakui Natsuki..
Maka dirinya akan…
" Bolehkah aku bercerai ? "
Tanya Hinata kepada ibunya.
Hikari terdiam di sana memegang mangkuk, menatap Hinata seolah dia sedang melihat katak yang bisa mekar atau batu yang menari, penuh keheranan dan ketidakpercayaan.
" Kau tidak mencintai Sasuke ? Tidak, kau benar-benar tidak memiliki perasaan apapun kepadanya ? "
Hikari tidak mengerti apa yang Hinata pikirkan, dia bekerja keras sepanjang hidupnya, berjuang agar bisa menjadi bagian dari kalangan atas, menghabiskan dan mempertaruhkan segalanya hanya demi memperjuangkan gelarnya sebagai istri dari seorang konglomerat. Yang hanya ada di benak Hikari adalah Hinata yang dengan mudah mendapatkan gelar ini tidak seharusnya berbicara tentang hal seperti itu. Melewatkan kesenangan dan kemudahan hidup yang tidak seharunya ia lewatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionRATE : Semi M, T+ Hyuga Hinata, adalah seorang patissier berbakat. daripada memperjuangkan hak nya sebagai seorang patissier terkenal, ia justru mengunci dirinya dan menggantungkan hidupnya kepada siaran langsung dari sebuah platform berbagi video. ...